Lionel Messi, Sepatu, dan Penghinaan

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Lionel Messi, Sepatu, dan Penghinaan

Oleh: Arfrian Arci Rahmanta*

Selain mengacu kepada kekuasaan, sepatu juga dapat menjadi objek fantasi .

Pada pagi itu, seperti agenda rutin di luar lapangan hijau, Lionel Messi menyapa para wartawan, yang telah dimengerti oleh Messi, bahwasanya wartawan ialah sesosok manusia cerewet sejak dalam pangkuan.

Sebelum sesi wawancara, seperti biasa Messi di-briefing terlebih dahulu oleh direktur dari tim kreatif acara talk show "Yes, I am Famous". Terdengar, sebuah term of reference didiskusikan saat itu. Mungkin bagaimana goal dari pembicaraan dan apa saja yang harus dilakukan oleh Messi di panggung yang seperti biasanya memakai latar belakang lapangan sepakbola beserta gawanganya, dan seterusnya. Messi mengangguk saja saat itu, tanda mengerti.

Seperti saat dilatih oleh Pep Guardiola, Messi harus setia mengangguk pada apa saja yang telah diskenariokan; dibuat taktiknya oleh Pep atau direktur tim kreatif. Persis sama. Messi ialah seorang penurut yang tak banyak bicara.

Lalu, setelah Messi diberi polesan bedak dan sedikit lipglos agar bibirnya cerah, mereka memulai talk show-nya. Pada awalnya berjalan seperti talk show-talk show pada biasanya, dari pertanyaan “Siapa itu Messi?”, “Apa yang telah diperoleh Messi?”, “Kapan pertama kali meniti karier?”, sampai “Kenapa Messi berlatih keras?”.

Untuk menjawab beragam pertanyaan tersebut, Messi telah didampingi penerjemah untuk mengartikan Bahasa Arab. Hingga, di saat paling pas, puncak acara mungkin, sepatu Messi yang telah diberikan kepada presenter MBC itu terangkat.

Sepatu Adidas yang berseri The Pibe de Barr10 milik Messi terpampang jelas, bahwasanya benda inilah yang bisa diberikan oleh seorang pemenang Ballon d'Or 2015 untuk rakyat miskin Mesir.  Benda yang menyimpan memori-memori Messi untuk meraih berbagai gelar juara, baik level klub atau individu.

Sepatu

foto: soccerbibble.com
foto: soccerbibble.com

The Pibe de Barr10 (seterusnya kita sebut The Pibe) sendiri adalah cerita Messi akan kesuksesannya berkarier di sepakbola. Karena banyak bikin hatrick, The Pibe, berhak mengganti The Mirosar10 untuk melapisi kaki Si Alien. The Pibe, punya cerita sendiri buat Messi. Nama belakangnya, "Barr10", merujuk pada tempat Messi bermain sepakbola, mengecoh kawan-kawannya, mengolongi kawannya biar pakai sarung, untuk pertama kalinya. Tempat berlatih itu ialah Jalan Barrio of Las Heras, di Kota Rosario, Argentina.

Atau juga, sebagai kepanjangan dari The Mirosar10, yang nama produk ini mengambil dari Rosario, kota kelahiran Messi. Karena itu pula, desainer grafis The Pibe ialah seorang yang terlahir di Rosario, terkenal dengan nama Ignacio Valenti; agar sentuhan asli dan eksklusif dari tangan asli orang Rosario tetap memberi magis bagi Messi.

Mengenai The Pibe, Messi pernah bertutur,

“I did leave Rosario when I was young, but I still have my people, my neighborhood, and my favorite spots. Pibe de Barr10 have a lot to do with my life, my childhood and a lot to do with me.”

Adalah sangat mungkin jika sebuah kenangan secara visual diejawantahkan pada sepatu oleh pesepakbola. Bak pedang bagi prajurit yang bertempur, sepatu juga senjata bagi pemain sepakbola.

Sepatu milik Messi tersebut saat ini dibanderol seharga 85 pounds, atau 1,6 juta rupiah The Pibe dipakai pertama kali oleh Messi ketika Barcelona menjadi tuan rumah kala menghadapi Manchester City di leg kedua perdelapan final Liga Champions 2015. Tak ada yang tahu, apakah berkat sepatu barunya atau tidak, si Alien menyumbang satu assist pada Rakitic yang berhasil mencetak gol satu-satunya di pertandingan itu.

Dikecam

Bukannya mendapat apresiasi berkat kepeduliannya terhadap rakyat miskin Mesir. Messi malah mendapat kecaman. Sebabnya, ia memberi sepatu bolanya sebagai bentuk donasi. Kalau di Indonesia sih sangat bisa dan boleh, namun jika di Mesir, sudah tentu ditolak. Beda tempat, beda soal.

Di Mesir dan Timur Tengah pada umumnya, tentu menjadi kebanggan jika telah melakukan tradisi lempar jumrah, nah, sepatu merupakan benda yang bisa juga dilemparkan untuk mengusir setan. Awalnya lempar jumrah, lama-kelamaan lempar sepatu juga jadi pilihan. Karena itu, memberi dan/atau melempar sepatu sebagai bentuk hadiah, adalah perbuatan yang tidak sopan, sebab mengandaikan si penerima hadiah sebagai perwujudan dari setan.

Jadi gini,
Messi memberi sepatu pada rakyat miskin Mesir,
Di Mesir, memberi dan/atau melempar sepatu adalah penghinaan besar,
Messi melakukan penghinaan pada rakyat Mesir.

Masih ingat dengan kejadian mengenai seorang jurnalis Irak, Muntazer al- Zaidi yang melempar sepatu ke Presiden Bush saat konferensi pers di Baghdad, Irak, pada 2008 lalu? “Ini ciuman selamat tinggal dari rakyat Irak, Anjing!” seru al-Zaidi saat itu sembari melemparkan satu persatu sepatunya.

Lemparan sepatu itu tidak mengenai Bush, yang dengan cepat, berkelit untuk menghindarinya. Al-Zaidi pun sempat mendekam di penjara selama sembilan bulan sebelum kemudian dibebaskan.

Lalu ada lagi.

Seorang pria Sudan melempar sepatu ke arah Presiden Sudan, Omar Al-Bashir, saat menghadiri sebuah konferensi di Khartoum, ibukota Sudan, pada Januari 2010 lalu. Lemparan sepatu itu pun meleset, sementara si pelaku ditangkap polisi. Tidak jelas apa motif pelemparan sepatu itu.

Pemimpin Turki Recep Tayyip Erdogan dilempari sepatu oleh seorang pria di Seville, Spanyol, pada Februari 2010 lalu saat akan masuk ke mobilnya. Namun aksi pria berumur 20 tahun itu juga meleset. Sepatunya mengenai salah seorang pengawal pribadi Erdogan. Pelaku kemudian ditahan dan diketahui bahwa saat itu dia sedang mabuk berat.

Kejadian yang sama dialami pemimpin Pakistan Asif Ali Zardari saat sedang berpidato dalam sebuah acara politik di Birmingham, Inggris pada Agustus 2010 lalu. Seorang pria tua melemparkan dua sepatunya ke arah Zardari. Namun sepatu-sepatu itu tidak mengenai Zardari melainkan jatuh di dekat Zardari.

Pada Februari 2013, Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, ketika sedang meninggalkan masjid Al-Hussein di Kairo terlihat akan dipukul oleh seorang pria dengan sepatu sambil berteriak “Penakut!”. Sejumlah laporan menduga aksi itu sebagai protes terhadap dukungan Iran atas pemerintah Suriah.

Oh ya,

Arda Turan, pemain baru Barcelona asal Turki juga pernah secara sengaja melempar sepatunya ke hakim garis yang tak mengangkat benderanya ketika dirinya merasa dilanggar oleh Dani Alves. Teringat, ketika itu Arda Turan masih berseragam Atletico Madrid. Aksinya melempar sepatu ke hakim garis dalam leg kedua babak delapan besar Copa del Rey 2015 melawan Barcelona kala itu sempat membuat heboh. Lemparan sepatu ini pun berbuah kartu kuning.

Jadi, apakah Arda Turan saat itu sengaja menghina hakim garis? Dan Messi pun juga (sengaja) menghina rakyat Mesir? Atau memang, mereka berdua kurang pintar sehingga terpantik situasi dan kondisi emosi saat itu (saja)?



Referensi: https://www.kusmono.com/sepatu; https://www.soccerbible.com/performance/football-boots/2015/03/adidas-f50-messi-pibe-de-barr10

*Penulis adalah anggota LPM Ekspresi UNY Yogyakarta, berakun twitter @arcibob

ed: fva

Komentar