Irlandia Akan Lakukan Apapun untuk Raih Kemenangan atas Italia

Berita

by redaksi

Irlandia Akan Lakukan Apapun untuk Raih Kemenangan atas Italia

Republik Irlandia akan menghadapi Italia pada Rabu (22/6) esok dalam laga yang menentukan nasib mereka di Piala Eropa. Hanya kemenangan yang membuat langkah mereka menuju babak 16 besar menjadi pasti.

Hal ini sudah diantisipasi oleh sang asisten manajer, Roy Keane. Mantan pemain Manchester United tersebut bahkan meminta para pemainnya untuk tidak ragu-ragu untuk menghentikan para pemain Italia.

“Saranku seperti ini: Ya, langgar saja! Kita di sini tidak untuk berteman. Para penggemar yang akan melakukan itu,” kata Keane dalam wawancaranya dengan The Guardian.

“Dari sudut pandang pemain jika Anda mencium bahaya dan Anda berpikir: ‘Kami tengah berada dalam masalah’, lalu ya lakukan apapun untuk mendapatkan hasil yang benar. Kalau itu pelanggaran, ya langgar saja. Itu bukan kriminal. Anda mungkin mendapatkan kartu kunin, bahkan mendapatkan kartu merah, tetapi kesebelasan Anda bisa saja menang. Pengorbanan. Anda harus membuat pengorbanan buat tim.”

Kekalahan 0-3 dari Belgia membuat ada banyak hal yang mesti dibenahi Martin O’Neill sebagai pelatih dalam lingkup teknis. Sementara itu, Keane hadir untuk memberikan bantuan mental kepada para pemainnya.

Menurut Keane, para pemainnya harus punya keberanian, menunjukkan ketenangan, dan menginginkan bola. “Keberanian adalah bagian besar dalam menjadi seorang pesepakbola. Keberanian tidak berarti menghajar seseorang. Itu berarti menginginkan bola saat terkadang Anda tidak benar-benar menginginkannya. Kami ingin melihat itu dalam dua hari ke depan,” ucap mantan asisten Aston Villa itu.

Maksud dari Keane adalah penguasaan atas bola termasuk pengambilan keputusan saat memegang bola. Keane pernah mendengar dari seorang manajer besar bahwa ia menilai seorang pemain dari apa yang ia lakukan saat mendapatkan bola, pengambilan keputusan, dan berapa lama ia berpikir sebelum melakukan sentuhan kedua. “Itu adalah area yang tengah kami tingkatkan,” ucap Keane.

Keane mencontohkan kepada anak asuhnya tentang bagaimana tangguhnya penyerang Italia, Eder, yang mengorbankan dirinya untuk melanggar gelandang Belgia, Dries Mertens pada menit ke-74. Eder diberi kartu kuning oleh wasit, tetapi bukan itu poinnya. Eder membuat Belgia gagal memanfaatkan momentum untuk menyamakan kedudukan dalam skor yang masih 1-0 untuk keunggulan Italia tersebut. Namun, apa yang dilakukan Eder tidak bisa diduplikasi oleh para pemain Irlandia yang membuat gawang mereka jebol tiga kali kala menghadapi Belgia.

“Kami dihukum saat menghadapi Belgia dan aku sebenarnya menikmat hal itu di olahraga. Kalau Anda tidak berada dalam kondisi terbaik, Anda akan dihukum,” ucap pesepakbola kelahiran 10 Agustus 1971 tersebut.

Keane justru memuji Italia sebagai kesebelasan yang akan memuncaki grup. “Apa yang mereka lakukan bukanlah kebetulan saat memenangi laga menghadapi Belgia. Mereka punya segalanya. Mereka punya pemain yang berpengalaman mulai dari kiper, bek, sampai [Daniele] De Rossi di gelandang, yang sangat aku suka. Kami harus berada dalam kondisi sangat sangat bagus untuk mengalahkan Italia,” tutup pemain yang mengoleksi 17 trofi bersama Manchester United tersebut.

Namun, jelang pertandingan menentukan tersebut, UEFA tidak mengizinkan Italia dan Irlandia untuk berlatih di Stade Pierre-Mauroy, karena bisa rumput lapangan yang dianggap rusak. Baik Italia maupun Irlandia akan berlatih di markasnya masing-masing, dan baru akan berangkat ke Lille pada Selasa (21/6) ini.

Namun, hal ini dianggap bukan masalah besar buat Irlandia. “Buatku, aku tak begitu terganggu. Beberapa pemain mungkin akan mendapatkan feel di lapangan, tapi secara jelas itu sama saja buat tim dan kami telah melakukan ini sebelumnya. Kami sudah punya cukup persiapan tanpa perlu mengkhawatirkan permukaan lapangan. Semoga lapangan akan membaik malam ini,” kata Keane.

Berdasarkan laporan, sejumlah bagian di lapangan telah ditambal dengan ekstraktor digunakan untuk meningkatkan kondisi lapangan. Rusaknya lapangan di Stade Pierre-Mauroy dikabarkan karena curah hujan yang tinggi selama beberapa hari.

Permukaan yang kurang baik ini membuat sejumlah pemain Prancis dan Swiss kehilangan sentuhannya dalam pertandingan yang berakhir imbang 0-0 tersebut. Manajer Prancis, Didier Deschamps, terganggu dengan lapangan tersebut. “Ini baru babak grup, tapi lapangan sudah seperti itu,” kata Deschamps.

Dengan kondisi lapangan yang mungkin berlumpur akan membuat permukaan menjadi licin; suatu kondisi yang cocok buat Irlandia untuk “menghentikan” para pemain Italia.

Komentar