Bonaventura, Garansi Ketajaman Carlos Bacca

Taktik

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Bonaventura, Garansi Ketajaman Carlos Bacca

Musim ini, peran Giacomo Bonaventura di AC Milan semakin vital. Kemampuannya bermain di berbagai posisi itulah yang membuat kehadirannya semakin dibutuhkan dalam skuat berjuluk I Rossoneri ini.

Sinisa Mihajlovic, Pelatih AC Milan, menugaskan Bonaventura dalam berbagai posisi. Bonaventura dicoba mulai dari gelandang box-to-box, gelandang serang, dan sayap kiri. Penampilannya dianggap paling konsisten di tengah inkonsintensi Milan selama putaran pertama Serie-A 2015/2016.

Ya, Mihajlovic memang masih dihantui inkonsistensi selama setengah musim ini. Tidak hanya menyoal hasil pertandingan, namun juga dalam pemilihan formasi. Milan sudah menerapkan tiga formasi berbeda sejauh ini, mulai dari 4-3-1-2, 4-3-3, sampai 4-4-2. Begitu pun Bonaventura di setiap formasi tersebut. Ia mendapatkan peran yang berbeda-beda.

Gelandang kelahiran 1989 tersebut diplot menjadi gelandang serang di belakang dua penyerang pada formasi 4-3-1-2. Bonaventura juga dipasang sebagai penyerang sayap kiri pada formasi 4-3-3. Sedangkan pada formasi 4-4-2, ia memainkan peran sebagai sayap kiri namun bermain lebih bertahan. Meskipun posisinya beruba-ubah, Bonaventura selalu menampilkan penampilan paling menonjol dalam setiap formasi Milan. Hal itu dibuktikan dari sumbangan tujuh asist dan enam golnya untuk Milan.

Mihajlovic jeli melihat keahlian pemain 26 tahun tersebut. Ia menempatkan Bonaventura di sisi kiri bukan tanpa alasan. Hal itu karena Bonaventura lebih dominan menggunakan kaki kanan. Maka, pergerakan Bonaventura yang paling berbahaya adalah ketika ia melakukan gerakan memotong di pertahanan lawan. Rupanya, aksinya itulah yang menyempurnakan pundi-pundi gol Carlos Bacca. Aksinya itu membantu Bacca memiliki ruang bergerak yang membingungkan lawan-lawannya.

Lihat saja ketika Milan menghadapi Palermo pada 19 September 2015. Bonaventura berlari ke dalam kotak penalti dan mendapatkan umpan dari Davide Calabria di sisi kanan serangan. Tapi Bonaventura tidak langsung menembak bola ke gawang lawan, melainkan menguasainya terlebih dahulu sebelum diberikan kepada Bacca. Alhasil, bola sodoran dari Bonaventura berhasil disambar Bacca yang bebas tidak terkawal di kotak penalti Palermo.

Salain itu, ketika mengalahkan Lazio pada November 2015 adalah aksi terbaik dari kombinasi keduanya. Bonaventura melihat Bacca berada di antara kedua bek tengah Lazio. Kemudian, ia melepaskan umpan terobosan yang akurat ke arah Bacca berada. Hasil umpan itu berhasil dikemas Bacca menjadi gol penutup kemenangan 3-1.





Tentu kombinasi keduanya memberikan harapan bagi pendukung Milan. Pasalnya, kombinasi keduanyalah yang membuat Milan bisa bertengger di papan tengah klasemen sementara. Sekarang, Riccardo Montolivo dkk., berada di peringkat keenam dengan raihan 47 poin. Mereka berpeluang untuk menggeser Internazionale Milan di peringkat kelima yang mengoleksi 48 poin. Milan pun agaknya bisa menunaikan ambisinya musim ini, yaitu berkompetisi di Liga Eropa musim depan.

Bonaventura bukan hanya aset penting bagi Milan, tapi ia menjadi salah satu gelandang paling berpengaruh di Serie-A. Bacca memang menjadi pencetak gol terbanyak di Milan saat ini. Namun, ia tidak bisa mencetak 13 gol tanpa kreativitas yang diciptakan Bonaventura. Berdasarkan data Squawka, Bonaventura masuk ke dalam 10 besar pemain dengan nilai performa paling bagus. Ia bertengger bersama gelandang Serie-A lainya seperti Borja Valero (Fiorentina), Alejandro Gomez (Atalanta) dan Marek Hamsik (Napoli).

Tentu Bonaventura akan cocok dipanggil kembali Antonio Conte, Pelatih Kesebelasan Negara Italia. Sebelumnya, ia mendapatkan debutnya di skuat Italia ketika menghadapi San Marino pada 13 Mei 2013. Selanjutnya, ia berkemungkinan dipanggil untuk memperkuat Italia pada Piala eropa 2016. Di sana, ia akan bergelut dengan Stephan El Shaarawy (AS Roma) dan Lorenzo Insigne (Napoli), untuk mengisi posisi sayap kiri Italia.



Sumber lain: Bleacher Reports, ESPN FC, Football-Italia.

Komentar