Perebutan Lini Tengah Antara Kroos vs Fernandinho

Analisis

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Perebutan Lini Tengah Antara Kroos vs Fernandinho

Satu tempat di partai final Liga Champions sudah dimiliki Atletico Madrid. Satu tempat lain masih diperebutkan oleh Real Madrid dan Manchester City yang baru akan menjalani leg kedua semifinal Liga Champions 2015/2016 pada Kamis (5/5) dini hari WIB.

Baik Madrid ataupun City masih punya peluang besar untuk lolos ke partai puncak. Soalnya, pada leg pertama, kedua kesebelasan bermain imbang tanpa gol, sehingga siapapun yang menang maka dia yang akan lolos. Meskipun demikian, hasil seri 1-1, 2-2, atau asalkan City berhasil mencetak gol, akan mengantarkan The Citizens lolos ke final karena unggul gol tandang. Hal ini membuat laga di Santiago Bernabeu nanti malam akan membuat kedua kesebelasan berjuang mati-matian.

Tapi kubu tuan rumah tampak lebih percaya diri menyambut laga ini. Cristiano Ronaldo yang menjadi pencetak gol terbanyak Real Madrid dan absen pada leg pertama, sudah kembali pulih dan dipastikan akan meneror lini pertahanan Man City.

Hanya saja, kembalinya Ronaldo dibarengi dengan absennya dua pilar lainnya; Casemiro dan Karim Benzema. Keduanya dipastikan absen setelah tak masuk dalam daftar skuat yang disiapkan sang pelatih, Zinedine Zidane, untuk menghadapi Manchester City.

Absennya Benzema mungkin bisa teratasi dengan kembalinya Ronaldo dan masih adanya penyerang muda potensial seperti Lucas Vazquez, Jese Rodriguez, atau Borja Mayoral. Namun untuk pengganti Casemiro, tampaknya tak ada pengganti sepadan.

Real Madrid memang memiliki banyak gelandang berkualitas. Namun untuk gelandang perebut bola seperti Casemiro, tak ada lagi gelandang yang kemampuan bertahannya setara. Gelandang lain lebih memiliki kelebihan dalam visi bermain untuk membantu penyerangan, seperti Mateo Kovacic, Toni Kroos, Luka Modric, Isco, atau James Rodriguez.

Untuk menghadapi Manchester City, Zidane mungkin akan mempertimbangkan formasi 4-2-3-1. Memiliki double pivot ketika tak ada pemain seperti Casemiro bisa jadi pilihan yang logis untuk meredam lini tengah Man City yang memiliki Kevin De Bruyne.

Tapi jika Zidane tetap pada formasi andalannya 4-3-3, Toni Kroos mungkin akan diplot untuk mengisi pos yang ditinggalkan Casemiro. Saat Casemiro dipinjamkan ke Porto pada musim 2014/2015, Kroos sering ditempatkan pada posisi ini oleh Carlo Ancelotti. Untuk menemani Modric, Zidane bisa memasang Isco atau Kovacic.

Kroos sendiri tampil dominan pada leg pertama. Apalagi ia mencatatkan 99% akurasi operan. Dari 82 operan --terbanyak kedua setelah Modric pada laga tersebut-- hanya sekali umpan gelandang asal Jerman tersebut berhasil digagalkan lawan. Lebih dari setengahnya operan yang ia lakukan mengarah ke depan.

Dengan bermain lebih ke dalam, Kroos bisa jadi akan menjadi kunci permainan Real Madrid pada leg kedua nanti. Ia akan menjadi awal mula Real Madrid membangun serangan sebelum akhirnya memberikan bola pada Ronaldo atau Gareth Bale.

Hal ini tentunya patut mendapatkan sorotan lebih dari manajer Man City, Manuel Pellegrini. Meskipun Man City tak akan berusaha menguasai pertandingan seperti pada leg pertama, ia perlu memastikan bola yang mengalir dari kaki Kroos hanya berada di sekitar tengah lapangan, bukan ke area pertahanan Man City.

Ini menjadi tugas utama para gelandang tengah Man City pada laga ini. Dan pemain yang paling bisa diandalkan untuk tidak membiarkan Kroos leluasa adalah gelandang asal Brasil, Fernandinho. Dibanding Fernando Reges, Fernandinho mendapatkan area bermain yang lebih luas, sementara Fernando difokuskan melindungi back four Man City yang tampaknya akan kembali diperkuat Gael Clichy, Bacary Sagna, Nicolas Otamendi dan Vincent Kompany.

Fernandinho memang memainkan peran sebagai gelandang box-to-box. Jika di depannya terdapat De Bruyne dalam formasi 4-2-3-1, ia akan menjadi pemain pertama yang berusaha mencegah pemain lawan ketika bola dari kaki De Bruyne berhasil direbut. Ia juga menjadi pemain penting dalam melancarkan serangan balik Man City, khususnya ketika lawan membangun serangan. Seperti ketika De Bruyne mencetak gol ke gawang Kevin Trapp (PSG) pada laga yang berlangsung di Paris, serangan balik yang melahirkan gol tersebut bermula dari aksi individu Fernandinho memancing pemain bertahan PSG sehingga De Bruyne tak mendapatkan pengawalan ketat.

Fernandinho sendiri telah bermain di seluruh pertandingan Manchester City di Liga Champions musim ini, atau sebanyak 11 kali. Dari 11 penampilannya tersebut, ia telah mencetak tiga assist dan mengoleksi dua gol. Tapi kontribusi yang ia berikan bukan tentang assist atau gol yang ia ciptakan, melainkan menjaga keseimbangan lini tengah baik ketika menyerang maupun menyerang.

Perannya akan semakin diandalkan pada leg kedua nanti. Cederanya David Silva bisa membuat Pellegrini akan menggunakan formasi dasar 4-4-2 dengan menggeser De Bruyne ke sayap kiri, menggantikan peran Silva. Ini artinya, Fernandinho akan bekerja lebih keras jika skema seperti ini dipilih Pellegrini.

Selain harus melindungi lini pertahanan, ia juga harus menjadi penyambung antara lini tengah dan depan. Belum lagi ia harus menghadapi Kroos yang memiliki kemampuan membagi bola di atas rata-rata. Ia harus berhati-hati dalam mengambil keputusan, kapan ia harus naik menekan dan kapan ia harus tetap pada posisinya.

Komentar