Trofi dan Tumor yang Menemani Karier Abidal di Barcelona

Berita

by Redaksi 34

Redaksi 34

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Trofi dan Tumor yang Menemani Karier Abidal di Barcelona

Memperkuat Barcelona merupakan suatu kebanggaan besar bagi pesepakbola. Tak mengherankan, banyak pemain yang tidak bisa melupakan kenangan saat memperkuat tim berjuluk Blaugrana tersebut, salah satunya adalah Eric Abidal.

Abidal mengaku tidak bisa melupakan enam tahunnya bersama Barcelona. Banyaknya prestasi, di antaranya empat gelar La Liga dan dua gelar Liga Champions yang didapat Abidal, menjadi alasan mengapa ia tidak bisa melepaskan beberapa kenangannya bersama Blaugrana.

Selain momen mendapatkan banyak trofi bersama Barcelona, Abidal juga mengaku tidak bisa melupakan kenangan saat ia diberi tanggung jawab saat ban kapten melingkar di lengannya saat pertandingan\ final Liga Champions 2010/2011, saat menghadapi Manchester United.

“Saya tak menyangka mendapatkan kesempatan tersebut (bermain di final Liga Champions 2010/2011), karena saya mengira akan berada di bangku cadangan karena biasanya (Charles) Puyol yang bermain. Hal tersebut sangat mengagetkan, apalagi saya absen di final 2009,” ucap Abidal kepada FourFourTwo, Jumat (18/3) WIB.

“Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada (Josep) Guardiola karena telah memilih saya. Tidak pernah ada pikiran bahwa Guardiola akan memilih saya, karena kondisi saya saat itu belum berada di puncak,” ucapnya. “Tapi pada kenyataannya, Guardiola memilih saya dan membuat saya mengenakan ban kapten, hingga menjadikan saya orang yang mengangkat trofi Liga Champions.”

Rasa terima kasih Abidal terhadap Barcelona memang tak mengherankan. Sebab, kariernya di tim Catalan tersebut lebih banyak dihabiskan di meja operasi akibat tumor yang dideritanya, belum lagi tumor tersebut hampir membuatnya mengakhiri karier di Barcelona lebih cepat.

“Tumor tersebut membuat saya harus banyak beristirahat. Hal ini pun membuat saya menjadikannya (sembuh dari tumor) sebagai tujuan utama dalam hidup. Bahkan melebihi keinginan saya kembali ke lapangan,” ujarnya.

“Pertarungan melawan tumor sangat sulit buat saya. Tapi, saya cukup beruntung lantaran ada orang di sekitar saya yang terus membantu memberi semangat. Hal tersebut mengubah hidup saya, membuat saya menjadi seseorang yang lebih kuat daripada sebelumnya,” ujarnya.

Meski demikian, bukan berarti Abidal begitu mencintai Barcelona. Akhir kariernya di Barcelona tak berjalan sesuai keinginannya lantaran Barcelona memilih tak memperpanjang kontrak Abidal. Hal tersebut pun membuat Abidal kecewa, sebab sebelumnya ia sempat berharap dapat terus bermain untuk Barcelona.

ed: fva

Komentar