Wasit Juga Bisa Cedera

Sains

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Wasit Juga Bisa Cedera

Banyak yang menyinyir dengan keputusan dari federasi sepakbola Italia (FIGC) yang menunjuk Nicola Rizzoli sebagai wasit untuk pertandingan antara Juventus dan Napoli, pertandingan dini hari nanti (Minggu, 14 Februari 2016, pukul 02:45 WIB) akan berlangsung di Stadion Juventus di Kota Turin. Hal ini bukan tanpa alasan, karena jika kita menulis “Nicola Rizzoli” di mesin pencari Google, selain profil umumnya, kita akan menemukan banyak kontroversi yang telah dilakukannya.

Wasit yang memimpin partai final Piala Dunia 2014 ini sudah terkenal karena keputusannya yang beberapa kali kontroversial. Di antaranya adalah ketika Belgia menghadapi Argentina dan pada saat ia tidak mengkartumerah Hector Moreno yang mencederai Luke Shaw pada pertandingan Liga Champions UEFA antara Manchester United menghadapi PSV Eindhoven.

Lantas banyak nada sumbang yang berkumandang mengenai penunjukkan Rizzoli, dari kubu Juventus maupun Napoli. Entah terpengaruh dengan nada sumbang ini, secara tiba-tiba Rizzoli dilaporkan menderita cedera betis.

Dengan cederanya Rizzoli, Daniele Orsato ditunjuk oleh AIA (asosiasi wasit Italia) sebagai wasit pengganti untuk pertandingan tersebut. Yang terjadi berikutnya sudah bisa kita tebak, banyak yang menganggap cederanya Rizzoli ini sebagai sebuah konspirasi.

Wasit jarang menderita cedera?

Paradigma kita kepada sepakbola pastinya sudah sangat umum, bahwa sepakbola adalah permainan yang penuh dengan kontak fisik. Hal ini menyebabkan sepakbola dan cedera adalah dua hal yang tak terpisahkan. Jika ada sepakbola, pasti akan ada cedera.

Namun, sejujurnya kita memang tahu bahwa sepakbola dan cedera itu hanya beririsan pada pemain saja. Sedangkan wasit, ofisial, manajer, pelatif, staf pelatih, petinggi, sampai penonton yang cedera adalah hal yang tidak umum kita dapati.

Misalnya untuk pemain sepakbola, penyebab kasus cedera yang bisa kita dapatkan ada banyak, secara terperinci adalah karena berlari, terkena tekel, melakukan tekel, terpelintir, bertabrakan, peregangan, tertendang, menembak, mendarat, mengoper, melompat, terjatuh, menyundul, tersikut, sampai efek kelelahan.

Menurut jurnal “An Audit of Injuries in Professional Football-Analysis of Preseason Injuries” yang disusun oleh Woods, 15 jenis cedera  di atas adalah cedera yang sudah terdokumentasikan secara rinci untuk pemain sepakbola.

Sementara untuk wasit, penyebab cedera yang biasa dialami hanya ada empat dari 15 di atas, yaitu berlari, terpelintir/berputar, peregangan, dan kelelahan. Hal ini bisa diterima karena wasit tidak aktif bermain layaknya pemain sepakbola.

Sedangkan dari waktu cedera, pemain sepakbola biasa mengalami cedera pada saat pertandingan maupun latihan. Wasit sendiri jarang kita ketahui mengalami cedera pada saat pertandingan, apalagi pada saat latihan. Dimana wasit berlatih? Kapan wasit berlatih? Seperti apa menu latihan untuk wasit? Semuanya adalah pertanyaan yang tak terjawab.

Penyebab cederanya wasit

Tidak seperti pemain, tidak ada cedera karena kontak yang pernah terdokumentasi untuk wasit. Sebaliknya, ada 28% cedera karena kontak untuk pemain sepakbola, dan sisanya pemain cedera karena faktor non-kontak.

Untuk wasit, 20% kasus cedera wasit adalah akibat dari faktor non-kontak, sedangkan sisanya karena faktor kelelahan.

Mario Bizzini pernah meneliti mengenai kasus cedera untuk wasit pada 2010. Ia mengambil sampel yang ia bagi ke dalam empat laporan.

Pada laporan pertama, ia mengikutsertakan 66 wasit pria dan 5 wasit wanita pada tingkat nasional. Ia mengambil dari negara Swis. Pada laporan kedua, ia mengambil 123 wasit pria dan 63 wasit wanita untuk pra-seleksi Piala Dunia. Pada laporan ketiga, ia mengambil sampel dari 81 wasit pria dan 36 wasit wanita untuk seleksi babak final Piala Dunia. Sementara pada laporan terakhir, ia mengambil sampel 481 wasit pria dan 8 wasit wanita dari segala tingkat di Swis.

Hasil dari penelitian disertasinya ini adalah bahwa cedera non-kontak antara pemain dan wasit sebenarnya tidak berbeda terlalu jauh. Ini tidak lah mengejutkan, karena pola aktivitas dari pemain dan wasit tidak terlalu berbeda. Penelitian ini juga masih tidak melaporkan adanya cedera wasit karena kontak fisik, karena wasit memang tidak terlibat pada permainan secara langsung.

Jenis cedera antara wasit dan asisten wasit, antara pria dan wanita, dan antara wasit tingkat amatir dengan tingkat internasional, juga tidak terlalu berbeda.

Kasus cedera yang paling umum adalah, sesuai urutan, cedera hamstring, cedera betis (seperti kasus Rizzoli), dan cedera pergelangan kaki. Sedangkan lokasi yang paling umum yang dilaporkan sering menderita nyeri (belum tentu cedera) adalah punggung bagian bawah, hamstring, lutut, betis, dan tendon Achilles.

Namun, untuk wasit tingkat turnamen anak-anak, kemungkinan kasus cedera akan semakin rendah.

Tidak terekspos media

Wasit memang tidak seperti pemain, di sepakbola maupun di luar sepakbola. Kegiatan wasit di dalam maupun di luar lapangan tidak pernah terlalu diekspos oleh media. Bahkan untuk wasit legendaris sekelas Pierluigi Collina sekalipun.

Kita bahkan tidak tahu wasit berlatih dimana, kapan, dan dengan jenis latihan yang seperti apa. Itu semua wajar.

Melihat cederanya Rizzoli, sejujurnya ini bukan lah hal yang berbau konspirasi. Namun, entah ada unsur kesengajaan atau tidak, kita harus sudah benar-benar memahami jika wasit juga seperti pemain, karena wasit juga bisa cedera.

Tinjauan jurnal:

Bizzini, M. (2010): Injuries and musculoskeletal complaints in football referees. Norwegian School of Sport Sciences. Oslo Sports Trauma Research Center.

Kordi, R., Chitsaz, A., Rostami, M., Mostalavi, R., Ghadimi, M. (2013): Incidence, Nature, and Pattern of Injuries to Referees in a Premier Football (Soccer) League. Sports Health. 2013 Sep; 5(5): 438–441.

Blake, C., Sherry, J., Gissane, C. (2009): A survey of referee participation, training and injury in elite gaelic games referees. BMC Musculoskeletal Disorders200910:74. DOI: 10.1186/1471-2474-10-74.

Komentar