Lini Pertahanan Polandia yang Membawa Mereka ke Delapan Besar

Analisis

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Lini Pertahanan Polandia yang Membawa Mereka ke Delapan Besar

Polandia memastikan diri lolos ke babak delapan besar Piala Eropa 2016. Menghadapi Swiss dalam babak 16 besar di St. Etienne pada Sabtu (25/6), mereka berhasil unggul 5-4 dalam babak adu penalti setelah bermain imbang 1-1 dalam waktu normal hingga babak perpanjangan waktu.

Namun, ada catatan Polandia yang sedikit tercoreng di sini. Polandia, yang selama fase grup tidak kebobolan, akhirnya kebobolan untuk pertama kalinya oleh gol dari Xherdan Shaqiri pada menit ke-82. Gol ini sekaligus menjadi gol penyama kedudukan bagi Swiss setelah tertinggal sejak menit ke-39 lewat gol Jakub Blaszczykowski.

Beberapa aspek dalam pertandingan pun menarik untuk diperhatikan, utamanya adalah perihal bagaimana cara Swiss menyerang dan juga bagaimana cara Polandia bertahan menahan gempuran Swiss yang begitu konstan sepanjang pertandingan.

Serangan Swiss yang Kurang Efektif

Swiss sebenarnya memulai pertandingan dengan buruk. Mereka berada dalam tekanan Polandia yang langsung bermain agresif di awal. Mereka perlahan mulai bisa keluar dari tekanan Polandia dan langsung balik menekan pertahanan Polandia.

Awalnya, Swiss menerapkan formasi dasar 4-2-3-1 dengan menempatkan Blerim Dzemaili sebagai gelandang serang, ditopang oleh Xherdan Shaqiri dan Admir Mehmedi sebagai dua gelandang sayap. Namun dengan penampilan Dzemaili yang cukup buruk, yang hanya mencetak 14 umpan (11 umpan akurat dan tanpa mencetak satu umpan kunci) membuat serangan Swiss sulit mengalir ke lini pertahanan Polandia.

Swiss perlahan mampu menusuk pertahanan Polandia saat Blerim Dzemaili dan Admir Mehmedi digantikan oleh Breel Embolo dan Edin Derdiyok. Embolo yang lebih suka menyisir sayap dan Derdiyok yang menjadi pembantu Haris Seferovic di lini depan membuat serangan Swiss lebih terkonsentrasi ke Embolo dan Shaqiri di sayap. Ternyata, dengan pergerakan Shaqiri dan Embolo di sayap yang mobile (persentase serangan dari sayap yang rata, yaitu kanan 35% dan kiri 36%) membuat banyak ruang tercipta di tengah.

Namun, meski berhasil menembus, tetap saja total 28 attempts yang mereka lesakkan selama pertandingan, dengan total hanya delapan attempts yang mengarah ke gawang dan satu gol saja yang tercipta, serangan Swiss kurang efektif untuk menembus ketatnya lini pertahanan Polandia.

Pertahanan Polandia yang Patut Diacungi Jempol

Meski kebobolan satu gold an membuat rekor tidak kebobolan mereka pecah, Polandia tetaplah patut diacungi jempol berkat sistem pertahanan yang mereka terapkan. Sistem pertahanan yang membuat para penyerang Swiss mati kutu.

Polandia menggunakan sistem pertahanan yang sama yang mereka terapkan saat melawan Jerman pada fase grup, yaitu memakai sistem grendel yang menumpuk enam pemain di lini pertahanan (empat bek sejajar ditambah dua gelandang bertahan). Hal ini membuat ruang di lini pertahanan Polandia menjadi tidak terlalu terbuka dan menjadi sulit untuk ditembus lawan.

Namun, Polandia pun memiliki pekerjaan rumah mereka sendiri. Saat kedua gelandang mereka terpancing, ada ruang kosong di tengah yang bisa dimanfaatkan. Hal ini terlihat saat Grzegorz Krychowiak dan Tomasz Jodlowiec yang semula mengetatkan pertahanan di tengah, menjadi terbagi ke kedua sayap untuk menahan pergerakan Shaqiri dan Embolo. Hasilnya, gol tercipta saat Shaqiri mampu memanfaatkan ruang di depan kotak penalti yang kosong dengan tendangan saltonya.

Tapi tetap, selepas gol itu Swiss kembali kesulitan menembus pertahanan grendel Polandia. Sayap yang awalnya terekspos akhirnya mendapat bantuan setelah Blaszczykowski dan Slawomir Peszko mundur membantu fullback sehingga sayap mendapatkan cover yang lebih. Krychowiak dan Jodlowiec pun mampu lebih berkonsentrasi memberikan cover kepada bek tengah.

Hal ini membuat pemain Swiss hanya mampu melepaskan crossing-crossing yang mudah dihalau oleh bek Polandia, Kamil Gilk dan Michal Pazdan (total 41 crossing dicetak Swiss). Para pemain Swiss pun hanya mampu mengalirkan bola di depan kotak penalti dan melakukan tendangan dari luar kotak penalti ataupun mengirimkan bola via set-piece.

***

Polandia memiliki sistem pertahanan yang baik yang bahkan dapat membuat lawan mereka kesulitan dalam mencetak gol. Inilah senjata andalan mereka yang sejauh ini mampu membawa mereka sampai babak delapan besar. Polandia bisa saja meniru Yunani, yang menggunakan sistem permainan yang sama untuk menjuarai Piala Eropa 2004.

Sekarang, Polandia hanya perlu memantapkan lini serang mereka. Dengan itu, Polandia memiliki kesempatan untuk bersaing dengan tim-tim tradisi Eropa lainnya.

Komentar