Apakah Man City Benar-benar Membutuhkan Sané?

Taktik

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Apakah Man City Benar-benar Membutuhkan Sané?

Mata para pencari bakat Manchester City ternyata cukup jeli. Mereka telah mengamati Leroy Sané, remaja yang per musim ini menjadi pemain utama FC Schalke 04, sejak 2013. Sekarang mereka bergerak maju, berharap lebih banyak ketimbang sekadar memerhatikan dari jauh.

City sebenarnya sadar bahwa lebih realistis mendatangkan Sané pada bursa transfer musim panas. Namun mereka tetap mencoba membawa sang remaja keluar dari Gelsenkirchen sebelum masuk bulan Februari. Jika kepindahan Sane ke City terwujud, ini berarti karier Sané berjalan seperti cara ia bermain di lapangan: cepat.

Ia bukan satu-satunya remaja langganan kesebelasan utama di Schalke. Sebagai produsen bakat-bakat muda paling produktif di Jerman, Schalke memiliki banyak pemain muda. Max Meyer salah satunya. Ia sebaya dengan Sané namun sudah lebih dulu menembus kesebelasan utama. Dan mengingat Meyer memiliki kombinasi sempurna pesepakbola masa kini, mengherankan mengapa Meyer hingga saat ini masih berada di Schalke.

Tampaknya bukan Meyer yang salah. Namun karena Manchester City memang membutuhkan Sané. Manuel Pellegrini mengeluhkan produktivitas tandang para pemainnya belakangan ini. Ia sudah memiliki solusi, dengan melatih finishing para pemainnya. Namun tersiar kabar bahwa Txiki Begiristain, direktur sepakbola City, membawa solusi dari luar kesebelasan.

Niatan Begiristain tampaknya tidak akan berjalan mulus. Jurgen Milewski, agen Sané, berkata kepada Bild bahwa putra Souleyman Sané – juga seorang pemain sepakbola profesional di masa mudanya – tersebut sangat bahagia di Schalke sehingga pindah di bursa transfer kali ini tidak besar kemungkinannya. Bantahan Horst Heldt general manager Schalke, bahkan lebih keras lagi.

“Kami tidak ingin menjualnya dan Leroy tidak ingin meninggalkan Schalke,” ujar Heldt sebagaimana diwartakan Bild. “Bahkan Manchester City tidak memiliki cukup uang (untuk merekrut Sané).”

Nilai jual Sané diperkirakan berada di angka 40 juta euro – bahkan mungkin lebih besar lagi mengingat pemain yang lahir di Essen ini masih terikat kontrak hingga 2019. Jumlah yang tidak sedikit namun sepertinya bukan masalah bagi kesebelasan kota Manchester. Pertengahan tahun ini Menchester United merekrut Anthony Martial, yang berusia satu bulan lebih tua dari Sané, seharga 36 juta pound sterling (49 juta euro).

Wajar Jika Banyak Kesebelasan Minati Sané

Sebenarnya tidak mengejutkan jika Manchester City benar rela mengeluarkan 40 juta euro untuk Sané. Benar memang jumlah tersebut tidak sedikit. Namun terserah City mau mengeluarkan berapa pun untuk pemain mana pun. Lagipula, dengan kemampuan yang sudah ia tunjukkan dan bakat yang ia miliki, Sané memang pantas dihargai tinggi.

Penampilannya bersama Schalke adalah promosi Knappenschmiede. Ia lulusan yang membanggakan. Sané tidak hanya menembus kesebelasan utama dan menjadi pemain utama; ia pemain kunci yang dapat diandalkan. Permainannya merepotkan lawan.

Sané dapat bermain di banyak posisi dan memainkan banyak peran. Ia bisa menjadi gelandang serang, penyerang lubang, atau penyerang sayap. Dengan kaki kanan yang sama baiknya dengan kaki kiri, alumnus Knappenschmiede tersebut nyaman bermain di kedua sisi serangan Schalke.

Aset terbesarnya adalah kecepatan dan kemampuan menggiring bola. Sané melengkapinya dengan timing dan ketenangan dalam situasi satu lawan satu. Tidak jarang Sané mengelabui penjaga gawang – bahkan yang berpengalaman sekali pun – setelah menerima umpan terobosan yang ia terima dalam posisi bebas tanpa kawalan karena jebakan offside lawan tak mempan terhadapnya.

Kemampuan itu pula yang membuat Joachim Löw, pelatih kepala Tim Nasional Jerman, memberi Sané kesempatan menjalani debut ketika Jerman berhadapan dengan Prancis di Parc des Princes.

“Leroy memiliki perhitungan yang sangat matang ketika harus berlari mengisi ruang dan, dengan kecepatannya, ia melakukan hal ini dengan sangat baik,” ujar Löw. “Ia telah menunjukkan kualitas yang ia miliki di sepertiga akhir dan dalam pertandingan-pertandingan Bundesliga yang telah kami amati ia meyakinkan kami. Ia adalah pemain yang memiliki bakat dan kecerdasan istimewa, gabungan kecepatan dengan teknik dan pemilihan waktu berlari yang baik – di usia yang baru 19 tahun. Ia dapat naik kelas dengan cepat bersama kami.”

Dengan itu semua Sané tidak akan kesulitan menembus kesebelasan utama Manchester City. Ia bahkan mungkin tidak akan membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi dengan Premier League. Namun pertanyaannya kemudian adalah: apakah City memang membutuhkannya? Ataukah mereka hanya serakah, mengeluarkan puluhan juta untuk mengamankan pemain muda dari jangkauan kesebelasan saingan (Real Madrid, yang gawangnya dibobol Sané pada gelaran Champions League musim lalu, juga dikabarkan berminat)? Yang perlu menjadi perhatian, lini depan Manchester City tidak buruk.

Penyerang tengah mereka Sergio Agüero; cadangannya Wilfried Bony. Untuk mengisi tiga posisi di belakang penyerang tengah City memiliki lima pemain – David Silva, Samir Nasri, Jesús Navas, Raheem Sterling, dan Kevin De Bruyne – dan tidak satu pun dari mereka yang bukan pemain bintang. Jika persoalannya memang hanya produktivitas, mengapa City sampai harus meminta bantuan dari p seorang remaja?

Komentar