Inter Bisa Membangun Fondasi Bersama Yaya Toure

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Inter Bisa Membangun Fondasi Bersama Yaya Toure

Penampilan Yaya Toure di lini tengah Manchester City sedang disorot negatif. Ia pun dianggap tampil buruk ketika tampil menghadapi Real Madrid pada leg kedua semifinal Liga Champions 2015/2016, di Stadion Bernabeu pada Kamis (5/5) dini hari WIB. Saat itu Yaya Toure dianggap malas berlari, terutama ketika kesebelasannya melancarkan pressing pada pemain-pemain Madrid.

Penampilannya itu semakin menguatkan isu bahwa ia akan hengkang dari City pada musim depan. Apalagi Yaya Toure tidak setuju jika kesebelasannya akan dilatih Josep "Pep"Guardiola mulai musim depan. Ya, itu karena Pep adalah pelatih yang membuatnya tidak kerasan di Barcelona, kesebelasan yang Yaya bela sebelum Man City.

Pep adalah pelatih yang memaksanya menjadi bek tengah karena lebih memilih Sergio Busquets sebagai gelandang bertahan. Atas penolakan Yaya Toure kepada intruksi Pep, ia terkadang terpaksa harus rela dicadangkan. Hingga pada akhirnya gelandang asal Pantai Gading ini hengkang ke City pada 2010 lalu.

Keretakan hubungan Yaya dengan Pep dan kebijakan City ini tampaknya akan dimanfaatkan Internazionale Milan untuk merekrutnya. Apalagi mereka sudah mengincar gelandang 32 tahun itu sejak musim lalu. Saat itu pun Yaya Toure tertarik bergabung bersama Inter, namun ia memilih bertahan karena dukungan para suporter City.

"Fans melakukan hal yang luar biasa untuk klub ini. Ketika orang-orang menunjukan loyalitas, maka tidak ada yang sia-sia. Inilah mengapa saya ingin bertahan di City. Saya ingin bertahan dalam waktu yang lama," ungkapnya yang pernah ditulis di situs Football 365.

Tapi sepertinya baru pada musim depan Inter bisa mendapatkan Yaya Toure. Perwakilan dari klub tersebut hadir memantaunya ketika laga City menghadapi Madrid. Jika transfernya terealisasi, maka Yaya Toure akan reuni kembali dengan Roberto Mancini. Pelatih Inter itulah yang membawa Yaya Toure ke City pada 2010 lalu. Dan berkat intruksinya, Yaya Toure bermain lebih fleksibel sebagai pemain tengah karena diberikan peran baru sebagai gelandang box-to-box.

Mancini berhasil membaca kemampuan Yaya Toure saat itu. Sehingga peran barunya membuat ia lebih leluasa menyerang, berada di sepertiga akhir lawan untuk memberikan asis dan mencetak gol. Berkat itulah bakatnya semakin berkembang walau City memecat Mancini pada 2013.

Yaya Toure kemudian menjadi nyawa permainan City, baik menyerang maupun membantu pertahanan. Bisa dibilang jika ia adalah gelandang terbaik dan berkemampuan komplet sampai 2014 lalu. Maka jika kepindahan Yaya ke Inter terjadi, keduanya akan saling diuntungkan. Yaya Toure bisa seperti Andrea Pirlo ketika bergabung dengan Juventus pada 2011 lalu. Setelah merasakan kesuksesan bersama kesebelasan lamanya, ia membangun kejayaan baru dengan lingkungan barunya.

Jangan persoalkan soal usia. Justru hal itulah yang dibutuhkan Inter kepada Yaya Toure saat ini, yaitu pengalaman. Ia akan menjadi patron permainan yang baik bagi Geoffrey Kondogbia, gelandang muda asal Prancis, yang masih beradaptasi dengan Serie A. Yaya bisa jadi mentor yang tepat untuk Kondogbia layaknya Pirlo ketika membimbing Claudio Marchisio.

Apalagi karakter permainan Kondogbia sedikit mirip dengan Yaya Toure. Selain soal posisi, Kondogbia sempat disebut-sebut "Yaya Toure baru" ketika masih memperkuat AS Monaco pada musim lalu. Bahkan tak sedikit pula yang menyebut kehadiran Kondogbia di Inter karena dampak gagalnya merekrut Yaya Toure, Mancini ingin mencetak Yaya Toure baru di kesebelasannya saat ini.

Sementara itu, Kondogbia pun mengaku senang jika seandainya Yaya Toure bergabung dengan Inter pada musim depan. Ia mengakui bahwa ia menyukai sosok Yaya Toure dan gaya permainannya tak jauh berbeda.

"Satu tim dengan Yaya Toure di Inter? Ini akan menjadi sesuatu yang besar, mimpi yang kenyataan. Perbandingan dengan Yaya Toure? Saya sangat menyukainya. Bahkan sekarang bagaimana saya bertahan, menyerang dan mencetak gol, seperti Yaya Toure. Saya punya karakteristik yang baik. Tapi sekarang saya harus bekerja dan meningkatkannya karena saya baru berusia 23 tahun," ujarnya seperti dikutip dari Football-Italia.

Tapi tentu saja tujuan mendatangkan Yaya Toure bukan hanya sebagai mentor bagi Kondogbia, namun ia harus bisa merealisasikan ambisi Inter meraih Scudetto. Yaya Toure didatangkan tentunya agar Inter bisa memiliki fondasi yang kuat sehingga bisa kembali menjadi salah satu kesebelasan kuat Italia yang bisa bersaing di kancah Eropa seperti beberapa tahun silam.

Komentar