Piknik Mahal Tapi Menyenangkan Paul Pogba

Cerita

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Piknik Mahal Tapi Menyenangkan Paul Pogba

“Kayaknya kamu kurang piknik deh. Liburan sana, gih,”

Secuil ucapan tersebut adalah apa yang pernah seorang teman saya ucapkan kepada saya pada suatu waktu, suatu masa ketika diri saya ini sedang dilanda sebuah kemumetan hidup dan begitu mudah untuk meluapkan emosi. Ia berujar kepada saya bahwa saya menderita apa yang disebut sebagai kurang piknik. Akhirnya, teman saya tersebut menyuruh saya untuk liburan agar pikiran menjadi lebih segar.

Kurang piknik memang adalah istilah yang sedang menjadi tren belakangan ini, merujuk kepada seseorang yang kerap dilanda kemumetan hidup, kelihatannya tidak selow, ataupun mudah meluapkan emosinya dalam keadaan apapun. Kalau gejala-gejala ini terjadi pada anda, mungkin saja anda adalah orang yang kurang piknik.

Tapi, jujur, setelah saya berlibur untuk sementara, meluaskan pandang dan pikiran dengan berkunjung ke tempat yang baru, mengalami hal yang baru, entah kenapa saya seperti mengalami sebuah proses katarsis, pembersihan diri dari kemumetan hidup yang sempat menguasai jiwa dan raga. Ketika kembali dari berlibur, saya menjadi lebih fresh dan siap untuk menghadapi pekerjaan yang bertumpuk.

Berlibur memang memiliki manfaat positif bagi tubuh. Berbagai penelitian yang sudah dilakukan oleh ahli-ahli psikologi dari universitas-universitas di luar negeri kebanyakan menunjukkan hasil bahwa liburan dapat memberikan kesehatan mental, sekaligus suntikan kreativitas baru karena pada saat liburan, seseorang dapat melakukan refleksi diri sekaligus juga menenangkan diri untuk sementara dari aktivitas kerja yang seolah datang tanpa henti.

Hal yang sama juga mungkin dirasakan oleh Pogba, yang sempat mengalami masa kurang piknik ketika remaja dahulu

Masa-Masa Pogba yang Merasa Bahwa Dirinya Kurang Piknik

Ketika usianya masih remaja, Pogba memutuskan untuk pindah ke Manchester United dari Le Havre (tempat pemain-pemain kenamaan berasal). Ia pun bergabung bersama United U-18, dan naik tingkat masuk tim United U-21 pada 2011. Melihat kemampuannya yang cukup menjanjikan, manajer United kala itu, Sir Alex Ferguson, akan memberikannya kontrak tiga tahun dengan opsi perpanjangan satu tahun.

“Kami sudah mempersiapkan kontrak tiga tahun ditambah dengan opsi perpanjangan satu tahun.” ujar Fergie pada kisaran 2015 lalu kepada Daily Express.

Namun, Pogba, yang melihat bahwa ia akan sulit untuk mendapatkan jam terbang kalau memilih untuk berseragam Manchester United, mulai dilanda keresahan. Itu semua terjadi karena ia takut kalau tidak mendapatkan jam terbang, maka ia tidak akan berkembang dan menjadi pemain hebat di masa depan.

Di situlah, agen Pogba, sekaligus orang yang dibenci oleh Ferguson, Mino Raiola, masuk dan menawarkan sebuah “paket liburan gratis” kepada Pogba. “Paket liburan gratis” itu berisikan sebuah paket berlibur ke Italia, tepatnya ke Turin, Juventus. Pogba, yang memang menderita mumet dan kurang piknik selama berada di Manchester akhirnya memutuskan untuk menerima “paket liburan gratis” tersebut.

Apalagi, dalam paket itu disediakan pula fitur-fitur tambahan berupa “paket liburan keliling Eropa” sekaligus juga “paket berlibur ke Prancis”, tempat Paul Pogba pertama kali mengenal sepakbola. Dengan tawaran berlibur di tengah kemumetan tersebut, tanpa pikir panjang gelandang yang juga seorang Muslim ini langsung menerima paket tersebut pada 2012, dan terbang ke Turin, Italia.

Menghabiskan Waktu “Liburan” di Juventus, Italia

Singkat cerita Pogba pun menginjakkan kakinya di Turin, Italia, usai menerima “paket liburan gratis” yang ditawarkan oleh Mino Raiola, agennya. Ternyata, liburannya bersama Juventus ini memberikan sebuah pencerahan sekaligus juga pengalaman-pengalaman yang mungkin tidak akan terlupakan selama hidupnya.

Pogba bertemu banyak orang saat ia berlibur di Juventus. Di sana, ia bertemu dengan gelandang elegan yang sekarang bermain di Major League Soccer bersama New York City FC, Andrea Pirlo. Selain Pirlo, ia juga bertemu dengan orang-orang besar lain di Turin, seperti Claudio Marchisio, Carlos Tevez, Arturo Vidal, serta kiper legendaris Italia, Gianluigi Buffon.

Bukan hanya bertemu dengan pemain elegan, eksentrik, dan penuh dengan pengalaman, ia juga sempat merasakan bagaimana saat dipimpin oleh seorang tour guide bernama Antonio Conte yang terkenal tegas ketika mengelilingi Juventus Stadium, markas Juventus. Lewat pertemuan dengan orang-orang tersebut, Pogba pun mendapatkan hal-hal baru, dan liburannya ini ke Juventus menjadi berarti.

Tidak hanya menikmati paket liburan di Juventus, Pogba pun menikmati fitur-fitur dari paket liburannya selama di Italia, yaitu paket berlibur keliling Eropa, bahkan sampai sempat singgah di venue final Liga Champions Eropa 2014/2015, Olympiastadion Berlin, bersama Juventus, untuk bertemu Barcelona, tim dari Spanyol.

Bukan hanya paket liburan keliling Eropa, ia juga mendapatkan fitur tambahan lain yaitu paket liburan ke Prancis. Bersama Prancis, ia sempat terbang ke Brasil untuk mengikuti Piala Dunia 2014, juga menjadi bagian dari Prancis yang menjadi runner-up saat Les Bleus menjadi tuan rumah Piala Eropa 2016.

Seperti halnya ketika seseorang sedang berlibur, bertemu dengan orang baru, lalu mendapatkan pengalaman dan hal-hal baru, itulah yang dirasakan oleh seorang Pogba. Waktu yang banyak untuk melakukan refleksi dan menenangkan diri membuat ia menjadi lebih dewasa dan matang.

Namun, setelah empat tahun menikmati “paket liburan gratis” yang diberikan oleh Raiola, Pogba akhirnya sadar bahwa ada rumah tempat ia harus pulang, tempat ia beraktivitas dan bekerja untuk mencapai tujuan-tujuan besar dalam hidupnya. Maka, setelah empat tahun berlibur, ia memutuskan untuk kembali ke Manchester. Ongkos yang ia habiskan? Kurang lebih sekitar 100 juta euro.

“Tak ada kata apapun yang harus saya ucapkan, sungguh. Saya hanya kembali ke Carrington. Saya baru kembali ke rumah,” ujar Pogba.

Kembali ke Rumah, Mengejar Target yang Tertunda

Empat tahun liburan adalah masa yang tidak singkat. Manchester United, tempat yang Pogba anggap sebagai “rumah” sekaligus “tempat bekerja” sudah berbeda dari sejak ia tinggalkan pada 2012 lalu. Kalau dahulu manajernya adalah seorang Opa yang begitu penuh wibawa, sekarang, manajernya adalah seseorang yang menganggap dirinya adalah “Si Spesial”.

Namun tampaknya, Pogba tidak peduli dengan perubahan yang terjadi pada rumah dan tempat bekerjanya ini. Ia mengungkapkan bahwa sekarang ia sudah pulang dari liburan dan siap untuk bekerja kembali menggapai target-target yang belum tercapai.

“Saya hanya pergi berlibur untuk sejenak. Sekarang, saya telah kembali ke rumah. Saya bahagia, dan jujur saja, rasanya begitu luar biasa kembali ke rumah seperti ini,” ujarnya seperti dilansir ESPN FC.

“Saya ingin mendapatkan gelar untuk tim ini, karena memang klub ini ditakdirkan untuk mendapatkan gelar dan hal-hal luar biasa lainnya. Saya sudah siap untuk bekerja keras dan meraih segalanya bersama tim ini,” tambahnya.

Melihat Pogba yang sudah kembali fresh dan recharged usai menikmati “paket liburan gratis”, sekaligus menikmati fitur-fitur tambahan dari paket tersebut seperti “paket liburan keliling Eropa” serta “paket liburan ke Prancis”, United setidaknya dapat berbahagia karena ia sudah lepas dari penyakit kurang piknik yang sempat menjeratnya.

Namun, jangan sampai United kembali membuat Pogba frustasi karena tempat kerja yang tidak nyaman, yang mungkin kelak akan membuat ia kembali merasa kurang piknik dan harus berlibur kembali untuk sementara waktu, bahkan selamanya.

foto: @paulpogba

Komentar