Robertino Pugliara di Antara Konaté Makan dan Lorenzo Cabanas

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Robertino Pugliara di Antara Konaté Makan dan Lorenzo Cabanas

Barisan pemain Persib Bandung berjalan perlahan memasuki lapangan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Minggu (3/4) malam. Mereka yang menginjakkan rumput lapangan SUGBK adalah pemain pilihan Dejan Antonic, Pelatih Persib, untuk menghadapi Arema Cronus pada final Piala Bhayangkara 2016.

Tapi tentunya tak semuanya bisa bermain. Yang tak bermain pun tak semuanya bisa duduk di bangku cadangan. Yang tak menjadi pemain cadangan, duduk di bangku penonton. Dan itulah yang dialami Rudiyana, Dias Angga Putra, Rahmad Hidayat, Jajang Sukmara, dan Gian Zola malam itu. Faktor kalah saing dan masalah kebugaran membuat mereka harus menyaksikan rekan-rekannya bertanding dari tribun yang disediakan panitia pelaksana pertandingan (Panpel). Para pemain Persib yang menepi itu memakai baju biru dengan lambang klub Persib di dada sebelah kirinya.

Tapi ada satu orang asing yang tiba-tiba mendatangi mereka. Ia memakai kaos bewarna putih dan topi bewarna hitam. Sebelumnya, para pemain Persib melambaikan tangannya kepada orang asing itu. Kemudian mempersilahkan orang asing itu duduk dan bergabung bersama rombongan mereka. Sehingga tentu saja kaos warna putih yang dikenakannya itu menyimpulkan ia bukan bagian dari Persib. Tapi bagi yang sudah familiar dengan wajahnya, tentu saja tahu jika itu merupakan pertanda bahwa orang asing itu akan menjadi bagian Persib.

Setelah lebih jelas melihatnya, orang asing itu adalah Robertino Pugliara. Robertino sendiri sudah santer dikabarkan akan bergabung dengan Persib untuk mengarungi Indonesian Soccer Championship (ISC) 2016 yang direncanakan digelar April ini. Dan Robertino mengaku sudah melakukan tanda tangan kontrak dengan Persib berdurasi satu tahun. Sebelumnya, pemain asal Argentina itu masih memperkuat PS Polri pada ajang Piala Bhayangkara 2016.

Nama Robertino sendiri mulai dikenal sepakbola Indonesia sejak memperkuat Persija Jakarta pada 2007 silam. Sebelum memperkuat Persija, Robertino pernah mengikuti seleksi terlebih dahulu bersama Persib yang ditangani Arcan Iurie. Tapi saat itu ia lebih tertarik merekrut Leo Chitescu yang sebelumnya memperkuat PSM Makassar. Kendati demikian, pemain berusia 32 tahun itu tidak merasa kecewa karena pernah dicoret Persib.

"Cuma kesempatannya (ada) sekarang. Ya, Persib tim besar tapi saya juga pernah di Persipura tim besar juga. Semoga bisa bantu tim kita lebih baik," ujar Robertino di tribun SUGBK saat itu.

Kepindahan Robertino ke Persib berawal dari pembubaran tim Persipura Jayapura. Rupanya Persib lebih cepat mengajaknya untuk bergabung daripada klub lain. Persib sendiri sedang dalam situasi membutuhkan gelandang serang baru sepeninggal Makan Konate dan Firman Utina.

Firman Utina (kiri) dan Makan Konate (kanan) sewaktu merayakan gol pada laga final Piala Presiden 2015 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Firman Utina (kiri) dan Makan Konate (kanan) sewaktu merayakan gol pada laga final Piala Presiden 2015 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).

Ya, Persib memang masih kehilangan sosok dua gelandang serang tersebut. Mereka adalah pemain yang membawa Persib menjuarai Indonesian Super League (ISL) 2014 dan Piala Presiden 2015. Kedatangan Robertino pun seolah menjadi berada di bawah bayang-bayang Konate atau Firman.

Apalagi Robertino berpeluang mengenakan nomor 10 peninggalan Konate. Seperti yang diketahui jika Robertino identik dengan nomor punggung 10, seperti waktu memperkuat Persipura, PSM Makassar, Persija dan Persiba Balikpapan. Ketika ditanya soal nomor punggung, Robetino tidak terlalu mempermasalahkannya dan bersedia mengenakan nomor punggung berapa saja. Robertino pun menegaskan tidak merasa terbenam di bawah nama Konate.

"Tidak, dia pemain yang bagus. Saya bukan untuk ganti dia. Sekarang dia tidak ada dan saya cuma mau kasih 100 persen untuk Persib," katanya.

Sebelum kedatangan Robertino, Persib menyerahkan posisi gelandang serang kepada Rahmad Hidayat. Namun Rahmad dirundung cedera selama Piala Bhayangkara. Sementara Persib sudah mencoret gelandang asingnya, Marko Krasic. Keterbatasan stok di lini tengah memaksakan Kim Kurniawan bermain sebagai gelandang serang. Padahal ia biasa memainkan peran gelandang yang lebih menjaga kedalaman lini tengah. Bahkan Persib sempat memaksakan Atep yang biasa memerankan winger, menjadi gelandang serang.

Kehadiran Robertino sendiri bisa jadi akan mengingatkan para pendukung Persib pada gelandang serang asal Paraguay, Lorenzo Cabanas. Sama seperti Cabanas, Robertino pernah memperkuat Persija Jakarta, rival Persib Bandung. Selain itu, Robertino pun sama-sama pernah membela Persiba Balikpapan selama berkarier di Indonesia. Jika Cabanas membela Persiba pada musim 2006/2007, Robertino membela Persiba pada 2009 hingga 2011.

Dengan gaya bermain yang tak jauh berbeda, Robertino tentunya diharapkan bisa memberikan kesan mendalam bagi Persib seperti yang diberikan Cabanas. Cabanas yang membela Persib pada 2007 hingga 2009, masuk ke dalam salah satu pemain asing terbaik yang pernah dimiliki Persib meski gagal membawa juara.

Robertino sebenarnya Cabanas dengan versi yang lebih baik. Memiliki kemampuan playmaking di atas rata-rata, Robertino bisa juga melakukan penetrasi ke kotak penalti untuk mencetak gol. Kemampuan fisiknya pun lebih baik dari Cabanas di mana Cabanas biasanya sudah kehabisan tenaga di 15 menit terakhir pertandingan.

Robertino nantinya diharapkan bisa menjadi solusi bagi lini depan di mana sejauh ini Juan Belencoso kurang mendapatkan suplai untuk mencetak gol. Jika Cabanas yang saat itu melayani Christian Bekamenga (dan Redouane Berkaoui) hanya menjadi juara paruh musim, kombinasi Robertino-Belencoso diharapkan bisa memberikan banyak gelontoran gol untuk Persib di Indonesia Super Championship 2016 nanti.

Komentar