Werder Bremen Ikuti Langkah Kaiserslautern, Bochum, dan TSV 1860 Munchen?

Cerita

by redaksi

Werder Bremen Ikuti Langkah Kaiserslautern, Bochum, dan TSV 1860 Munchen?

Di era milenium awal, Werder Bremen bukanlah tim yang terdengar asing bagi para penggemar sepakbola. Mereka layak dikatakan sebagai raksasa Bundesliga bersama dua tim tradisional Jerman lainnya, Bayern Munchen dan Bayer Leverkusen. Pada musim 2002/2003 mereka sempat menjuarai Bundesliga, mengungguli kedua pesaingnya tersebut dan juga Stuttgart yang kala itu menempati peringkat keempat. Setahun kemudian tim yang bermarkas di Weserstadion itu sukses menjuarai DFB Pokal dan kembali mengulangnya pada 2008.

Namun, kini gaung Bremen seakan sudah tak terdengar lagi. Nama besarnya sudah tergeser oleh Wolfsburg dan Borussia Moenchengladbach yang beberapa musim terakhir tampil sebagai kuda hitam Bundesliga. Padahal, pada musim sebelumnya kesebelasan besutan Viktor Skrypnik tersebut finis di posisi ke-10, tak terlalu buruk jika dibandingkan dengan musim ini yang kini terdampar di posisi ke-16.

Hanya mengantongi 20 poin dari 22 pertandingan membuat Bremen kini harus berada pada zona degradasi. Dengan hanya mencetak 25 gol dan telah kebobolan 44 kali membuat goal difference mereka menjadi yang terburuk di liga. Tak hanya itu, catatan kebobolan 44 gol menunjukan bahwa mereka adalah tim dengan jumlah kemasukan yang paling banyak sementara ini. Fakta tersebut tak bisa dipungkiri bahwa Bremen kini memiliki pertahanan terburuk di Bundesliga.

Dari sisi pertahanan, Jannik Vetergaard tidak memiliki tandem yang cukup kuat untuk menjaga lini pertahanan Bremen. Clemens Fritz sudah tak secepat dulu. Selain itu mantan pemain Leverkusen tersebut kurang disiplin, terbukti dari sembilan jumlah kartu kuning yang diterimanya merupakan jumlah terbanyak dibanding rekan-rekan setimnya. Pemain pinjaman asal Chelsea yakni Djilobodji juga belum mengangkat performa tim.

Sementara itu nama-nama besar seperti Claudio Pizarro serta Zlatko Junuzovic di sektor penyerangan juga tak banyak menghasilkan pundi gol bagi Bremen. Tercatat Pizarro baru mencetak enam gol musim ini. Padahal pemain asal Peru tersebut memiliki akurasi tembakan paling baik di timnya dengan persentase 74%. Sementara itu, Junuzovic mempunyai peran besar terhadap lini depan, dengan memprakarsai serangan sebanyak 40 kali, 37 umpan kunci, serta sumbangan tiga asisst. Bisa dibilang permainan gelandang kreatif berusia 28 tahun tersebut yang paling memberikan kontribusi bagi tim, bersama Anthony Ujah yang telah mengemas delapan gol sejauh ini.

Dalam 10 laga terakhirnya, Bremen hanya mampu meraih satu kemenangan. Jika mereka terus bermain buruk dan tak kunjung meraih kemenangan, bukan tak mungkin nasib Bremen akan seperti Kaiserslautern, Bochum serta TSV 1860 Munchen, tim Bundesliga era milenium yang kini bermain di divisi kedua Liga Jerman.

Sumber Foto: Pesstatsdatabase.com

Komentar