Fans FC United of Manchester Protes FA dan Stasiun Televisi

Berita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Fans FC United of Manchester Protes FA dan Stasiun Televisi

Tiket pertandingan babak pertama Piala FA antara FC United of Manchester menghadapi Chesterfield di Broadhurst Park sudah terjual habis. Namun sekitar 200 penggemar FC United tidak menempati tribun utama sebagai aksi protes. Sepanjang babak pertama, mereka berdiri di luar tribun sembari mendengarkan pertandingan dari radio.

Pertandingan antara FC United dihelat pada pukul 7.45 petang waktu Inggris. Hampir tidak ada yang aneh dengan pertandingan tersebut termasuk hari pertandingan, yakni Senin. Pasalnya, terkadang sejumlah kesebelasan bermain pada Senin malam karena satu dan lain hal. Namun, yang membuat penggemar FC United muak adalah FA dengan semena-mena mengubah jadwal pertandingan dari Sabtu menjadi Senin. Salah satu alasan pemindahan jadwal adalah agar bisa disiarkan langsung oleh televisi.

Dalam pertandingan menghadapi Cheseterfield, sejumlah spanduk pun dibentangkan. Sejumlah spanduk bertuliskan “f**k BT Sport” dan “F*** the FA” turut terpasang. Banner di dalam lapangan fokus kepada tradisi digelarnya pertandingan setiap Sabtu sore. Namun, FA mementingkan hak stasiun televisi ketimbang hak suporter itu sendiri.

Sebanyak 4,400 tiket sudah terjual habis seperti yang diprediksi, meskipun jumlah penonton berdasarkan catatan pintu putar Broadhurst Park hanya mencapai 2,916.

Saat pertandingan pun terdengar sejumlah chant bernada kasar. Hal ini membuat tim komentator BT Sport berulangkali meminta maaf kepada penononton atas pertunjukkan tersebut.

Pertandingan itu sendiri dimenangi oleh Chesterfield dengan skor 1-4 yang berarti menghentikan langkah FC United di Piala FA.

Bagi kesebelasan non-league, pertandingan disiarkan televisi plus pembagian kompensasi 67 ribu pounds adalah sesuatu yang amat berharga. Bahkan, hampir mustahil buat mereka agar pertandingan bisa disiarkan kecuali saat kedatangan tim besar dari Premier League.

“Namun, FC United bukan seperti klub kebanyakan,” tulis Dailymail. Ya, meskipun mendapatkan keuntungan secara finansial maupun peningkatan citra klub, tapi para penggemar FC United tak menyukai kesewang-wenangan tersebut. FA mungkin lupa kalau awal mula pembentukan FC United adalah sebagai bentuk protes terkait pembelian Manchester United oleh keluarga Glazer.

Aksi yang dilakukan fans FC United itu pun didukung oleh manajemen. “Ini seperti tali yang mengikat anjing,” tutur Manajer Umum FC United, Andy Walsh, saat menjabarkan kekuatan televisi dalam pertandingan sepakbola.

Kepada Dailymail, Andi bahkan memiliki pendirian kalau dirinya tak akan lagi mengeluarkan sepeserpun uang untuk keluarga Glazer. Saat mendirikan FC United, ia pun mengaku sempat mendapatkan kritik dari rekan-rekannya sesama pendukung Manchester United.

“Tahun 2005 adalah momen yang penuh perjuangan. Kami tidak menduga akan mendapatkan seribu orang meski saat ini ada dua ribu orang yang secara reguler menyaksikan pertandingan,” tutur Andy, “Kami tidak meminta fans MU untuk ikut serta. Ini lebih kepada pilihan personal.”

Andy sendiri telah bekerja tanpa henti selama 10 tahun untuk mendirikan FC United. Setelah sempat menyewa lapangan sebagai markas, FC United akhirnya memiliki stadion sendiri yakni Broadhurst Park. Segala kemajuan yang didapatkan FC United ini tidak lepas pula dari peran sang pelatih Karl Marginson yang telah bersama tim sejak FC United dibentuk.

FC United sendiri saat ini bermain di National League North, kompetisi tingkat keenam dalam piramida sepakbola Inggris. Butuh dua kali promosi lagi buat FC United untuk bisa masuk ke Football League.

Baca juga: Menyaksikan Langsung Idealisme FC United of Manchester

Warisan Terbesar Malcom Glazer adalah FC United of Manchester.

Suporter dan Hal-Hal yang Tak Terbeli dari Klub


foto: dailymail.co.uk

Komentar