PS TNI: PSMS Medan di Piala Jenderal Sudirman

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

PS TNI: PSMS Medan di Piala Jenderal Sudirman

PS TNI yang merupakan satu-satunya kesebelasan non-profesional di Piala Jenderal Sudirman 2015 tampil mengejutkan. Melawan Surabaya United dan Pusamania Borneo FC yang dihuni oleh tiga pemain asing, skuat asuhan Edy Syahputra dan Suharto A.D. ini sukses meraih poin penuh.

Melawan Surabaya United pada laga pertama, PS TNI yang seluruhnya pemain lokal berhasil menang dengan skor 2-1. Sementara melawan Borneo FC, kemenangan berhasil diraih PS TNI melalui babak adu penalti setelah bermain imbang 2-2 pada waktu normal.

Yang menjadi catatan dari dua laga yang telah dijalani PS TNI, empat gol mereka semuanya diciptakan pada babak kedua. Melawan Surabaya United, gol PS TNI tercipta pada menit ke-49 (Legimin Raharjo) dan menit ke-85 (Manahati Lestusen). Sedangkan saat menghadapi Borneo FC, PS TNI mampu mengejar ketinggalan 2-0 lewat dua gol Aldiano Herdianto pada menit ke-68 dan 76.

Sebenarnya PS TNI menggila pada babak kedua bukan hal yang aneh jika mengetahui sepak terjang PSMS Medan, yang mayoritas pemainnya kini bermain untuk PS TNI, ketika berlaga di Piala Kemerdekaan lalu. Pada turnamen yang diikuti oleh 24 kesebelasan Divisi Utama tersebut, mayoritas gol PSMS memang tercipta pada babak kedua.

Dari delapan laga yang dijalani PSMS untuk menjuarai Piala Kemerdekaan, 16 gol berhasil mereka ciptakan. Gol yang diciptakan pada babak kedua sendiri lebih dari setengahnya karena mencapai 10 gol. Ya, hanya enam gol saja yang PSMS ciptakan pada babak pertama.

Lebih spesifik, delapan dari 16 gol PSMS Medan tersebut tercipta pada rentang waktu menit ke 65 hingga 90 menit. 15 menit terakhir menjadi waktu di mana PSMS paling banyak mencetak gol dengan lima kali membobol gawang lawan.

Pada Piala Jenderal Sudirman kali ini, tren tersebut berlanjut. Dua gol diciptakan setelah menit ke-75. Jangan lupakan pula bahwa satu gol tercipta jelang menit ke-70, gol pembuka pada laga melawan Borneo FC. Ini setidaknya menunjukkan bahwa skuat asuhan Suharto A.D. ini menjadi lebih membahayakan setelah pertengahan babak kedua.

Melakukan come back seperti kala melawan Borneo FC pun pernah dilakukan PSMS Medan di Piala Kemerdekaan lalu. Saat melawan Kalteng Putra, PSMS tertinggal lebih dulu lewat gol Heru Setyawan pada menit ke-19 sebelum disamakan Wiganda Pradika pada menit ke-75. Dan yang paling fenomenal adalah laga final Piala Kemerdekaan melawan Persinga di mana PSMS tertinggal lebih dulu sejak menit ke-26 (gol Jefri Kurniawan) sebelum dibalikkan oleh gol Aldino menit ke-61 dan Legimin Raharjo pada injury time babak kedua.

Lantas apa yang membuat PS TNI (atau PSMS Medan) ini bisa menjaga staminanya hingga akhir-akhir pertandingan? Seperti yang sudah disinggung pada artikel 'Kekalahan Telak Iwan Setiawan', PSMS tak dibubarkan meski tak ada kompetisi di Indonesia. Ini yang membuat kebugaran para pemainnya lebih unggul dari kesebelasan lain yang memilih vakum bahkan membubarkan diri.

Selain itu, pelatihan sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang mengedepankan latihan fisik pun tentunya memiliki kontribusi tersendiri bagi para pemain PS TNI. Karena dalam skuat PS TNI saat ini, terdapat 15 pemain yang merupakan anggota Tentara Nasional Indonesia.

Berbicara mengenai skuat PS TNI, dari dua laga yang mereka jalani, Suharto A.D. tak begitu melakukan perubahan ekstrim meski PSMS Medan asuhannya kedatangan pemain-pemain baru berkualitas seperti Ahmad Nufiandani, Manahati Lestusen, Abduh Lestaluhu, Wawan Febrianto, Dimas Drajad, Dhika Bayangkara, dan Ravi Murdianto ketika mewakili PS TNI.

Pada dua laga di Piala Jenderal Sudirman, 8 dari 11 pemain yang diturunkan sejak menit pertama merupakan pemain yang berlaga pada final Piala Kemerdekaan. Pada laga pertama, Dhika, Wawan, dan Abduh menjadi pemain anyar yang dimainkan sejak menit pertama. Pada laga kedua, Dhika, Manahati, dan Nufiandani yang kebagian jatah.

Tampaknya, coach Suharto tak mau mengubah skema permainan PSMS yang telah mengantarkan mereka menjadi juara di Piala Kemerdekaan. Karenanya ia tetap memainkan mayoritas pemain andalannya di Piala Kemerdekaan sebagai fondasi permainan PS TNI.

Wanda Syahputra, Wiganda Pradika, dan Hardiantono menjadi fondasi di lini pertahanan. Di lini tengah, Suhandi bersama Legimin tak tergantikan. Sementara di lini depan, Tambun masih jadi pilihan utama dengan Aldino yang selalu menjadi supersub. Hanya Guntur Pranata yang kehilangan kesempatan bermainnya karena pos penjaga gawang dihuni oleh Dhika yang baru direkrut dari Persikad Depok.

Wawan Febrianto dan Nufiandani bergantian dimainkan sejak menit pertama untuk memenuhi persyaratan dua pemain U-21 yang diwajibkan bermain sejak menit pertama, yang membuat Guntur Triaji dan Erwin Ramdani mendapatkan rotasi. Satu pemain lain yang berusia 21 tahun adalah Wanda Syahputra.

Suharto pun begitu memercayai Wanda di lini belakang PS TNI dengan selalu bermain penuh. Berbeda dengan Wawan dan Nufiandani yang sudah ditarik keluar sebelum babak pertama usai, Wawan pada menit ke-40 pada pertandingan pertama dan Nufiandani pada menit ke-20 pada pertandingan kedua.

Pada akhirnya PS TNI yang berlaga pada Piala Jenderal Sudirman ini adalah PSMS Medan yang beberapa waktu lalu menjadi juara di Piala Kemerdekaan yang kualitasnya ternyata bisa bersaing dengan kesebelasan ISL. Sebagaimana kesebelasan yang memiliki mentalitas juara, tentunya PS TNI bukan sekadar "kesebelasan amatir" yang bisa diremehkan pada turnamen kali ini.

Jadwal Piala Jenderal Sudirman dapat dilihat selengkapnya di sini.

foto: pialakemerdekaan.com

Komentar