KAA Gent, Ada Indian di Liga Champions

Cerita

by Redaksi 46 115229

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

KAA Gent, Ada Indian di Liga Champions

Keberhasilan kesebelasan negara Belgia menempati peringkat pertama di ranking FIFA, dilengkapi dengan lolosnya Koninklijke Atletiek Associatie Gent, KAA Gent, ke babak 16 besar Liga Champions musim 2015/2016. Pencapaian tersebut menjadikan Gent sebagai kesebelasan Belgia pertama yang bisa lolos sejauh itu.

Gent tergabung di Grup H bersama Zenit Saint Petersburg, Valencia, dan Lyon. Sekilas, sulit untuk menunjuk kesebelasan mana yang akan lolos ke babak selanjutnya, dan Gent menjadi pilihan terakhir. Namun pada matchday terakhir Liga Champions, Kamis (10/12) dini hari WIB, Gent berhasil menang 2-1 atas pemuncak klasemen, Zenit St. Petersburg. Dengan hasil tersebut, Gent memperoleh 10 poin, unggul empat poin dari peringkat ketiga, Valencia.

Sebelum pertandingan, ada beban berat di pundak para pemain. Mereka harus menang karena kalau kalah, poin mereka bisa saja disusul Valencia yang bertanding menghadapi Lyon. Untuk itu, sang pelatih, Hein Vanhaezebrouck, menginstruksikan para pemainnya agar menyerang sejak menit pertama.

Benar saja, pertandingan baru berjalan 18 menit, Gent unggul lewat gol Laurent Depoitre yang mendapatkan assist dari Moses Daddy Simon. Zenit sempat menyamakan kedudukan pada menit ke-65 lewat gol Artem Dzyuba. Namun, Gent kembali unggul lewat sepakan Danijel Milicevic 13 menit berselang.

Kemenangan itu pun dirayakan oleh seisi Stadion Ghelamco Arena, kandang Gent. Selain itu, pertandingan antara Valencia menghadapi Lyon pun dimenangkan oleh Lyon dengan skor 2-0.

“Ini adalah kemenangan yang bersejarah buat Gent dan Belgia. Kami sudah menunggu saat-saat ini,” tutur sang pencetak gol, Milicevic. Selain itu, penampilan enerjik Gent pun mengundang decak kagum dari 20 ribu penggemar Gent yang memadati stadion. “Gent bermain dengan penuh percaya diri. Mereka mengingkari status mereka sebagai pendatang baru di kompetisi,” tulis Daily Mail.

Tantangan selanjutnya ada di depan mata. Seusai libur musim dingin, Gent akan berhadapan dengan kesebelasan yang lebih besar dan kuat. “Jika aku bisa memilih, aku akan memilih Real Madrid,” kata Milicevic dengan penuh percaya diri.

Kemenangan ini melanjutkan performa positif Gent. Di liga, Gent tidak bisa disebut sebagai kesebelasan yang berjaya jika melihat dari capaian prestasi mereka. Mereka bahkan harus menunggu 115 tahun untuk bisa menjadi juara Liga Belgia. Gelar yang diraih musim lalu tersebut merupakan yang pertama buat mereka. Dengan status tersebut, mereka tak bisa langsung lolos ke babak utama Liga Champions. Gent mesti masuk dari babak ketiga. Di sana mereka mengandaskan Dynamo Kyiv dengan aggregat 6-1.

Meskipun demikian, bukan tidak mungkin mereka akan kehilangan sang penyerang andalan, Laurent Depoitre, yang kabarnya diincar Tottenham Hotspur, yang telah menyiapkan 14 juta pounds.

Logo yang “Amerika Banget”

Indian

Gent merupakan kesebelasan yang berasal dari kota Ghent yang berpenduduk 248 ribu jiwa. Mereka telah berkompetisi di Belgian Pro League sejak musim 1989/1990.

Awalnya, Gent lebih identik dengan olahraga gimnastik, atletik, dan hoki. Pasalnya, klub sepakbola Gent baru didirikan sejak 1900, sementara klub gimnastik telah ada sejak 1864. Klub hoki dan atletik Gent merupakan salah satu klub olahraga tertua di Belgia. Awalnya, Gent memiliki nama Prancis, La Gantoise. Mereka pun mengubah namanya ke versi Belanda pada 1971

Di liga sendiri, Gent sudah mengecap kompetisi resmi sejak musim 1913/1914. Capaian tertinggi mereka di Eropa adalah mencapai babak perempat final Piala UEFA pada musim 1991/1992. Salah satu alumnus Gent yang paling dikenal adalah Kevin De Bruyne yang bergabung dengan akademi mereka sejak usia delapan tahun hingga 2005 sebelum hijrah ke  KRC Genk.

Ada yang unik dari Gent di mana julukan mereka adalah De Buffalo sementara logo klub mereka adalah seorang indian. Hal ini sebenarnya amat tidak berkaitan dengan sepakbola. Julukan De Buffalo bukan merujuk pada hewan kerbau melainkan pada seorang pesirkus terkenal Amerika Serikat, Buffalo Bill.

Kala itu, Buffalo Bill tengah melakukan tur Eropa bersama kelompok sirkusnya, Buffalo Bill’s Wild West. Salah satu kota yang dikunjungi adalah Ghent. Kala itu, para penonton amat menikmatinya yang sama artinya dengan apa yang biasa dilakukan KAA Gent.

Sementara itu, maskot dan logo Indian bukan karena kesebelasan mereka didirikan oleh bangsa Indian melainkan itu merupakan simbol. Gent menginginkan agar mereka memiliki kemampuan untuk bertarung dan bertahan sekuat masyarakat Indian.

“Mental pejuang untuk kesebelasan kami juga ditampilkan di atas lapangan. Menjadikan beruang dan zebra sebagai maskot memang keren buat saya, (tapi) orang Indian tetaplah simbol yang paling indah,” tutur Benjamin Blundervoet, maskot yang mengenakan kostum kepala suku Indian.

Memang, belum banyak yang bisa diceritakan dari Gent sampai saat ini. Namun, melihat perkembangan sepakbola Belgia yang begitu masif, bukan tidak mungkin ada banyak hal menarik dari kompetisi Belgia itu sendiri. Kegagalan klub bisa bersinar, tak lain karena para pemain yang hijrah ke liga top Eropa lainnya. Nama-nama seperti Simon Mignolet, Toby Alderweireld, Jan Vertonghen, Thomas Vermaelen, De Bruyne, Eden Hazard, Radja Nainggolan, Moussa Dembele, Romero Lukaku, Christian Benteke, Thibaut Courtiois, adalah sedikit talenta-talenta Belgia yang tersebar di Eropa. Bukan tidak mungkin para pemain Gent yang kini main di Liga Champions akan segera pindah musim depan, atau Januari mendatang.

foto: visit.gent.be

Komentar