Memiliki Stadion Sendiri Bisa Membuat Italia Mendominasi Eropa?

Cerita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Memiliki Stadion Sendiri Bisa Membuat Italia Mendominasi Eropa?

The Guardian menghadirkan artikel dengan judul yang menarik dan provokatif: “Kesebelasan Italia tidak akan mendominasi Eropa sampai mereka memodernisasi stadion”. Judul seringkali menyesatkan dan menimbulkan ribuan anggapan. Sampai di sini penulis menduga kalau artikel tersebut adalah bagian marketing perusahaan properti macam acara yang biasa disiarkan di televisi.

Sebelum membaca artikel tersebut lebih lanjut, apa memangnya hubungan antara stadion dengan prestasi? Arsenal membangun Stadion Emirates dan saat ini berada di papan atas Liga Inggris adalah suatu hal yang wajar karena mereka memiliki pemain berkualitas dalam skuat. Keberhasilan Juventus masuk ke babak final Liga Champions pun lebih karena karena kekuatan skuat mereka musim lalu di samping memiliki stadion sejak 2011.

Artikel yang ditulis Chloe Beresford tersebut menggambarkan bagaimana kesebelasan di Italia sudah terlalu lama bergantung pada stadion yang dimiliki oleh pemerintah, bukan klub. Salah satunya seperti yang dinyatakan Presiden AC Milan, Silvio Berlusconi, pada bulan lalu yang menyatakan kalau I Rossoneri tetap akan berbagi stadion bersama rival sekota Inter Milan di Stadion San Siro.

Rencana pembangunan stadion baru di distrik Portello tengah dibatalkan karena adanya ketidaksepakatan terkait penggunaan lahan. Padahal, sponsor Milan, Fly Emirates, mengaku siap menyokong pembangunan stadion baru berkapasitas 48 ribu kursi tersebut. Kepada media, Berlusconi mengaku terlalu cinta kepada San Siro sehingga sulit untuk meninggalkannya.

Dikutip dari Bleacher Report, sejumlah penggemar AC Milan merasa frustasi karena penampilan buruk tim dalam beberapa musim terakhir. Namun mereka jauh lebih frustasi karena merasa klub tak punya rencana di masa depan, salah satunya berkat pernyataan Berlusconi tentang tidak terealisasinya pembangunan stadion.

Desain stadion baru sebenarnya sudah diperlihatkan pada Februari silam. Banyak yang menganggap kalau desain tersebut sangat ramah lingkungan. Untuk mengindari amblesnya tanah di sekitar stadion, maka desain pun disesuaikan dengan tinggi hanya tiga lantai. Stadion itu pun akan memiliki material kedap suara untuk menjaga polusi suara agar tak mengganggu area sekitar.

Baca juga: Cerita tentang Genoa yang tak bisa main di Eropa karena stadion yang tak standar.

Memaksimalkan Pendapatan
Pembongkaran Stadio Delle Alpi (foto: skyscrapercity.com)
Pembongkaran Stadio Delle Alpi (foto: skyscrapercity.com)

Kegagalan pembangunan stadion jelas merupakan kekecewaan. Memang, San Siro adalah tempat bersejarah buat AC Milan, tapi toh mereka tak bisa memaksimalkan keuntungan yang didapatkan seperti dari biaya sewa tennants dan tiket pertandingan. Di sisi lain, Juventus sudah mulai merasakan manfaat pembangunan stadion baru di mana berpengaruh pada pemasukan mereka.

Pendapatan Milan di hari pertandingan turun 6% pada musim 2014/2015. Berdasarkan Deloitte, 24,9 juta euro yang didapatkan dari pendapatan matchday hanyalah 10% dari total pemasukan Milan. Senada dengan Milan, rival sekota mereka pun mengalami penurunan jumlah penonton rata-rata 9% meski pendapatan komersial naik 18%.

Chloe berpendapat bahwa kesebelasan Italia merupakan terbanyak kedua di Deloitte Money League. “Jika mereka dapat memaksimalkan pendapatan matchday, kemungkinan besar mereka bisa memperkecil jarak dengan kesebelasan Eropa lain. Aturan Financial Fair Play membuat penting bagi klub untuk memaksimalkan pendapatan dari stadion untuk menyeimbangkan pengeluaran,” tulis Chloe.

Saat ini kesebelasan Italia memang sulit memaksimalkan pendapatan matchday terlebih karena tak memiliki stadion sendiri. Potensi tersebut terhalang karena tingginya biaya sewa dan kurangnya infrastuktur modern yang bisa meningkatkan pendapatan. Tanpa memiliki stadion, klub pun tak memiliki aset yang menurut Chloe, membuat mereka sulit mendapatkan investor.

Pengaruh dari pembangunan stadion di Italia adalah Piala Dunia 1990. Stadion Delle Alpi misalnya, yang dibangun untuk Piala Dunia, dihancurkan 16 tahun kemudan untuk dibangun stadion baru bernama Juventus Stadium. “Fakta bahwa Delle Alpi hanya bertahan 16 tahun sebelum dihancurkan menunjukkan betapa usangnya stadion yang dibangun untuk Piala Dunia 1990,” tulis Chloe.

Juventus Stadium memiliki banyak hal yang bisa dimaksimalkan dalam pendapatan seperti menyatunya pusat perbelanjaan, museum, hingga corporate box. Hal paling penting adalah penggemar mau membayar tiket karena jarak yang dekat dari kursi ke lapangan. Faktanya, di stadion yang memiliki lintasan atletik, menyaksikan di tribun belakang gawang, Anda hanya bisa menyaksikan aktivitas di gawang terdekat. Keseruan menonton pun kian berkurang.

Tentang perkara yang menghambat kemajuan stadion di Italia

Memengaruhi Kekuatan Skuat
Rancangan stadion baru AC Milan (foto: dailymail.co.uk)
Rancangan stadion baru AC Milan (foto: dailymail.co.uk)

Setelah keuntungan bisa dimaksimalkan, ini adalah bagian paling penting. Uang tersebut bisa digunakan untuk pembelian pemain yang menguatkan skuat. “Membiarkan Juve perlahan meningkatkan pengeluaran gaji berarti menjaga para pemain terbaik dan membeli pengganti yang berkualitas,” tulis Chloe.

Namun, hal ini membuat pandangan orang terhadap Serie A menjadi tidak cukup baik. Pasalnya, Serie A akan selalu lekat dengan Juventus yang mendominasi sendrian (pada musim lalu), “Juventus membutuhkan kesebelasan besar Italia lain untuk bergabung dengan mereka di era modern sesegera mungkin.”

Saat ini Roma pun sudah memulai langkah memodernisasi stadion. Roma sudah mengumumkan rencana pembangunan stadion berkapasitas 52 ribu kursi. Buat fans, hal ini penting terutama untuk tidak lagi berbagi bersama rival sekota, Lazio di Stadio Olimpico.

Hal ini disadari Presiden AS Roma, James Pallota, yang menyatakan kalau mereka membutuhkan rumah baru untuk bisa bersaing dengan kesebelasan besar lain di Eropa. Pebisnis Amerika Serikat tersebut menyiapkan stadion dengan penempatan tempat duduk terbaik di sepakbola termasuk ruangan mewah dan corporate box.

Memang segala hal butuh pengorbanan seperti yang dirasakan fans AS Roma yang merasa saat ini I Giallorosi seperti pelit untuk membelanjakan pemain. Konon ini adalah pengaruh dari investasi klub untuk stadion. Apabila stadion sudah dibangun, mereka bisa membelanjakan uang untuk pembelian pemain besar dan menyaingi Juventus.

Apa yang dirasakan Roma sebenarnya juga dirasakan fans Manchester United dan Arsenal. Klub sudah mulai jor-joran membeli pemain setelah utang Keluarga Glazer lunas. Pun dengan Arsenal yang mulai membeli pemain mahal (walau tidak terlalu sering) setelah Stadion Emirates lunas pembayarannya.

Tidak ada investasi yang berdampak pada esok hari. Investasi adalah soal kepercayaan dan perhitungan atas berjalannya waktu. Fans Juventus mau tak mau berbagi kursi yang biasa ditempati Fans Torino. Ejekan dari rival karena “terusir” dari kandang sendiri sudah menjadi makanan sehari-hari. Tapi apa yang mereka dapatkan sekarang? Juventus menjadi satu dari tiga klub di Serie A yang punya stadion. Mereka pun bisa bersaing secara finansial dengan kesebelasan Eropa lain. Ini jelas memberi kebanggaan bagi klub juga fans. Namanya juga hidup, kita perlu bersusah-susah untuk bisa mendapatkan hasil yang melimpah.

“Jika Anda membandingkan pendapatan matchday AC Milan sebesar 24,9 juta euro dengan Arsenal senilai 119,8 juta euro per musim, terlihat jarak yang begitu jauh di antara keduanya. Jika kesebelasan Itali bisa memulai untuk memperbaiki dan bahkan membangun stadion baru mereka, liga akan mulai menarik minat investor. Sebuah langkah untuk mengembalikan dominasi mereka di Eropa seperti yang terjadi pada akhir 1980-an dan 1990-an,” tutup Chloe.

Hal serupa juga mungkin bisa dilakukan di Indonesia agar tak ada lagi ejekan, "Hey, itu kan stadion milik negara!"

foto: mediaset.it

Komentar