45 Menit Terakhir Patrick Lawler

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

45 Menit Terakhir Patrick Lawler

Patrick Lawler, seorang pria berusia 73 tahun, terkulai lemah. Penyakit kanker prostat membuatnya tak berdaya di usia tuanya. Sehari-harinya, ia hanya terbaring di tempat tidur kamarnya, dengan segala alat bantu menempel di tubuhnya; menantikan ajalnya tiba.

Lawler kemudian merasakan kematiannya sudah semakin dekat. Karenanya, ia mengajukan permintaan terakhir pada cucu perempuannya, Kayleigh Lawler Carson. Lawler berkata pada cucunya tersebut bahwa ia ingin bertemu dengan pemain Manchester United sebelum ajal menjemput.

Permintaan tersebut tentunya bukan hal yang mudah. Kayleigh tak memiliki akses untuk meminta para pemain United menjenguk kakeknya ini. Ia sampai membuat akun Twitter untuk me-mention kapten Manchester United, Wayne Rooney, dan mantan bek Man United, Rio Ferdinand, agar keinginan sang kakek bisa terwujud, hanya saja tak dihiraukan. Akun resmi Manchester United pun tak lupa ia kirim pesan, tapi tetap tak ada balasan. Ia juga mengirimkan surel pada MUFC Foundation, walaupun tetap saja tak ada respon.

Kayleigh pun tak kehabisan akal. Ia mengunggah foto dirinya bersama sang kakek yang terbaring di tempat tidurnya, dengan harapan keinginan sang kakek untuk bertemu pemain United bisa terwujud.



Social Media kemudian menunjukkan kekuatannya. Postingan Kayleigh di Facebook menjadi viral di dunia maya. Lebih dari 1000 akun membagi ulang postingan Kayleigh tersebut. Hingga akhirnya postingan tersebut, seperti yang dilaporkan Independent, dilihat oleh sepupu winger United, Jesse Lingard.

Kemudian tiga hari berselang, Lingard pun mendatangi kediaman Lawler yang terletak di Wythenshawe, Manchester. Ia tak sendirian. Lingard datang bersama tiga penggawa United lain, yakni Marcus Rashford, Ashley Young, dan Timothy Fosu-Mensah. Kedatangan keempat pemain United ini sebagai bentuk solidaritas mereka secara pribadi, bukan instruksi dari manajemen United.

Ketika keempatnya datang, Lawler memang sudah lemah tak berdaya. Di atas tempat tidur, Lawler, yang menggunakan seragam Manchester United, terbaring. Ia sudah tak sadarkan diri. Ia tak sempat berbicara, bahkan tak melihat para pemain United yang datang tersebut. Padahal, hal itu merupakan keinginan terakhirnya.

Beberapa pemain United sempat mengobrol sejenak di dekat Lawler. Pada sebuah foto yang diunggah Kayleigh, terlihat Lingard sedang menulis di secarik kertas sebagai pesan untuk Lawler jika Lawler terbangun nantinya. Ia juga memberikan kenang-kenangan untuk keluarga Lawler, menandatangani baju Manchester United.

Kedatangan keempat pemain United ini tentu menyenangkan keluarga Lawler. Mereka berharap, setelah kedatangannya empat pemain United ini, Lawler bisa segera pulih, setidaknya mewujudkan apa yang diinginkan sang kakek, Patrick Lawler.

Namun takdir berkata lain. Ternyata, 45 menit setelah kedatangan empat pemain United ini, merupakan 45 menit waktu hidup terakhirnya. Ya, dalam 45 menit setelah jengukan empat pemain United, Lawler menghembuskan nafas terakhir.

Tapi setidaknya, empat pemain United tersebut sempat berada di dekat Lawler, yang dikenal sebagai pendukung sejati Manchester United sepanjang hidupnya. Tentunya hal tersebut diharapkan bisa membuat Lawler meninggalkan dunia ini dengan lebih damai karena keinginannya sempat terwujud.

Sekarang, beristirahatlah dengan tenang, Patrick Lawler.

Komentar