6 Pemain Muda Terbaik Piala Jenderal Sudirman 2015

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

6 Pemain Muda Terbaik Piala Jenderal Sudirman 2015

Piala Jenderal Sudirman (PJS) 2015 yang mulai dilehat November lalu memasuki laga puncak. Pertandingan Final akan digelar di Gelora Bung Karno, Jakarta, pada akhir pekan ini, Minggu (24/1) malam. Peraturan PJS 2015 yang mewajibkan setiap kesebelasan diperkuat pemain U-21, menjadi berkah tersendiri bagi para pemain muda.

Selain menambah jam terbang, muncul juga beberapa nama muda (U-23) yang mencuat di PJS 2015. Bukan tidak mungkin mereka akan menjadi pesepakbola masa depan Indonesia. Berikut telah kami pilih beberapa pemain muda terbaik pada ajang PJS 2015 ini.

Rudolf Yanto Basna (Mitra Kukar)

Mitra Kukar di Piala Presiden dihuni oleh sejumlah pemain Semen Padang. Hal itu ternyata membuat Yanto Basna tak mendapatkan tempat. Pada pos bek tengah, Saepuloh Maulana lebih dipilih Jafri Sastra untuk menemani Onorionde John.

Pada Piala Jenderal Sudirman ini, para pemain rata-rata para pemain Semen Padang tak lagi membela Mitra Kukar karena Semen Padang ikut ambil bagian. Di lini belakang, Basna pun mendapat keuntungan dari hal tersebut, yaitu menjadi andalan di lini belakang.

Menit bermain yang diberikan Jafri Sastra kali ini tidak disia-siakan oleh Basna. Performa bek berusia 20 tahun tersebut berhasil menyingkirkan kekhawatiran Kukar karena kehilangan Saepuloh. Pasalnya, Basna sendiri mampu mengimbangi Arthur Cunna sebagai duetnya di lini belakang. Salah satu kemampuan Basna adalah melakukan tekel bersih dan membaca serangan lawan melalui intersepsinya.

Pemain bernomor 13 ini dinobatkan Lab Bola sebagai bek terbaik babak penyisihan PJS 2015. Bahkan ia merupakan salah satu nominasi pemain terbaik PJS 2015. Hal tersebut menjadikan Basna sebagai pemain muda paling menonjol di antara rekan seangkatannya seperti Yogi Rahardian, Dinan Javier dan Septian David Maulana.

Putu Gede Juni Antara (Surabaya United)

Ada alasan kuat mengapa Bali United kekeuh ingin merekrut Putu Gede Juni Antara sebelum QNB League dimulai. Bukan karena Putu Gede adalah putra daerah Bali, namun ia memang salah satu full-back muda mumpuni yang dimiliki Indonesia saat ini.

Putu Gede merupakan full-back yang memiliki kemampuan bertahan yang baik. Bek berusia 20 tahun tersebut tahu kapan harus membantu serangan atau tetap menjaga areanya dari serangan lawan. Aksi overlap-nya di sisi kanan menjadi seolah mereprestasikan bahwa Putu Gede bermain sebagai full-back modern.

Berkat kemampuannya, Surabaya United berhasil lolos ke babak delapan besar dengan status peringkat ketiga terbaik. Hanya saja langkah Surabaya United terhenti pada babak delapan besar tersebut. Namun tetap saja penampilan Putu Gede di lini belakang menjadi salah satu kunci Surabaya United tampil cukup baik pada PJS ini.

Hendra Bayauw (Semen Padang)

Bagaikan sayur tanpa garam jika tidak memasukan pemain muda asal Tulehu, Maluku, sebagai salah satu nominasi terbaik. Tapi mencantumkan Hendra Bayauw sebagai salah satu pemain muda terbaik dalam PJS 2015 bukan hanya untuk memenuhi syarat. Pemain berposisi sebagai winger ini memang tampil bagus pada PJS 2015.

Bukan hanya PJS 2015, Bayauw sudah menunjukan performa menjanjikan sejak bergulirnya Indonesian Super League (ISL) bersama Semen Padang, mau pun ketika membela Mitra Kukar pada Piala Presiden 2015 lalu. Tapi saat ini gelandang berusia 22 tahun tersebut mendapatkan klimaksnya mengantarkan Semen Padang sampai final PJS 2015.

Selain Vendry Mofu, Bayauw adalah salah satu pemain yang berpengaruh besar dalam serangan Semen Padang. Bayauw merupakan pemain berkecepatan tinggi dan olah bola yang baik. Dirinya pun memiliki stamina yang kuat, mengingat ia bisa bergonta-ganti menyisir sayap kiri mau pun kanan. Tapi sayangnya ia tidak bisa berlaga pada final nanti, Bayauw mendapat kartu merah akibat dua kartu kuning yang didapatkan ketika menghadapi Arema Cronus pada semi-final PJS 2015.

Rizky Pellu (Mitra Kukar)

Rizky Pellu adalah pemain asal Tulehu yang bersinar selain Bayau. Hanya saja perannya tidak terlalu disorot oleh para penonton sepakbola di Indonesia. Wajar karena Pellu mengemban tugas kotor di lapangan tengah Mitra Kukar. Padahal, perannya sangat penting bagi kesebelasan berjuluk Naga Mekes tersebut.

Pellu merupakan pemain yang menghadang serangan lawan dari lini tengah. Tekel agresif menjadi identitas pemain 23 tahun ini. Tidak cuma bertahan, tempo dan alur serangan awal Kukar pun bergantung kepada Pellu. Pasalnya, mantan pemain Persipasi Bandung Raya ini pintar membagi bola kepada rekan-rekannya.

Maka bukan tanpa alasan kesebelasan asal Bahrain, Al Najma, mengincarnya. Bahkan, kematangan Pellu membuatnya dijadikan kapten Mitra Kukar dan masuk ke dalam nominasi pemain terbaik PJS 2015. Sehingga Kukar tidak merasa kehilangan Raphael Maitimo yang hijrah ke Persija Jakarta.

Terens Puhiri (Pusamania Borneo FC)

Setelah nama Ferinanando Pahabol mencuat pada Indonesia Super League 2014, tahun 2015 daerah Papua kembali mencuatkan nama penyerang potensialnya bernama Terens Owang Puhiri. Sebetulnya Puhiri merupakan mantan pemain Indonesia U-16 dan U-19. Tapi ia dicoret dari Indonesia U-19 karena cedera tulang kering. Hanya saja namanya kembali melejit ketika membela Pusamania Borneo FC (PBFC) pada Piala Presidan 2015.

Kelincahan dan kegesitannya menjadi identitas selain rambut nyentriknya Terens di lapangan. Kecepatannya pun diimbangi dengan kontrol yang mumpuni. Kontribusinya pun berhasil membawa kesebelasannya sampai di delapan besar Piala Presiden 2015. Walau Piala Presiden bisa dibilang sebagai debut PBFC di kompetisi papan atas Indonesia.

Terens pun semakin vital bagi PBFC di ajang PJS 2015 ini. Pemain 19 tahun ini tampil lebih dewasa pada turnamen tersebut. Kecepatannya lebih diimbangi kolektivitas tim sehingga ia tidak bermain egois di lini depan. Hasilnya, ia membawa PBFC sampai ke semi-final PJS 2015. Akhirnya langkah Terens terhenti di semi-final karena kalah dari Semen Padang melalui adu penalti.

Yogi Rahadian (Mitra Kukar)

Mitra Kukar dipenuhi penyerang-penyerang mumpuni seperti Patrick Dos Santos Cruz, Dinan Yahdian Javier, Septian David Maulana, Syakir Sulaiman dan Yogi Rahadian. Tapi nama terakhir dirasa lebih layak menjadi penyerang muda Kukar yang terbaik. Lalu kenapa bukan Syakir? alasannya jelas pada produktifitas gol di PJS 2015 ini.

Tugas Syakir dan Yogi di lini depan hampir sama, keduanya kerap memanfaatkan lebar lapangan ketika menyerang, khususnya dalam skema serangan balik. Hanya saja Yogi mampu membukukan dua gol ketimbang Syakir yang tidak berhasil mencetak satupun gol.

Yogi pun menjadi salah satu pemain U-21 yang cukup rajin diturunkan sejak menit pertama pada PJS kali ini. Pada laga semifinal, ia pun memberikan kontribusi penting dengan mencetak satu gol pada leg pertama. Bersama Patrick, Yogi membuat lini pertahanan lawan dalam ancaman besar.

***

Siapa pemain muda terbaik menurut pilihan Anda? Apakah ada dalam daftar di atas? Silakan utarakan pendapat Anda pada kolom komentar di bawah.

Komentar