Lambang Mahkota Madrid Itu Bukan Isapan Jempol Belaka

Berita

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Lambang Mahkota Madrid Itu Bukan Isapan Jempol Belaka

Pada 1920, Madrid Club de Futebol mendapatkan gelar kehormatan berupa penambahan kata “Real” di depan nama mereka. Gelar kehormatan itu diberikan langsung oleh Raja Spanyol ketika itu, Raja Alfonso XIII, dan bersamaan dengan tersematnya gelar tersebut, mahkota pun langsung menempel di atas simbol Madrid Club de Futebol.

Sebenarnya, ada juga beberapa klub lain yang mendapatkan gelar kehormatan serupa seperti Madrid, yaitu Real Betis dan Real Sociedad. Namun, entah kenapa simbol mahkota di atas lambing Madrid terasa lebih berkilauan, sekaligus juga penanda sebuah kekuasaan, terlepas dari Madrid yang memang pernah menjadi alat kekuasaan dari diktator Spanyol, Jenderal Franco.

Baca Juga: Menyoal Gelar Nama Real dan Mahkota di Kesebelasan Liga Spanyol

Dalam laga Piala Super Eropa Rabu (10/8) dini hari, mahkota itu kembali menunjukkan silaunya. Menghadapi Sevilla di Lerkendal Stadium, Madrid mengalahkan tim asal Andalusia tersebut dengan skor 3-2. Hal ini sekaligus menjadi pelengkap sekaligus pembuka awal musim yang manis bagi Los Blancos setelah meraih gelar Liga Champions Eropa musim 2015/2016.

Di pertandingan tersebut, Sevilla, meskipun lebih banyak menguasai bola (54% berbanding 46% milik El Real), mereka tidak mampu masuk ke pertahanan Real Madrid yang dikawal Sergio Ramos dan Raphael Varane. Tercatat, mereka hanya mencetak tujuh tembakan, dengan tiga tembakan on goal dan empat tembakan off goal.

Bedakan dengan Madrid yang meski menguasai bola lebih sedikit, mereka mampu mencetak tembakan lebih banyak, yaitu 20 tembakan, dengan 13 tembakan on goal dan tujuh tembakan off goal. Selain itu, yang menjadi menarik adalah bagaimana Madrid benar-benar memanfaatkan sayapnya dalam pertandingan tersebut.

Sejak musim 2015/2016, ketika mereka berhasil meraih Undecima, Madrid memang sudah terkenal mampu memanfaatkan sayapnya dengan baik. Diperkuat oleh pemain-pemain yang dominan bermain di sayap, seperti Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale, serta fullback yang kerap naik membantu serangan seperti Marcelo dan Dani Carvajal, sayap Madrid ini menjadi salah satu sayap yang cukup berbahaya di Eropa.

Dalam pertandingan kemarin, hal itu terlihat kembali. Berdasarkan catatan dari Whoscored, serangan Madrid acap kali dilakukan lewat sayap. Sebanyak 43% serangan dilakukan dari sayap kanan, sedangkan 39% serangan dilakukan dari sayap kiri. Hal ini pun berbanding lurus dengan total umpan silang yang mereka lakukan dalam pertandingan tersebut, yaitu 30 kali.

Lewat permainan sayap inilah mereka meneror pertahanan Sevilla kemarin. Terlepas dari gol Marco Asensio yang dicetak lewat tembakan jarak jauh, gol dari Sergio Ramos dan Dani Carvajal lahir dari permainan di sayap. Alhasil, dengan keunggulan ini mereka berhasil mengalahkan Sevilla, yang pada 2014 juga pernah mereka kalahkan dalam ajang yang sama dengan skor 2-0.

Dengan Madrid yang meraih Piala Super Eropa, setidaknya, meski mereka gagal merengkuh trofi La Liga musim lalu, mereka tetap menjadi juara di Eropa lewat gelar Liga Champions Eropa dan Piala Super Eropa, sekaligus membuktikan bahwa mahkota yang ada di lambing klub mereka tersebut bukan hanya hiasan dan isapan jempol belaka.

Komentar