Diego Perotti, Harapan Baru AS Roma

Taktik

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Diego Perotti, Harapan Baru AS Roma

Diego Perotti tampil brilian sepanjang Serie-A musim lalu. Sumbangan empat gol dan lima assistnya membantu Genoa berada di peringkat keenam klasemen akhir Serie-A 2014/2015. Padahal, musim itu adalah tahun perdana Perotti berkarir di Italia. Sebelumnya, ia memperkuat Boca Juniors dan Sevilla. Sedikit menyimpulkan bahwa Perotti cepat beradaptasi dengan lingkungan baru.

Penampilannya selama Serie-A 2014/2015, menarik perhatian banyak kesebelasan Eropa, seperti Watford FC, West Ham United, dan Valencia. Sementara dari Serie-A, AS Roma, AC Milan, dan Internazionale Milan, pun turut meminati Perotti. Tapi ia memilih Roma sebagai kesebelasan Italia berikutnya pada bursa transfer Januari 2016.

Perotti pun tiba di Ibu Kota Italia dengan status pinjaman setelah Roma membayar uang satu juta euro kepada Genoa. Kendati berstatus pinjaman, Roma punya opsi mempermanenkannya pada akhir musim nanti. Roma sepakat membayar 9 juta euro ditambah bonus 3 juta euro. Sehingga Perotti memperkental aroma Genoa di Roma karena bergabung kembali bersama Iago Falque dan Stephan El Shaarawy.

Pemain asal Argentina ini pun beradaptasi begitu cepat dengan Roma. Perotti baru datang di Kota Roma pada 31 Januari lalu setelah membela Genoa menghadapi Fiorentina. Dua hari berikutnya, ia langsung diturunkan Roma sejak menit awal. Tapi Perotti tidak menunjukan kelelahan. Pemain bernomor delapan ini mengawali debutnya dengan luar biasa. Perotti langsung memberikan assist kepada El Shaarawy untuk menutup kemenangan 2-0 atas Sassuolo.

Sebetulnya agak mengherankan mengapa Luciano Spalletti, Pelatih Roma, mengamini kedatangan Perotti. Pada awalnya, Perotti  adalah incaran pelatih Roma sebelumnya, Rudi Garcia. Perotti diincar Garcia untuk diplot sebagai winger kiri, mengingat strategi andalannya adalah serangan melalu dua sisi lapangan. Apalagi jika meningat Perotti diplot sebagai winger kiri selama membela Genoa.

Di sana, Perotti berperan menjadi penghubung rekan-rekan kesebelasannya melalui sayap kiri. Ia melakukan tugas itu dengan mengandalkan kemampuan dribelnya. Perotti berhasil melakukan 3,6 dribel sukses per laga selama musim lalu. Tentu tipikal pemain seperti itulah yang disukai Garcia, seperti ketergantungannya kepada Gervinho, atau kepada Eden Hazard ketika masih berada di Lille OSC.

Tapi nyatanya, teknik, fleksibilitas dan kerja keras Perotti lebih berkembang di bawah tempaan Spalletti. Skil mulitafsir Perotti memberikan dan membantu kebutuhan fleksibilitas taktis Spalletti. Maka dari itulah Perotti dirasa cocok mengemban peran false 9 di kesebelasan berjuluk I Lupi (Si Serigala) ini.

Kecerdasan teknik mengontrol pertandingan yang dimilikinya berhasil menghubungkan lini tengah dengan lini depan Roma. Pergerakan Perotti sering berhasil membantu rekannya lolos masuk ke sepertiga akhir lawan. Hasilnya, ia membentuk kerja sama sempurna dengan Mohamed Salah dan El Shaarawy. Dengan adanya Perotti di lapangan, Roma memiliki penyerang utama sekaligus playmaker ofensif dalam waktu yang sama. Kecepatan lari Perotti pun membuat bek lawan kesulitan mengimbangi pergerakannya.

Maka dari itu kecepatannya sangat berguna ketika melakukan transisi dari menyerang ke bertahan. Atas hal itulah ia menjadi pemain yang rajin membantu pertahanan skuatnya. Perotti mampu melakukan pressing kepada penguasaan bola di wilayah lawan. Ia juga tidak malas turun lebih ke dalam untuk membantu pertahanan atau membangun serangan dari belakang.

Pergerakannya di lapangan, sedikit mengingatkan peran Francesco Totti sewaktu muda. Sekarang, ia telah mendapat warisan posisi dari Totti di lapangan dan Perotti membuktikannya dengan kualitas, sehingga ia bisa membantu Totti lebih lega ketika meregangkan kariernya suatu hari nanti. "Saya selalu merasa lebih nyaman di sebelah kiri, tapi saya pernah bermain sebagai penyerang lubang di Geona dan pernah bermain di sebelah kanan. Hal utamanya adalah saya ingin bermain dan membuat diri saya berguna untuk tim," ujar Perotti seperti dikutip dari Football-Italia.

Meskipun Roma punya Edin Dzeko, justru permainan terbaik dikeluarkan ketika ia tidak diturunkan. Tapi walau bagaimanapun juga, kemampuan Dzeko pun tidak kalah meningkat bersama Spalletti. Dzeko sudah mencetak tiga gol sejak ditangani Spalletti pada pertengahan Januari 2016. Kendati demikian, Spalletti lebih menyukai kecepatan Perotti ketimbang penguasaan bola yang menjadi kelebihan Dzeko.

Salah satu penampilan terbaik Perotti adalah saat mengalahkan Sampdoria yang menggunakan formasi 3-4-2-1. Rupanya pakem tersebut memberikan banyak ruang yang bisa dimanfaatkan dan dieksploitasi Perotti. Peran false 9 yang sedang dijalaninya, membantunya untuk mendapatkan ruang untuk mendapatkan bola dari rekan-rekannya. Ruang itu mampu dieksploitasi Perotti dan ia mencetak satu gol pada pertandingan tersebut.

Atas penampilan impresif Perotti sejauh ini, Roma tidak berpikir terlalu panjang untuk mempermanenkannya lebih cepat.  Perotti resmi dipermanenkan Roma pada 1 Maret lalu dan dikontrak sampai 2019 nanti. Sekarang Perotti pun bisa lebih tenang memulai bab-bab berikutnya di Ibu Kota Italia.



Sumber lain: Calcio Mercato.

ed: fva

Komentar