Pesan Terselubung DiCaprio kepada Pesepakbola di Dunia

Cerita

by redaksi

Pesan Terselubung DiCaprio kepada Pesepakbola di Dunia

Piala Oscar 2016 sudah selesai, dengan semua gelar yang sudah dibagikan kepada aktor-aktor yang menjadi juara dalam setiap kategori yang dilombakan. Tentu saja, salah satu yang cukup menarik perhatian adalah kemenangan Leonardo DiCaprio sebagai aktor pria terbaik.

DiCaprio memenangkan gelar itu atas perannya dalam film The Revenant. Ini merupakan kemenangan pertama sekaligus yang sudah ditunggu-tunggu oleh aktor berusia 41 tahun tersebut sejak ia pertama kali masuk nominasi Oscar pada tahun 1993.

Kebahagiaan ini pun ia tuangkan dalam pidato kemenangannya di atas podium. Isinya memang cukup menarik. Dalam pidatonya, ia menyinggung tentang perubahan iklim yang sekarang terjadi di dunia, dan ia juga meminta kepada seluruh pemimpin di dunia untuk tidak berpura-pura dan bersatu untuk merawat planet bumi ini.

Tapi, ada bagian terakhir dari pidato itu yang menarik perhatian saya, yaitu ketika ia mengatakan, "Let us not take this planet for granted. I do not take t0night for granted. Thank you,". Menurut saya, itu adalah bagian yang menarik, karena frasa "take for granted" yang ia gunakan. Itu seperti sebuah pesan terselubung yang berusaha untuk sampaikan.

Sekadar untuk penjelasan tambahan, frasa "take for granted" adalah sebuah idiom dalam Bahasa Inggris, mungkin kalau di Bahasa Sunda mirip seperti babasan, yaitu frasa bahasa Sunda yang mengandung makna kiasan. Contohnya, bodo alewoh yang artinya orang yang tidak paham/dianggap bodoh tapi mau bertanya, atau gede hulu yang berarti orang yang sombong. Kira-kira, babasan dan idiom ini serupa pengertian dan cara pemakaiannya.

Nah, kembali ke idiom, idiom "take for granted" sendiri berarti "menerima sesuatu apa adanya" dalam Bahasa Indonesia. Mungkin jika disambungkan dengan pernyataan DiCaprio di atas, hal itu bisa berarti "janganlah menerima planet ini apa adanya. Saya pun tidak menerima malam ini secara apa adanya" secara literal. Namun secara pragmatik, itu bisa berarti sesuatu, apalagi dengan konteks Piala Oscar, ia seolah ingin mengatakan kepada aktor lain bahwa "jika kau berusaha, kau pasti bisa meraih Piala Oscar juga".

Benar-benar DiCaprio ini. Ia menyampaikan pesan itu di saat yang tepat, dan ia mengatakannya dalam konteks yang juga tepat. Seolah pria bernama lengkap Leonardo Wilhelm DiCaprio ini ingin menyerukan bahwa sebuah hal bisa dicapai dengan usaha keras yang konstan, dan memang, dalam perjalanannya meraih kesuksesan sebagai aktor, yang dilambangkan dengan Piala Oscar, ia harus menempuh jalan yang panjang dan tidak mudah.

Membintangi beberapa film, baik itu sebagai aktor pendukung atapun aktor utama, masuk nominasi beberapa kali namun tidak juara, namun ia tetap serius di dunia aktor karena ia percaya bahwa ia bisa menjadi aktor yang hebat.

Inilah yang harus dicermati oleh para pesepakbola di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia, bahwa untuk menjadi seorang pesepakbola hebat, seperti halnya menjadi aktor yang hebat, butuh perjuangan yang keras dan tidak instan. Mulai dari usia muda, menekuni sepakbola, dan terus-menerus menempa diri dan berlatih untuk menjadi pesepakbola hebat.

Sebagai contoh nyata di dunia sepakbola tentang pesepakbola yang meraih sukses setelah melalui usaha keras, ada dua sosok yang bisa dijadikan panutan, yaitu Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.

Dua sosok ini merupakan contoh pesepakbola yang sudah sukses meraih gelar "Piala Oscar" bagi pemain sepakbola untuk beberapa kali (baca: Ballon d'Or). Meski memang ada yang bilang bahwa gelar itu diraih secara kontroversial, tapi tetap, perjalanan keduanya untuk meraih gelar "Piala Oscar" adalah perjalanan yang bisa dijadikan contoh bagi pesepakbola di masa depan.

Punya bakat, namun tidak "take for granted" kepada bakatnya sendiri

Seperti yang sudah diujarkan di atas, "take for granted" diartikan sebagai "menerima sesuatu apa adanya". Jadi, jika seseorang memiliki bakat, dan orang itu pemalas, ia biasanya hanya akan menerima bakatnya itu apa adanya dan tidak mau berlatih keras.

Tapi, berbeda dengan Messi dan Ronaldo, semenjak kecil mereka tidak "take for granted" kepada bakatnya sendiri. Tentu kita tahu kisah Cristiano Ronaldo kecil yang harus berjuang keras untuk menekuni bakatnya di bidang sepakbola, di tengah terpaan keluarganya yang memiliki masalah, terutama masalah ekonomi.

Umur 11 tahun, ia sudah pindah ke Sporting Lisbon dari kampung halamannya, Madeira. Ia rela berpisah dengan teman-teman masa kecilnya hanya untuk menekuni sepakbola dengan lebih serius, dan mungkin, agar kehidupan keluarganya menjadi lebih baik.

Coba bayangkan, umur 11 tahun, di saat mungkin anak-anak di belahan dunia lain sedang menikmati masa indah bersama keluarga, ia sudah pindah jauh dari Madeira ke Lisbon, hanya demi menekuni sepakbola yang ia sukai. Jika anak biasa, ia mungkin tidak akan mau berpisah dengan keluarganya dan akan menangis. Tapi, Ronaldo kecil berbeda. Meskipun ia juga sempat menangis untuk sementara waktu, ia memilih untuk tegar. Ronaldo remaja, sejak usia 14 tahun, sudah mulai fokus untuk bermain bola. Bagi anak remaja umumnya, jauh dari kampung halaman, dan bermain sepakbola di daerah yang asing mungkin adalah sesuatu yang sulit.

maxresdefault
Ronaldo remaja di Lisbon - Sumber: boomsbeat.com

Hal yang sama juga dialami oleh Lionel Messi. Didiagnosa menderita kekurangan hormon pertumbuhan saat masih membela Newell's Old Boys di usia 10 tahun, ia harus pindah jauh ke Barcelona, Spanyol, hanya agar tetap bisa bermain bola dan tentu saja mendapatkan bantuan operasi hormon pertumbuhan dari Barcelona. Sama seperti Ronaldo, Messi pun menangis. Umur 10 tahun, dan ditinggalkan oleh keluarganya di negara asing (ayahnya tetap di Barcelona), adalah sesuatu yang berat.

Tapi, Messi tabah. Usia 14 tahun, operasi hormon pertumbuhannya selesai, dan ia mulai aktif bermain di La Masia dan mulai bisa berkawan dengan siswa La Masia lain, seperti Cesc Fabregas dan Gerard Pique. Sejak saat itu, ia mulai menekuni sepakbola dengan lebih serius, dan meski jauh dari keluarganya, ia tetap bisa bermain sepakbola dengan baik.

Vazquez-Messi-Cesc
Messi remaja di La Masia. Disampingnya Fabregas, tuh! - sumber: prezi.com

Buah dari usaha keras sejak kecil

Tak terasa, waktu berlalu. Messi dan Ronaldo sekarang sudah menjadi seorang pria yang dikenal oleh seluruh belahan dunia karena aksi dan teknik memukaunya di atas lapangan. Anak yang ketika usia 14 tahun sudah mantap untuk pindah ke tempat yang jauh dari kampung halamannya dan fokus untuk menekuni sepakbola itu sekarang dianggap sebagai seorang alien, karena orang-orang menganggap permainan mereka itu diluar batas kewajaran manusia.

Ada yang bilang itu bakat, dan memang tidak bisa dipungkiri bahwa mungkin karir mereka juga dapat meningkat karena terbantu oleh bakat. Tapi, jangan lupakan, meskipun mereka berbakat, ada sesuatu yang lain yang mereka lakukan; berusaha keras.

Apa yang kita tanam kelak akan kita tuai di kemudian hari. Pengorbanan mereka sejak kecil yang sudah teguh untuk pindah ke tempat yang jauh adalah sebuah usaha keras yang mungkin orang biasa takkan bisa melakukannya. Mereka rela berpisah dengan keluarga dekat, semenjak remaja, bahkan semenjak kecil, hanya untuk fokus akan bidang apa yang mereka lakoni.

Apa yang Messi dan Ronaldo tanam, telah mereka tuai hari ini. "Piala Oscar" di sepakbola sudah mereka dapat berkali-kali, dan tidak hanya sekali. Namun mungkin, apa yang mereka rasakan ketika mendapatkan "Piala Oscar" untuk pertama kalinya sama seperti yang DiCaprio rasakan sekarang ketika ia mendapatkan Piala Oscar bagi kategori aktor untuk pertama kalinya.

Pelajaran bagi pesepakbola masa kini dan nanti

Mungkin terdengar klise, tapi ini adalah hal yang jarang dilakukan. Seperti yang sudah disebutkan di atas, tiada kesuksesan yang instan. Butuh proses, butuh pengorbanan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Saya memiliki istilah saya sendiri di sini, yaitu "Orang-orang spesial adalah orang-orang yang pernah mengalami sesuatu yang 'spesial' dalam hidupnya".

Ronaldo dan Messi telah mengalami hal "spesial" itu saat mereka kecil, pun dengan DiCaprio yang telah banyak mengalami hal "spesial" dalam karier keaktorannya, dan sekarang mereka menjadi orang-orang yang spesial. Oleh karenanya, bagi pesepakbola masa kini dan nanti, jangan pernah berharap untuk menjadi pesepakbola yang spesial, jika mereka belum pernah mengalami ataupun mencoba sesuatu yang "spesial".

Hal "spesial" itu pasti akan datang, dan ketika ia datang dalam kehidupan, jangan mundur. Hadapi, dan dibalik hal "spesial" itu, ada sesuatu "spesial" lain yang telah menanti.

Tapi, akhir kata, selamat ya DiCaprio atas Piala Oscar 2016-nya!

(sf)

Foto: telegraph.co.uk, prezi.com, boomsbeat.com

Komentar