Konversi Gol dan Permainan Sayap: Keunggulan Ferguson Atas Moyes

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Konversi Gol dan Permainan Sayap: Keunggulan Ferguson Atas Moyes

Oleh: Tangguh Chairil


Jika hanya dilihat dari 31 laga pertama, David Moyes adalah manajer Manchester United terbaik. Moyes mampu memenangkan 18 pertandingan, lebih baik dari Sir Matt Busby (15 kemenangan), Ron Atkinson (14 kemenangan), dan Sir Alex Ferguson (12 kemenangan).

Situs 101greatgoals.com merilis infografik di bawah ini pada Kamis 9 Januari 2014 lalu. Salah satu situs dalam negeri, liputan6.com, juga meneruskan laporan ini dengan tajuk "Moyes yang Terbaik Dibanding Ferguson dan Busby".

 


Perbandingan Kemenangan dalam 31 Laga Awal Manajer ManUtd. Sumber: 101greatgoals.com


Tapi, itu tentu hanya angka, dan bukan trofi. Dari catatan-catatan tersebut juga perlu diingat bahwa baik Busby, Atkinson, maupun Ferguson mengawali karier manajerial di ManUtd dengan mewarisi klub yang sedang terpuruk (lihat catatan performa mereka di akhir tulisan).

Ini tentu beda dengan Moyes mewarisi ManUtd yang baru saja menjuarai Premier League, dengan skuat yang kurang-lebih sama. Para aktor utama kemenangan ManUtd pada musim sebelumnya, seperti Robin van Persie, Wayne Rooney, Michael Carrick, dan David de Gea, juga masih memperkuat klub Setan Merah.

Pada musim lalu, Ferguson memenangkan 22 pertandingan dalam 31 laga pertamanya di semua kompetisi. Pada Januari 2013, Fergie juga membawa MU berada pada peringkat pertama klasemen Premier League dengan keunggulan tujuh poin dari peringkat ke-2, Manchester City.

Pada awal Februari 2014 kali ini, ManUtd berada di peringkat ke-7 klasemen dengan selisih lima belas poin dari peringkat pertama.

Kunci pada Konversi Tembakan


Jika bukan skuat, lalu apa perbedaan ManUtd-nya Ferguson dan ManUtd sekarang di bawah Moyes?

Salah satu perbedaan yang paling mencolok adalah konversi tembakan menjadi gol. Pada musim 2012-13, ManUtd mencetak lebih banyak gol dari klub-klub Premier League lainnya. Padahal, musim lalu Setan Merah melepaskan shot lebih sedikit dibanding enam klub papan atas Premier League (Opta)

Hasilnya, ManUtd mencetak satu gol tiap lima tembakan yang tidak diblok (19,0%). Jika dibandingkan dengan nilai rata-rata Premier League sebesar 13,2%, terlihat bahwa ManUtd memiliki tingkat konversi yang tinggi dan terus meningkat sejak musim 2008-09.

ManUtd mampu mengurangi jumlah tembakan, dan memperbaiki posisi pemain dalam melepaskan tembakan. Artikel Opta yang lain menunjukkan bahwa kualitas peluang rata-rata ManUtd pada musim 2011-12 dan 2012-13 adalah yang tertinggi. Salah satu blog sepakbola, DifferentGame, bahkan menyebut ManUtd sebagai "Raja Konversi".

Kolumnis BBC Robbie Savage juga menekankan hal ini ketika menganalisis kesuksesan ManUtd saat mengamankan titel juara ke-20 pada akhir musim. "Statistik menunjukkan bahwa di Premier League, United memiliki possession yang sedikit lebih rendah dari musim lalu, melepaskan crossing yang lebih sedikit tiap pertandingan, dan membuat shot yang lebih sedikit. Namun rasio gol per tembakan mereka meningkat, dan mereka meperkecil jumlah tembakan dari lawan-lawan mereka," ujar Savage.

Menyoal topik yang sama, ShotsOnTarget.co.uk menyebut bahwa ekspektasi gol per tembakan ManUtd jauh di atas rata-rata Premier League 2012-13 (lihat grafik di bawah)


Grafik Tingkat konversi tembakan ManUtd periode 2003-2012. Sumber: Opta

Hal inilah yang tidak terlihat dari ManUtd pada musim sekarang. WhoScored.com mencatat ManUtd telah melepaskan 13 tembakan per pertandingan dalam 20 laga Premier League dan enam laga Champions League (total 338 tembakan). Namun, ManUtd hanya mencetak 32 gol di Premier League dan sepuluh di Champions League.

Ini berarti rasio gol pertembakan ManUtd turun drastis dari semula 19% ke 12,4%.

Dari 13 tembakan yang dilesakkan setiap pertandingan pun, hanya lima yang mengarah ke gawang. Akurasi 38,5% ini lebih rendah dari 49,5% pada musim 2012-13 dan 51,7% pada musim 2011-12 (data BBC).

Posisi tembakan dilepaskan juga memburuk. Sebesar 36% attempts dilepaskan ManUtd dari luar kotak penalti, 56% dari kotak 18 yard, dan hanya 8% yang dilepaskan dari dalam kotak 6 yard.


Posisi tembakan ManUtd musim 2013-14. Sumber: WhoScored.com

Berubahnya Serangan dari Sayap

Perbedaan mendasar lainnya adalah serangan sayap ManUtd. Dalam kolom BBC-nya, Savage mencatat rata-rata crossing ManUtd pada musim lalu adalah 20,4 per pertandingan, sementara pada musim 2011-12 sebanyak 21,7 per pertandingan.

Angka ini meningkat drastis pada musim ini. Sebagaimana dicatat WhoScored.com, jumlahnya meningkat jadi 27 per pertandingan.

Dominasi serangan sayap ManUtd juga terlihat dari statistik bahwa 75% serangan ManUtd berasal dari sayap (42% dari sayap kanan, 33% dari sayap kiri), sementara hanya 24% serangan ManUtd dilancarkan dari tengah.

Tapi peningkatan jumlah crossing ini tidak diimbangi dengan kemampuan duel udara penyerang ManUtd: Van Persie hanya memenangkan 1,4 duel udara per laga, Rooney 0,9 duel udara per laga, Danny Welbeck 0,4 duel udara per laga, sementara Javier Hernández 0,3 duel udara per laga.

Nilai para striker ManUtd ini jauh di bawah penyerang tipe udara seperti Peter Crouch (Stoke) yang memenangkan 8,3 duel udara per laga, Christian Benteke (Aston Villa) 6,9 duel udara per laga, atau Modibo Maiga (West Ham) 5,9 duel udara per laga.

Selain karena tidak adanya pemain yang mampu berduel, rendahnya akurasi crossing ManUtd juga memang disebabkan karena buruknya umpan silang yang dilakukan. Pemain dengan rata-rata crossing akurat tertinggi pada musim ini adalah Rooney, dengan hanya 1,4 crossing akurat per laga.


Posisi serangan ManUtd musim 2013-14. Sumber: WhoScored.com

Memang terasa aneh jika Moyes tetap mengandalkan serangan sayap. Padahal, pemain-pemain sayap ManUtd telah dikritik sejak musim lalu lantaran kinerja mereka yang buruk.

Scott Hunt di MancunianMatters.co.uk menyebut permainan sayap ManUtd sekarang adalah yang terburuk sejak 1990, sementara Surya Solanki di TheseFootballTimes.net berargumen bahwa ManUtd kekurangan pemain sayap berkualitas, serta menjalankan set-up serangan sayap tradisional yang salah lantaran tidak sesuai dengan penekanan pada possession.

Bertumpu pada yang Tradisional

Salah satu faktor lemahnya serangan sayap ManUtd juga karena masih bertumpu pada pemain sayap tradisional seperti Antonio Valencia. Ia akan berlari hingga ujung lapangan barulah melancarkan crossing untuk mengantarkan bola ke dalam kotak penalti.

Pada musim ini, sampai tulisan dibuat, sayap kanan ManUtd sendiri memang lebih sering diisi oleh Valencia (18 kali), sementara pemain yang lebih kreatif seperti Luis Nani baru ditempatkan di sayap kanan empat kali, dan Adnan Januzaj dua kali.

Sayap kiri ManUtd lebih variatif dengan Januzaj diturunkan tujuh kali, Shinji Kagawa enam kali, dan Ashley Young lima kali. Namun, selain Januzaj, kinerja pemain lain di sayap kiri tidak begitu baik.

Posisi asli Kagawa sendiri adalah gelandang serang tengah. Penempatannya di sayap kiri tentu menurunkan kinerjanya. Situs WhoScored.com yang memberikan penilaian kinerja pemain juga mencatatkan hal yang sama. Rating Kagawa menurun dari semula 7,03 pada musim 2010-11 dan 7,36 pada musim 2011-12, menjadi 6,89 pada musim 2012-13 dan 6,72 saat ini.

Penurunan rating ini juga dialami Young. Di Aston Villa, ia bermain sebagai sayap kanan dan gelandang serang tengah, dan mampu mendapatkan rating 6,78 pada musim 2010-11 (Villa) dan 7,07 di musim 2011-12 (Villa). Pindah ke ManUtd, raihan ini menurun menjadi 6,97 pada musim 2012-13 dan 6,51 pada musim 2013-14.

Buruknya kinerja pemain-pemain sayap ini tentu berpengaruh terhadap konversi tembakan ManUtd menjadi gol.

Buruknya asupan bola crossing, ditambah dengan rendahnya kemampuan duel udara penyerang ManUtd, menyebabkan para pemain kesulitan untuk memperoleh posisi yang baik untuk melepaskan tembakan. Maka tak heran jika para punggawa ManUtd lebih sering menembak dari luar kotak penalti.

Inverted Winger Sebagai Solusi Bagi Moyes


Penempatan Valencia di sayap kanan dan Januzaj di sayap kiri menunjukkan taktik serangan sayap tradisional. Padahal taktik ini membatasi peluang para pemain sayap untuk menembak dan mencetak gol.

Hingga pertandingan ke-20, Valencia baru melancarkan tujuh tembakan dalam 17 kali bermain, sementara Kagawa empat tembakan dari delapan kali diturunkan. Raihan Young pun tak lebih mengkilap dengan enam tembakan dari sepuluh kali diturunkan. Hanya Januzaj saja yang aktif menembak (29 tembakan dari 14 kali diturunkan) karena gaya bermainnya yang lebih kreatif.

Taktik serangan sayap tradisional juga memiliki kelemahan lain yaitu begitu mudah kehilangan kendali akan bola. Ini karena bola lebih mudah terebut lewat duel udara maupun lewat penjagaan oleh bek sayap. Kurangnya fleksibilitas serangan pun memudahkan lawan memprediksi alur serangan.

Selain itu, serangan sayap tradisional juga membuat bek sayap tidak memiliki ruang untuk melakukan overlap. Mari kita lihat lagi rating Whoscored. Rafael, yang beroperasi di belakang Valencia, turun performanya dari 7,32 pada musim 2012-13 menjadi 6,86 pada musim 2013-14 sekarang.

Salah satu solusi bagi Moyes, jika memang masih ingin mengandalkan permainan sayap, bisa jadi adalah inverted winger. Sebagaimana ditulis Ammar Mildandaru pada detikSport, "Inverted winger adalah pemain sayap yang menempati sisi lapangan yang berlawanan dengan kekuatan kaki terbaiknya."

Dengan formula yang sama, Solanki di TheseFootballTimes.net mengusulkan agar Moyes menempatkan Januzaj di sayap kanan dan Nani atau Young di sayap kiri. Mereka bisa memotong masuk dari area sayap, untuk kemudian melepaskan tembakan dari posisi yang baik.

Posisi tembakan yang lebih baik akan meningkatkan konversi tembakan menjadi gol ManUtd. Dengan inverted wingers yang memotong masuk ke tengah lapangan, lebih banyak serangan dapat dilancarkan dari tengah melalui kombinasi dengan penyerang dan gelandang tengah.

Inverted wingers juga akan lebih sulit untuk dijaga oleh bek sayap, yang akan ragu-ragu untuk mengikuti mereka masuk ke lapangan tengah. Selain itu, saat inverted winger masuk ke lapangan tengah, bek sayap di belakangnya pun dapat melakukan overlap untuk mengambil alih peran melepaskan crossing.

Jika Moyes dapat memperbaiki kinerja ManUtd pada waktunya, barulah ia akan dapat berdiri sejajar dengan Busby atau Ferguson. Kata kunci di sini adalah waktu.

Busby baru berhasil menghadirkan trofi ke Old Trafford pada musim ketiga (1947-48), itu pun baru trofi FA Cup. Sementara trofi First Division baru singgah di Old Trafford pada musim ketujuh Busby (1951-52). Trofi pertama Ferguson pun diperoleh dari FA Cup pada musim keempat (1989-90), sementara trofi Premier League baru diperoleh pada musim ketujuh (1992-93).

Moyes sudah mempersembahkan gelar Community Shield 2013 bagi ManUtd. Dengan skuat eks-juara Premier League, penambahan pemain, serta pemilihan strategi yang benar, siapa tahu suatu saat ia bisa disejajarkan dengan Busby dan Ferguson. Tidak hanya dalam urusan statistik kemenangan, tapi juga trofi.

**

Catatan:

Busby mewarisi ManUtd pasca-Perang Dunia II,  ketika Old Trafford sendiri sempat di-rekuisisi militer dan bahkan terkena serangan bom Jerman

Sementara itu, Atkinson mewarisi ManUtd dari Dave Sexton. Selama ditukangi Sexton, prestasi ManUtd turun naik, dan juga tak pernah memenangkan gelar liga.  Dari 201 laga di bawah Sexton, ManUtd hanya memenangkan 81 diantaranya [StretfordEnd.co.uk].

Dalam lima tahun melatih (1981-86), Atkinson juga tidak memenangkan satu pun gelar liga, meneruskan “tradisi” 20 musim sebelumnya. Pada awal musim 1986-1987, karena performa yang buruk Atkinson pun dipecat. Estafet manajerial ManUtd lalu diteruskan kepada Ferguson.

Fergie kemudian mempersembahkan 38 trofi, termasuk 13 gelar Premier League dan dua Champions League, selama 26 tahun di klub tersebut.

Dikirim oleh:

Tangguh Chairil

Akun twitter saya  @Tangguh_23, namun terhitung 14 Januari 2014 akan diubah menjadi @Tangguh_24

Penikmat Setan Merah yang bertempat tinggal di Bekasi. Angka di akun twitter mengindikasikan usia yang masih muda, beda, dan berbahaya.

Komentar