Sekilas Cerita di Balik Lagu Tema Liga Champions

Cerita

by Redaksi 33 29133 Pilihan

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Sekilas Cerita di Balik Lagu Tema Liga Champions

Setiap kompetisi selalu berisikan sebuah lagu tema (anthem) di dalamnya. Begitu juga Liga Champions UEFA, kompetisi yang mempertemukan klub-klub juara Eropa. Kompetisi yang dibentuk sejak 1992 ini, memperbarui kompetisi European Cup yang sudah berlangsung sejak 1955 ini, memiliki anthem-nya sendiri.

Anthem dari Liga Champions Eropa ini merupakan hasil dari gubahan Tony Britten, komposer asal Inggris yang juga merupakan lulusan dari Royal College of Music. Pada 1992, ketika European Cup berganti nama menjadi Liga Champions Eropa, UEFA meminta Tony untuk mengaransemen lagu gubahan George Frideric Händel, komposer asal Jerman, berjudul Zadok the Priest.

Lagu Zadok the Priest adalah lagu gubahan Händel yang ia mainkan saat acara penobatan mahkota Raja George II pada 1727. Usai dimainkan dalam acara penobatan Raja George II, lagu ini juga kerap dimainkan oleh kerajaan Inggris setiap acara penobatan mahkota raja, dan dikenal sebagai lagu patriotik dari Inggris.

Tony mengaransemen bagian-bagian yang cukup kuat dari lagu Zadok the Priest tersebut, dan menambahkan tune-tune nya sendiri dalam lagu tersebut. Hasilnya adalah anthem Liga Champions Eropa yang kita kenal sekarang. Lagu-lagu yang kerap kita dengar sekarang, baik sebelum maupun sesudah pertandingan Liga Champions Eropa, adalah hasil dari rekaman yang dimainkan oleh Royal Philharmonic Orchestra, dan dinyanyikan oleh paduan suara dari Academy of St. Martin in The Fields. Rekaman dilakukan di London.

Inilah versi dari anthem Liga Champions Eropa yang begitu kenal sekarang. Versi ini hasil gubahan dari Tony Britten pada 1992. Lirik lagu ini mengandung tiga bahasa resmi UEFA: Inggris, Perancis, dan Jerman.

Anthem dari UEFA ini sudah menjadi lagu wajib jelang pertandingan Liga Champions digelar. Terkhusus untuk pertandingan final, anthem ini dinyanyikan live dan lirik yang digunakan menyesuaikan bahasa tempat pertandingan final dilangsungkan.

Versi-versi spesial dari anthem Liga Champions Eropa ini juga pernah ditampilkan oleh Andrea Bocelli, penyanyi asal Italia, dalam laga final di Roma pada 2009 dan Milan pada 2016, serta Juan Diego Florez, penyanyi asal Peru, dalam laga final di Madrid pada 2010. Versi spesial dari anthem ini juga pernah ditampilkan oleh All Angels, grup vokal dari Inggris pada laga final di Wembley pada 2011 dan 2013.

Jonas Kaufmann dan David Garrett, dua musisi asal Jerman, pun pernah memainkan versi spesial anthem ini dalam laga final di München pada 2012. Mariza, penyanyi asal Portugal, juga memainkan versi spesial anthem ini dalam laga final di Lisbon pada 2014.

Meski lagu ini begitu sakral di Liga Champions, tapi sempat terjadi kasus yang mencuat pada 2015 ketika teriakan boo dilancarkan oleh pendukung Manchester City. Ketika itu, The Citizens menjamu Sevilla dalam pertandingan fase grup Liga Champions Eropa 2015/2016.

Boo ini dilakukan oleh para pendukung City sebagai bentuk protes mereka atas keputusan UEFA yang menjatuhkan sanksi kepada Manchester City yang dinilai melanggar aturan Financial Fair Play. Suporter City menganggap hal ini sebagai sebuah kerugian karena The Citizens menjadi sulit untuk mendapatkan pemain berkualitas. Boo-ing City sudah berlangsung selama setahun lebih, dan baru saat pertandingan melawan Sevilla kejadian ini dilaporkan oleh pengawas pertandingan ketika itu, Geir Thorsteinsson.

Akibat dari boo ini, saat itu suporter City sempat terancam sanksi, meski pada akhirnya lolos dari hukuman setelah UEFA memutuskan untuk menutup kasus ini. Namun, dari apa yang UEFA lakukan, terlihat bahwa mereka begitu melindungi kehormatan dari lagu ini, meski lagu ini bukan murni ciptaan mereka sendiri.

Baca Juga: Awas, Jangan Mencemooh Lagu Liga Champions!

**

Lagu ini sampai sekarang masih bergema di setiap pertandingan Liga Champions yang kita saksikan, menemani dalam menonton Liga Champions Eropa setiap dini hari. Unsur klasik yang begitu kental dalam lagu ini membuat lagu ini terasa enak untuk didengar, karena musik-musik klasik biasanya bersifat everlasting, dan mampu dinikmati dari masa ke masa.

Komentar