Atletico Madrid vs FC Bayern München: Oblak dan Neuer Berpotensi jadi Faktor Pembeda

Analisis

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Atletico Madrid vs FC Bayern München: Oblak dan Neuer Berpotensi jadi Faktor Pembeda

Pertandingan semifinal leg pertama Liga Champions UEFA di Vicente Calderón dini hari nanti dipastikan akan menampilkan sepakbola bertahan Atlético Madrid menghadapi sepakbola menyerang FC Bayern München.

Atlético hanya kalah dua kali sepanjang musim ini di segala kompetisi (29 pertandingan) jika mereka bermain di kandang. Pertahanan kokoh Atlético juga membuat mereka hanya kebobolan lima kali di Liga Champions musim ini.

Kemudian, jika ditotal dalam 51 pertandingan di segala kompetisi, Atléti hanya kebobolan 26 kali saja. Ini adalah rekor yang luar biasa di seantero Eropa.

Pasukan Diego Simeone ini akan menghadapi Bayern yang merupakan kesebelasan paling subur di Liga Champions dengan 28 gol dari 10 pertandingan yang sudah mereka mainkan. Kombinasi antara Robert Lewandowski dan Thomas Müller bahkan sudah mencetak gol lebih banyak (16 gol) daripada seluruh pemain di kesebelasan Atlético di Liga Champions musim ini.

“Ini akan menjadi pertandingan yang seimbang,” kata gelandang Bayern, Xabi Alonso. “Pertahanan mereka jelas kekuatan utama mereka, tapi tidak hanya itu. Atlético tahu bagaimana cara memainkan sepakbola dan mereka sangat berbahaya dalam penyerangan. Mereka memenangkan penguasaan bola dengan pressing yang agresif dan mereka memainkan bola dengan sangat direct, cepat, dan vertikal menuju ke gawang. Kami harus pintar [dalam menghadapi cara bermain Atlético].”

Sejak ditangani Diego Simeone, Atlético memang sudah menjelma menjadi salah satu kesebelasan yang paling sulit ditaklukkan. Mereka adalah tipikal kesebelasan yang sangat solid dalam bertahan namun mematikan dalam serangan balik cepat, persis seperti yang Xabi jelaskan.

“Anda dapat memainkan sepakbola dengan berbagai gaya permainan. Bayern memiliki gaya mereka sendiri, begitupun kami,” kata gelandang Atlético, Augusto Fernández. “Kami bermain untuk menang di setiap laga, dan akan semakin mudah bagi kami [untuk mencapai kemenangan tersebut] jika kami tidak kebobolan.”

Bermain di Vicente Calderón juga akan membuat atmosfer pertandingan lebih memihak kepada Atlético. Ini yang membuat Bayern harus tetap fokus, apalagi jika mereka terlalu terlena karena terus-menerus menyerang. Pelatih Bayern, Josep Guardiola, pastinya sudah belajar banyak dari pertandingan perempatfinal yang membuat Barcelona tersingkir.

Namun, Atlético tidak bisa bermain sesantai biasanya dini hari nanti. Salah satu penyebabnya adalah Diego Godín yang diperkirakan harus absen karena cedera otot hamstring.

Tanpa Godín (dan juga Tiago), Simeone praktis hanya bisa mengandalkan duet bek tengah José María Giménez dan Lucas Hernández yang masih muda. Ini kemungkinan besar akan membuat penjaga gawang mereka, Jan Oblak, bekerja ekstra keras meskipun Bayern diperkirakan akan tampil tanpa Arjen Robben yang cedera.

Bayern memang salah satu kesebelasan raksasa di Eropa, tapi Atlético adalah kesebelasan yang tidak pernah membuat kita berhenti mengagumi mereka. Bayern sendiri harus kehilangan beberapa bek mereka (Jérôme Boateng dan Holger Badstuber) karena cedera, ini bisa menjadi masalah serius ketika mereka harus menghadapi kecepatan penyerangan Atlético.

Guardiola biasa memainkan Juan Bernat dan Philipp Lahm sebagai bek sayap, kemudian Javier Martínez dan David Alaba sebagai bek tengah di Liga Champions. Mereka semua bukan lah pemain bertahan murni. Hal ini bisa berbuah hal positif dan negatif bagi Bayern.

Positifnya, ini yang menjadikan mereka sejauh ini bisa mengolah bola dari belakang dan menyerang dengan baik. Namun negatifnya, bermain dengan “bek yang bukan bek murni” seperti ini akan merepotkan Bayern terutama ketika menghadapi serangan balik.

Untuk itu lah Guardiola mungkin akan melakukan sedikit perubahan. Ia bisa saja mengandalkan Joshua Kimmich atau Serdar Tasci sebagai bek tengah jika tidak ingin direpotkan oleh serangan balik Atlético. Khusus untuk Tasci, ia baru saja dipuji oleh Guardiola pada pertandingan terakhir bayern saat menang atas Hertha Berlin SC.

Sedangkan titik lemah Bayern bisa saja lahir dari kapten Lahm yang berpotensi akan kalah cepat dengan para pemain sayap Atléti. Akan tetapi, siapapun bek yang akan dimainkan oleh Guardiola, dini hari nanti hampir pasti Bayern akan asyik menyerang sehingga Manuel Neuer akan menjadi faktor pembeda di lini pertahanan Bayern, seperti Oblak juga untuk Atlético.


Foto: mundodeportivo

Infografis: Ivan Hadyan

Komentar