11 Pemain Terbaik Paruh Musim 2015/2016

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

11 Pemain Terbaik Paruh Musim 2015/2016

Setengah musim 2015/2016 telah dilalui. Berbagai kejutan datang dari seluruh penjuru kompetisi teratas liga-liga Eropa. Pemain-pemain unjuk gigi menampilkan yang terbaik agar bisa memberikan kemenangan bagi timnya.

Dari lima liga top Eropa, kami telah memilih 11 pemain yang menurut kami menjalani paruh musim pertama liga yang baik. Selain melihat dari aspek statistik, kami juga melihat kontribusi sang pemain bagi tim yang ia bela secara keseluruhan.

Pada posisi penjaga gawang Samir Handanovic patut mendapatkan tempat sebagai yang terbaik di bawah mistar. Berkat ketangguhannya di membendung setiap serangan lawan, Internazionale Milan pun menjadi juara paruh musim Serie A.

Handanovic sendiri menjadi kiper yang cukup sibuk jika dibandingkan dengan kiper lain seperti Kevin Trapp, Manuel Neuer, Jan Oblak ataupun Hugo Lloris. Total 45 penyelematan telah ia torehkan dari 17 laga saja, unggul dari Trapp (29 dari 18 laga), Oblak (33 dari 17 laga), Lloris (35 dari 18 laga) dan juga Neuer (19 dari 17 laga).

Untuk soal cleansheet, Handanovic menjadi yang terbanyak dengan torehan sama seperti Neuer (11 kali). Trapp dan Oblak hanya 10 kali. Sementara Lloris, yang merupakan kiper dengan kebobolan paling sedikit di Liga Primer, hanya mencatatkan tujuh kali cleansheet.

Di lini belakang, kami memilih tiga bek tengah. Ketiga bek tersebut adalah Thiago Silva, Diego Godin, dan Jan Vertonghen. Ketiganya membuat kesebelasan yang mereka bela masing-masing begitu sulit dibobol oleh lawan.

Silva berhasil melindungi Trapp yang hanya kebobolan 10 gol musim ini di segala ajang. Bek asal Brasil tersebut mencatatkan 25 tekel, 85 sapuan, dan 54 intersep. Ia juga menjadi bek dengan akurasi operan tertinggi di Eropa dengan 94%. Selain itu, di Liga Champions, PSG baru kebobolan satu gol.

Catatan statistik Silva di atas hanya kalah dari bek milik Atletico Madrid, Godin. Bek asal Uruguay ini mencatatkan 28 tekel, 99 sapuan, dan 56 intersep (hanya kalah akurasi operan 83% dari Silva). Atletico sendiri menjadi kesebelasan dengan jumlah kebobolan paling sedikit di La Liga dengan delapan gol (menyamai Bayern Munchen di Bundesliga).

Sementara itu, alasan Vertonghen masuk dalam daftar ini adalah karena Squawka dan Whoscored memberikan nilai tertinggi pada bek asal Belgia tersebut di antara bek lain setelah Silva dan Godin. Hal ini cukup beralasan karena selain Tottenham menjadi kesebelasan paling sedikit kebobolan di Liga Primer (15 gol), ia juga mencatatkan 27 tekel, 127 sapuan dan 49 intersep. Statistiknya tersebut mengungguli Laurent Koscielny yang menorehkan 14 tekel, 90 sapuan, dan 61 intersep (Arsenal kebobolan 18 gol).

Pada posisi gelandang, kami memilih tiga pemain. Pemain pertama adalah Blaise Matuidi. Dibanding Thiago Motta dan Marco Verratti sebagai tandemnya di lini tengah Paris Saint-Germain, Matuidi memiliki kontribusi besar dengan tiga assist dan dua golnya. Aksi defensifnya mencatatkan 43 tekel berhasil dari 56 percobaan. Ia menjadi gelandang komplet dengan 92% akurasi operang yang dimilikinya.

Sebagai pesaingnya sebagai gelandang yang memiliki penampilan gemilang pada paruh pertama musim 2015/2016 adalah gelandang Leicester City, N’Golo Kante. Gelandang kedua pilihan kami ini menjadi sosok penting bagi lini tengah kesebelasan berjuluk The Foxes yang musim ini menjadi kejutan di papan atas Liga Primer Inggris.

Kante memiliki torehan intersep sebanyak 77 kali di mana jumlah ini merupakan yang terbanyak di Eropa untuk pemain gelandang (di urutan pertama terdapat bek Montpellier, Congre, dengan 80 intersep). Sementara untuk tekel, ia mencatatkan 54 kali (47% keberhasilan tekel), hanya kalah dari Lucas Leiva dengan 56 kali (48% keberhasilan tekel). Dari 19 laga, ia pun hanya melakukan pelanggaran sebanyak 25 kali, di mana ini artinya meski ia sering melakukan tekel, ia cukup jarang melakukan pelanggaran.

Gelandang ketiga tak seperti Kante dan Matuidi yang cukup aktif membantu lini pertahanan. Gelandang ketiga adalah pemain yang berkontribusi besar dalam setiap serangan Arsenal yang menjadi juara paruh musim Liga Primer Inggris. Siapa lagi kalau bukan Mesut Ozil.

Gelandang asal Jerman ini tak bisa dimungkiri lagi merupakan gelandang serang terbaik musim ini. Torehan 16 assistnya merupakan yang tertinggi di Eropa, menggungguli Angel Di Maria (9), serta Caetano de Araujo, Henrikh Mkhitaryan, dan Kevin de Bruyne yang hanya mencatatkan 8 assist.

baca juga: De Bruyne dan Mesin Assist Lainnya di 2015

Untuk operan kunci, Ozil pun merupakan yang terbanyak dengan 63 kali, di atas Ryad Boudebouz dari Montpellier (53 kali) dan Neymar bersama Barca (50 kali). Akurasi operan eks penggawa Real Madrid ini pun mencapai 89% yang merupakan 989 operan berhasil dari 1115 kali operan.

Halaman berikutnya, empat pemain di lini depan....

Komentar