Alegori "Le Rendez-Vous", Moto Piala Eropa 2016

Cerita

by redaksi

Alegori "Le Rendez-Vous", Moto Piala Eropa 2016

Kata "Le Rendez-vous" berasal dari bahasa Prancis yang juga kerap dipakai dalam percakapan dalam bahasa Inggris. "Le Rendez-vous" berarti pertemuan, saling bertemu, atau mengadakan pertemuan di suatu tempat. Kata Le Rendez-vous sendiri adalah percakapan yang dipakai untuk orang terdekat, seperti keluarga, pacar, atau teman.

Yang namanya pertemuan pastilah menyisakan kesan tertentu bagi mereka yang terlibat di dalamnya. Dalam setiap pertemuan juga akan ada fenomena take and give yang menghasilkan kesepakatan atau hasil tertentu bagi pihak-pihak yang terlibat. Itu lah kata "Le Rendez-vous" yang dipakai sebagai sebagai tema pada Piala Eropa 2016 kali ini.

Pemilihan lagu nge-beat "This One`s For You" sebagai soundtrack Piala Eropa 2016, pastinya tidak terlepas dari motto "Le Rende-vous" sendiri. Lirik Lagu dari David Guetta ft. Zara Larsson ini sangat kental dengan suasana pertemuan.

We`re in this together

Hear our hearts beat together

We stand strong together

We`re in this forever

This one`s for you

This one`s for you

Petikan lagu di atas adalah bagian reff dari lagu "This One`s For You" yang menggambarkan bahwa semangat Le Rendez-vous di Piala Eropa 2016 saat ini adalah semangat kebersamaan. Menggambarkan Piala Eropa 2016 Perancis kali ini adalah suatu laga termegah dari pertandingan sepakbola negara-negara di Benua Eropa, yang dipersembahkan untuk seluruh penjuru dunia.

"This One`s For You" juga mewakili sambutan hangat dari Perancis selaku tuan rumah untuk para negara yang bertanding di Piala Eropa 2016. Bisa juga berarti kesiapan dan jaminan Piala Eropa 2016 kali ini layak untuk menyita perhatian semua penjuru mata di dunia.

"Le Rendez-vous" antara Hungaria dan Austria adalah momen yang sangat berarti bagi kedua kesebelasan tersebut. Tercatat kedua kesebelasan bertemu sebanyak 137 kali sejak kali pertama bertemu pada 1902, hingga pertandingan perdananya di babak penyisihan Grup F Piala Eropa 2016.

Bagi sebagian orang, "Le Rendez-vous" rivalitas kedua kesebelasan ini mungkin hanya terdengar fantastis dalam jumlah pertemuannya saja. Namun, bagi Hungaria dan Austria rivalitas di lapangan hijau ini bernuansa sejarah, ketika Austro-Hungarian Monarchy pada 1918 terpecah belah dan melahirkan kedua negara tersebut. Rivalitas tersebut seperti halnya derby masa lalu yang atmosfernya tetap kental berlanjut hingga saat ini.

"Le Rendez-vous" bagi para suporter kesebelasan adalah menggemakan stadion dengan nada-nada dukungan agar tim tercintanya dapat memenangkan pertandingan. Mereka berbondong-bondong datang ke Perancis untuk duduk bersama, berjejer di tribun, bernyanyi-nyanyi, dan memberikan dukungan untuk tim kesayangannya.

Namun bagi sebagian suporter, ledakan petasan dan suar yang terang menyala adalah kesan lain yang ingin di tunjukkan di Piala Eropa 2016. Usut punya usut, beberapa suporter Kroasia yang menyalakan suar dan petasan adalah untuk mengekpresikan kekecewaannya pada federasi sepakbola Kroasia yang dinilai korup.

Selain itu, "Le Rendez-vous" antarsuporter di Perancis kali ini juga harus meninggalkan kesan vandal. Bentrokan antarsuporter Inggris dengan warga kota Marseille dengan alibi “ISIS, di manakah kamu?”. Semua pasti tahu bahwa pusat komando ISIS ada di Irak dan Suriah, dan teriakan “ISIS, di mana kamu?” ala para "pemabuk" Inggris tersebut hanyalah sensasi yang tak jelas buntutnya.

Naas, bentrokan para suporter Inggris pun merembet, sampai melibatkan suporter negara lain, dan kali ini Rusia yang harus menjadi lawannya. Keributan antara suporter Inggris dan Rusia, yang dua-duanya terkenal ganas, terjadi di dalam dan di luar stadion, dan sampai saat ini hanya Rusia saja yang dijatuhi sanksi oleh UEFA.

Para tamu dari negeri tetangga juga harus menyaksikan "suguhan" demo buruh yang terjadi di dekat Stadion Stade de France, stadion pembuka Piala Eropa antara Prancis versus Rumania. Demo tersebut berlangsung hampir dua pekan lamanya. Demo itu sendiri berlangsung saat Hari Buruh Sedunia yang jatuh pada 1 Juni hingga saat Piala Eropa berlangsung.

Para buruh menyuarakan protesnya atas rencana perubahan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang dinilai makin melemahkan posisi buruh, dan lebih menguntungkan perusahaan. Jam kerja buruh akan jadi lebih panjang, serta regulasi yang memudahkan perusahaan untuk merekrut buruh sekaligus mudah juga untuk memecatnya.

Ternyata, demo ini disaksikan para turis Eropa yang datang untuk "Le Rendez-vous" dalam ajang Piala Eropa 2016. Mereka menyaksikan secara langsung protes para kaum buruh yang terjadi selama berhari-hari tersebut. Hal ini tentu menimbulkan stigma miring yang harus diterima oleh Prancis. Prancis yang mampu menjadi tuan rumah Piala Eropa 2016, ternyata tidak mampu memerhatikan kesejahteraan para buruh.

Kesan duka mewarnai Piala Eropa 2016, ketika dikabarkan dua pendukung Irlandia Utara meninggal dunia. Darren Rodgers, salah satu suporter Irlandia Utara meninggal akibat jatuh dari sebuah jalan yang berada di sisi pantai di daerah Nice, jelang laga Irlandia Utara melawan Polandia. Dan yang kedua adalah seorang pendukung Irlandia Utara berusia 62 tahun yang meninggal akibat serangan jantung saat laga antara Ukraina melawan Irlandia Utara berlangsung.

Bagi Albania, Islandia, Slovakia, Irlandia Utara, dan Wales, Perancis adalah Le Rendez-vous pertama mereka menginjakkan kaki di ajang Piala Eropa. Islandia sebagai tim debutan mampu membuat Cristiano Ronaldo menutup mulutnya karena berhasil menahan imbang timnya saat melawan Portugal. Sedangkan bagi Wales, Piala Eropa merupakan ajang untuk mewujudkan derby Britania Raya menjadi suatu kenyataan.

Kesan konyol dan jenaka terwujud ketika "Le Rendez-vous" antara Jerman dan Ukraina, di mana pelatih Tim Nasional Jerman, Joachim Low beberapa kali terekam kamera menggaruk-garuk bokong dan bagian kemaluannya, lalu mencium aroma tangannya yang telah digunakan untuk menggaruk tersebut.

Dan yang terakhir adalah fenomena dalam bidang ekonomi. Bisa Anda bayangkan berapa banyaknya turis yang yang memadati Prancis tiap harinya. Bila menilik data pada Piala Eropa 2012 yang diselenggarakan di Ukraina dan Polandia, tercatat 300.000 turis yang datang di Ukraina. Itu adalah data yang dihimpun dari Ukrania saja, dan pada saat itu peserta Piala Eropa hanya 16 negara.

Bandingkan dengan Perancis yang kali ini menjadi tuan rumah Piala Eropa dengan peserta 24 negara. Ratusan ribu turis yang datang tersebut pastilah membelanjakan uang mereka untuk apapun yang mereka mau. Bagi perusahaan penyedia barang dan jasa, "Le Rendez-vous" di Prancis ini adalah berkah yang melimpah ruah mereka.

Para turis pasti akan butuh makan, pakaian, penginapan, jasa transportasi, dan lain sebagainya. Dengan transaksi jual beli yang dilakukan oleh para turis di paris, berbagai bank di Prancis sebagai tempat rotasi keuangan negara juga ketiban untung yang luar biasa.

Itulah beberapa fenomena "Le Rendez-vous" yang terjadi dalam ajang Piala Eropa 2016 saat ini, tepatnya di babak penyisihan grup. Dan bisa dipastikan Le Rendez-vous pada babak-babak selanjutnya hingga babak final nanti adalah "Le Rendez-vous" antara tim-tim superpower sepakbola Benua Eropa, dengan disisipi tim kuda hitam sebagai bayang-bayang ancamannya.

Kosmologi Piala Eropa 2016 bukan sekedar "Le Rendez-vous" antar tim sepak bola Benua Eropa. Kosmologi Piala Eropa kali ini adalah hubungan kausal antara seluruh elemen di Perancis dan tim sepakbolanya, berhadapan dengan para tamu peserta Piala Eropa 2016 lengkap dengan simpul-simpul eksistensinya masing-masing.

Wajah Prancis adalah cerminan Piala Eropa 2016, Dan semua orang datang berbondong-bondong ingin merasakan atmosfer Piala Eropa 2016. Berbagai fenomena yang terjadi telah meninggalkan kesan bagi siapa saja yang terlibat dalam "Le Rendez-Vous" Piala Eropa 2016. Vandalisme, rivalitas, dan flare adalah gugusan-gugusan kecil yang terjadi dalam sebuah dinamika Kosmologi Piala Eropa 2016.

Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan, itulah hukum alam yang berlaku di dunia yang fana ini. Kita mungkin sudah lupa sensasi dan fenomena apa yang terjadi pada Piala Eropa 2012 lalu. Itu pula yang akan terjadi ketika kita berusaha mengingat-ingat Piala Eropa pada saat Piala Eropa 2020 nanti. Setidaknya tulisan ini berhasil mengabadikan sedikit detail-detail kenangan "Le Rendez-vous" Piala Eropa 2016 Prancis kali ini.

Dan, saat tulisan ini ditulis, baru sampai babak penyisihan grup, loh. Mungkin saja akan ada gesekan lain yang lebih besar terjadi pada babak knock-out.

(@gigihgg)

ed: fva

Komentar