Tinjauan Paruh Musim Ligue 1 2015/16

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Tinjauan Paruh Musim Ligue 1 2015/16

Kecuali bagi para pendukungnya, dominasi Paris Saint-Germain di Ligue 1 musim ini sudah keterlaluan. Mereka unggul 19 poin dari peringkat kedua. Daya tarik Ligue 1 musim ini tidak tersimpan dalam perburuan gelar juara seperti musim lalu, namun dalam keberadaan kesebelasan kecil, SM Caen, dan kesebelasan promosi, Angers SCO, di papan atas. Sementara itu kesebelasan besar tradisional seperti Olympique de Marseille, Olympique Lyonnais, dan AS Saint-Étienne tidak tampil begitu baik musim ini. Lyon bahkan sampai harus berpisah jalan dengan manajernya, Hubert Fournier.

Kesebelasan Terbaik: Paris Saint-Germain

Dengan jumlah raihan angka mencapai 51 poin, sulit untuk tidak melihat Paris Saint-Germain sebagai yang terbaik di Ligue 1 sejauh ini. Dalam 19 pertandingan Ligue 1 musim ini PSG tidak pernah kalah. Bermain imbang pun hanya tiga kali. Soal jumlah gol yang dicetak dan jumlah kebobolan pun mereka yang terbaik. PSG mencetak 48 gol (terbaik kedua adalah OGC Nice dengan 32 gol) dan hanya kebobolan sembilan kali (terbaik kedua adalah Angers SCO, sebelas kali).

Menurut Ardy Nurhadi Shufi, yang membedakan PSG musim ini dengan musim-musim sebelumnya adalah kedalaman skuat mereka. Empat pemain baru yang didatangkan musim ini memperbaiki kedalama skuat dan dengan sendirinya meningkatkan kualitas PSG secara keseluruhan.

Kevin Trapp dan Ángel Di María memperbaiki kualitas PSG di posisi penjaga gawang danb penyerang sayap. Layvin Kurzawa dan Benjamin Stambouli, sementara itu, menjadi pelapis berkualitas sehingga ketika Laurent Blanc menerapkan kebijakan rotasi, kualitas kesebelasan tidak terlalu menurun.

Pelatih Terbaik: Stéphane Moulin

Penghargaan pelatih kepala terbaik putaran pertama Ligue 1 musim ini rasanya pantas jatuh ke tangan Stéphane Moulin, pelatih kepala Angers SCO. Kualitas pemain seadanya tidak menjadi masalah bagi Moulin untuk membawa Angers SCO bertengger di papan atas.

Yang membuat Moulin hebat adalah kemampuannya menerapkan kebijakan rotasi dan memilih susunan pemain yang berbeda-beda untuk setiap lawan yang berbeda. Moulin tidak selalu bergantung kepada formasi 4-3-3 (dengan beragam variasinya); ia juga beberapa kali terlihat menggunakan formasi 4-1-4-1. Di bawah arahan Moulin, 24 pemain berbeda tampil dalam 19 pertandingan.

Soal taktik, kesebelasan Moulin bermain seperti ini. Bertahan bersama-sama, menyerang bersama-sama. Pertahanan rapat membuat lawan sulit mendapat peluang yang cukup baik untuk melepas ancaman ke gawang Angers. Serangan cepat yang dilakukan secara bersama-sama (melibatkan semua pemain kecuali kedua bek tengah) membuat lawan kewalahan karena jumlah.

Walau demikian Moulin tidak sepenuhnya tidak bergantung kepada satu atau lebih pemain tertentu. Ia sangat mengandalkan kegemilangan Ludovic Butelle jika pertahanannya berhasil ditembus. Sang penjaga gawang selalu bermain dalam 19 pertandingan Angers musim ini. Sama halnya dengan Thomas Mangani, sang eksekutor bola mati.

Selanjutnya: Pemain terbaik dan best eleven.

Komentar