Perjalanan Karier Elano Blumer dari Manchester ke ISL

Cerita

by redaksi

Perjalanan Karier Elano Blumer dari Manchester ke ISL

Tak adil rasanya jika kita menilai karier seorang pemain buruk apabila ia sering berpindah kesebelasan. Memang, konsistensi permainan berpengaruh kepada kontrak pemain di suatu klub, namun pilihan untuk pindah kesebelasan pun ada di tangan pemain.

Kompetisi Indian Super League (ISL) memang tengah menanjak. Levelnya pun dianggap setara dengan Liga Super Tiongkok karena banyaknya nama bintang yang menghiasi kedua kompetisi tersebut. Musim ini saja, Helder Postiga, Roberto Carlos, Lucio, Carlos Marchenna, Nicolas Anelka, Simao Sabrosa, Adrian Mutu, dan Elano ambil bagian di ISL, baik sebagai pemain maupun pemain merangkap pelatih.

Dari nama-nama tersebut, Elano mungkin menjadi yang jarang terdengar. Padahal pemain bernama lengkap Blumer Elano ini sempat bermain di Manchester City pada musim 2007/2008 hingga 2008/2009. Kedatangannya kala itu cukup menarik perhatian karena berbarengan dengan gerbong pemain yang dibawa oleh pelatih asal Swedia, Sven-Goran Eriksson semisal Martin Petrov, Vedran Corluka, Rolando Bianchi, Valeri Bojinov, dan Javier Garrido. Performanya saat bermain bersama Santos di awal karirnya, Shakhtar Donetsk, dan Timnas Brasil saat Copa America 2007, membuat Eriksson mau merogoh kocek sebesar delapan juta pounsterling.

Di musim tersebut, Elano sukses membuat Eriksson percaya padanya. Tak heran, 34 caps dan 8 gol menjadi pembuktiannya, ia pun menjadi top skorer City di semua ajang. Berkat catatan tersebut, ia sukses membawa The Citizens mendapatkan jatah ke Piala UEFA.

Musim kedua, terjadi perombakan besar jilid dua di City. Eriksson yang sukses menangani City, harus diganti akibat hasrat besar pemilik baru City, Sheikh Mansour Bin Zayed. Kursi kepelatihan pun diduduki oleh pelatih asal Wales, Mark Hughes. Meski Eriksson diganti, Elano tetap menjadi pilihan utama. Namun, posisinya sebagai gelandang serang digeser ke kiri karena kesukaan Hughes yang memainkan dua penyerang.

Elano yang gemilang saat dilatih oleh Eriksson, masih bersinar saat dilatih Mark Hughes. Meskipun kedatangan beberapa bintang yang bertipe menyerang didatangkan oleh Sheikh Mansour, seperti Robinho, Shaun Wright-Phillips, Jo, dan Craig Bellamy. Ia tetap bermain konsisten meski hanya mengisi starting line up sebanyak 21 kali di semua kompetisi.

Musim berikutnya, kedatangan Adam Johnson terpaksa membuat ia harus angkat kaki dari Etihad. Bersama dengan Jo, Galatasaray meminangnya dengan biaya 8,75 juta poundsterling. Di tangan Frank Rijkaard, ia bermain dalam 25 laga Super Lig dan ditempatkan di posisi kesukaannya, gelandang serang. Meskipun memiliki kesempatan bermain yang cukup, ia tidak mampu berbuat banyak selama di Galatasaray. Musim pertama Elano pun berakhir dengan torehan tiga gol dan satu assist.

Musim kedua Super Lig, Elano hanya tampil dalam delapan pertandingan saja, sebelum kembali ke Brasil untuk memperkuat Santos pada 30 November 2010. Di Santos, penampilannya terhitung lumayan. Dalam satu musim ia tampil sebanyak 24 laga dengan empat gol dan empat assist.

Di musim keduanya bersama Santos. Elano mulai ditawarkan ke sejumlah kesebelasan, mulai dari Gremio dan Flamengo. Meski ia bermain bagus di Gremio, klub asal Rio tersebut enggan memperpanjang kontrak sang pemain.

Pada akhirnya, Elano pun memutuskan untuk menerima pinangan klub asal India, Chennaiyin FC. Ia diikat kontrak sebesar satu juta USD dengan durasi selama tiga bulan. Di Chennai, ia menunjukkan bahwa kekuatan tendangan bebasnya masih belum hilang. Terbukti, pada laga pembuka Indian Super League (ISL) pada musim 2014/2015, ia yang bertindak sebagai kapten tim sukses membawa tim tersebut menang saat berkunjung ke FC Goa, dengan gol tendangan bebasnya pada menit ke-42.

Gol tersebut akhirnya menjadi menjadi awal musim yang baik bagi pemain asal Iracemapolis tersebut. Sebab, meskipun Elano hanya mampu membawa Chennai ke babak semifinal Indian Super League musim pertama, ia mampu menampilkan performa seperti saat ia bermain untuk Santos, Shakhtar, dan Manchester City.

Kisah karier Elano layaknya seorang karir pemain yang tidak bisa ditebak. Ada pemain yang penampilannya bagus namun disingkirkan, tetapi ada juga pemain yang tidak bisa menunjukkan keistimewaannya namun tetap dipertahankan.

Sumber : Transfermarkt, Whoscored, Worldsoccer, ESPNFC

Komentar