Serangan Balik yang Memenangkan Persegres Gresik United atas Persela Lamongan

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Serangan Balik yang Memenangkan Persegres Gresik United atas Persela Lamongan

Persela Lamongan dipermalukan di depan para suporternya sendiri pada laga perdana TSC A 2016. Persela dikalahkan Persegres Gresik United (PGU) dengan skor 1-0 di Stadion Surajaya, Lamongan, Sabtu (30/4). Gol semata wayang itu dicetak Yusuf Effendi ketika laga sudah berjalan selama 31 menit. Gol yang dicetak Yusuf merupakan buah dari serangan balik yang diterapkan PGU.

Yang diisyaratkan Liestiadi, Pelatih PGU, rupanya benar terjadi. Sebelum laga, ia mengaku sudah mengantongi peta kekuatan Persela, mengingat kedua kesebelasan ini saling berlawanan di laga percobaan pra musim. Kala itu pertandingan ujicoba dilaksanakan di Stadion Surajaya dan Persela bermain agresif di kandangnya sendiri.

Hasil laga uji coba itu berakhir imbang, namun Liestiadi berhasil membaca agresivitas serangan Persela di kandangnya sendiri. Maka dari itu Liestiadi mengandalkan serangan balik pada laga perdana TSC 2016 ini.

Alhasil PGU cenderung bermain bertahan pada pertandingan tersebut. Dua full-back Gresik yang diperani Supriyono (kanan) dan Rommy Agustiawan (kiri), cenderung bermain bertahan. Para pemain PGU pun bertumpuk di lini belakang dengan melibatkan para pemain tengahnya untuk bertahan. PGU hanya menyisakan Emile Mbamba di lini depan karena Eduardo yang menjadi tandemnya pun sering bergerak ke bawah.

Pekerjaan pertahanan PGU semakin dipermudah oleh pola serangan Persela itu sendiri. Kordinasi serangan Joko Tingkir, julukan Persela, sangat buruk pada laga ini. Herman Dzumafo sering bergerak terlalu bawah. Pasalnya, ia tidak pernah lepas dari kawalan Sasa Zecevic di lini pertahanan PGU.

Memang bergeraknya Dzumafo ke tengah, membantu penguasaan bola Persela.Namun sayangnya aliran-aliran bola yang dilancarkan Dzumafo sering berakhir sia-sia. Umpan-umpan terobosan dari Dzumafo yang diarahkan ke half space kiri PGU sering kandas. Pasalnya, Zulvin Zamrun, sayap kanan Persela, jarang bergerak masuk ke half-space kiri PGU saat itu. Begitu juga dengan Edy Gunawan yang sering terlambat masuk ke half space PGu, daerah yang selalu dikirim bola oleh Dzumafo. Sehingga umpan-umpan Dzumafo lebih sering diintersepsi atau disapu bersih pemain PGU.

Hasilnya, melalui penangkalan itulah PGU melahirkan serangan balik. Mereka melakukan umpan-umpan balik hasil dari intersepsi dan sapuan bersih dari pertahananya sendiri. Apalagi jika bola sampai di kaki Oh Inkyun yang menjadi pengatur serangna dari lini tengah. Inkyun kerap melepaskan umpan-umpan jauh kepada Mbamba yang beredar di sepertiga akhir pertahanan Persela. Mbamba pun menjadi pemantul serangan di sana.

Selain Inkyun, serangan balik cepat pun terkadang dilakukan Eduardo yang sering turun ke tengah. Serangan yang dilakukan Eduardo itu mengandalkan kecepatan dan kemampuan dribelnya. Namun ia sering kehilangan bola ketika mencoba melancarkan serangan balik sendirian. Apalagi Eduardo sering dijegal oleh Jusmadi yang menjadi gelandang bertahan Persela pada saat itu.

Sayangnya Jusmadi pun bekerja sendirian di depan kotak penalti Persela. Maka dari itu Persela agak kelimpungan ketika mengantisipasi serangan balik PGU. Begitu juga atas gol Yusuf yang tercipta pada menit ke-31. Jusmadi tidak menyadari kedatangan Yusuf dari lini kedua dan leluasa menendang bola dari luar kotak penalti. Melalui proses itulah PGU mencetak gol semata wayang dan menjadi kemengan perdana di TSC 2016.

Komentar