Lelucon Tentang English Football League (EFL)

Cerita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Lelucon Tentang English Football League (EFL)

The Football League melakukan rebranding dengan pengubahan nama kompetisi menjadi "English Football League" atau disingkat EFL. Perubahan nama ini akan efektif dilakukan mulai dari awal musim 2016/2017. Selain nama terdapat pula perubahan logo yang merupakan keempat kalinya dalam 127 tahun terakhir.

CEO The Football League, Shaun Harvey, menyatakan bahwa nama yang baru ini menekankan peran sentral klub dalam bermain di jantung sepakbola profesional Inggris.

"Dalam pasar olahraga yang kian menantang, amat penting bahwa sifat olahraga dapat memproyeksikan sebuah identitas modern yang tidak hanya bergema bagi audiens reguler tetapi juga mudah dikenal untuk audiens yang lebih luas, penonton, dan mitra komersial," tutur Harvey dikutip dari The Guardian.

The Football League sendiri merupakan operator di Liga Inggris yang menjalankan tiga divisi profesional: Divisi Championship, League One, dan League Two. Tiga kompetisi itu masing-masing menempati tingkat kedua, ketiga, dan keempat, dalam piramida sepakbola Inggris.

Apa yang dituturkan Harvey sebagai "audiens yang lebih luas" tidak lepas dari perluasan jangkauan penonton ke luar negeri. Menjadi menarik karena pengubahan nama tersebut menyesuaikan nama kompetisi di Amerika —dan juga negara lain yang menggunakan tiga huruf sebagai akronim.

"Setiap kompetisi olahraga tidak perlu menggunakan akronim dari tiga huruf: NFL, MLB, NBA, MLS, NRL, AFL. Kita itu Inggris, rumahnya Premier League, the FA Cup, dan the Football League. Biarkan saja seperti itu," tutur akun "Thetoonarmy" dalam komentar di laman The Guardian.

Baca juga: Cara Amerika Mempelajari Sepakbola


Di sisi lain, Harvey berharap kalau perubahan nama Football League bisa memberikan identitas yang baru, "Kami percaya nama EFL dan mereknya akan memberikan kompetisi kami sebuah indentitas baru dan pembeda, di mana di waktu yang sama tetap menjaga warisan unik kami."

Perubahan nama itu juga dikomentari dengan jenaka oleh akun "Ravennarob". "EFL lebih dikenal dan diakui di seluruh dunia sebagai akronim ‘English as a Foreign Language’. Namun, mungkin kekuatan di sepakbola lebih mengetahu tentang ini ketika mereka membuat keputusan strategis dalam marketing, karena Inggris (penggunaan kata `English`) adalah bahasa asing di sepakbola Inggris itu sendiri," tulis akun "ravennarob".

Penjelasan Harvey banyak dicemooh oleh pembaca The Guardian. Dalam berita pendek tersebut bahkan terdapat 308 komentar yang isinya mayoritas tak setuju dengan perubahan nama tersebut. Selain karena ke-Amerika-Amerika-an, The Football League pun dianggap tidak serius membenahi liga dan malah melakukan sesuatu yang kurang penting.

Akun "1966_and_all_that" misalnya, yang mengaku rajin mengirim surat elektronik kepada The Football League untuk mengadukan masalah Blackpool. Mereka menuntut agar The Football League turun tangan atas ketidakbecusan sang pemilik Blackpool, Owen & Karl Oyston, yang terlihat seperti ingin menghancurkan klub. Menjadi menarik karena sejumlah klub bermasalah dengan pemiliknya sendiri seperti yang terjadi pada Cardiff City dan Leeds United.

Baca juga: Perubahan Kostum dan Logo Cardiff City

Tentang Leeds United yang Hobi Memecat Manajer


Di saat yang bersamaan, media Inggris lainnya, Mirror, merilis tujuh hal buruk tentang English Football League. Argumen pertamanya adalah memasukkan kata "English" padahal di dalamnya terdapat Cardiff City dan Newport County yang berbasis di Wales.

Hal kedua adalah tentang logo yang lebih mirip bola baseball ketimbang bola sepak. "Logonya seperti gelembung sabun yang mengantre masuk lubang pipa," tulis akun "Glosrfc". Soal logo pun Mirror mengkritisi kalau 72 buah bola—yang mirip gelembung sabun—tersebut tak memiliki makna apa-apa.

Mirror pun menyoroti perubahan nama ini sebagai bagian agar nama kompetisi bisa dipasangi "hashtag" untuk keperluan promosi di Twitter. "Dan English Football League, mengingatkanku pada English Defence League (EDL)," tulis akun "Marcos Marcotron".

Sama seperti yang penulis jabarkan di atas, perubahan nama tersebut agaknya merupakan upaya The Football League untuk merangsek masuk ke pasar Amerika Serikat. Perubahan nama tersebut membuat Football League memiliki kultur yang sama dengan kompetisi lain di Amerika Serikat. Penggunaan tiga huruf pun bisa jadi untuk mewakili tiga divisi yang dinaungi oleh The Football League.

Penamaan ini juga membangkitkan nasionalisme masyarakat Inggris. Bagaimana tidak karena di sepakbola justru jarang didengar kata "England" atau "English". Apa nama federasi sepakbola Inggris? "Football Association". Kompetisi tingkat teratas? "Premier League".

Berdasarkan sejumlah komentar, penamaan ini sekaligus memberikan Inggris dua hal: sebagai negara yang mempopulerkan sepakbola modern dan Inggris sebagai bahasa internasional. Penambahan kata "English" justru akan merendahkan nama Inggris itu sendiri karena menurut Mirror, "The Football League" jauh lebih hebat dan besar.



foto: dailymail.co.uk

Komentar