Tensi Panas Jelang Pertandingan Albania Melawan Serbia

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Tensi Panas Jelang Pertandingan Albania Melawan Serbia

Albania menyebarkan keamanan ekstra jelang pertandingan Grup I kualifikasi Euro 2016 melawan Serbia pada Jumat (9/10) dini hari nanti di Stadion Elbasan Arena. Sebanyak 1.500 polisi negara akan diturunkan bersama 400 petugas keamanan swasta yang dikontrak Asosiasi Sepakbola Albania (FSHS) dan 100 petugas keamanan tambahan dari Albania National Guard.

Untuk lebih steril pun beberapa ruas jalan lalu lintas di sekitaran Stadion Elbasan Arena ditutup dan diberlakukan penjagaan ketat. Siapa pun orang yang hendak masuk ke kawasan tersebut diwajibkan memberikan identitasnya kepada kepolisian Albania.

Selain itu kepolisian juga menghimbau kepada penduduk yang bertempat tinggal di sekitaran Stadion agar tidak mengizinkan orang tak dikenal masuk ke rumah mereka selama berlangsungnya pertandingan. Termasuk tetap mengunci pintu dan menutup atap bangunan serta tetap membawa kartu identitas untuk jaga-jaga jika ada Polisi mengidentifikasi mereka.

Begitu juga insan politik sampai Perdana Menteri Albania, Edi Rama, menghimbau agar para suporter tuan rumah bisa tetap tenang dan tidak membuat insiden selama pertandingan, termasuk menghormati lagu kebangsaan Serbia jika nanti dimainkan.

Ketenangan itu diperlukan jika mengingat kesebelasan negara berjuluk Shqiponjat (The Eagles) ini memiliki peluang bagus untuk lolos ke Euro 2016. Albania kini berada di peringkat tiga klasemen sementara Grup I dalam zona kesebelasan negara yang berhak mengikuti play-off nanti.

Walau tengah di atas angin tapi soal aroma dendam tetap menjadi kekhawatiran besar baik bagi pihak keamanan Albania maupun skuat Serbia. Ketegangan berawal dari pertemuan kualifikasi Euro 2016 pertama mereka di Stadion Partizana, Beograd, Serbia pada 15 Oktober 2014.

Keributan antara pemain terjadi sejak adanya sebuah bendera dibawa oleh sebuah drone, pesawat kontrol, di langit lapangan Stadion Partizan saat itu. Bendera itu kemudian diraih Stefan Mitrovic, bek Serbia, dan tindakannya memancing amarah skuat besutan Gianni De Biasi tersebut, salah satunya Bekim Balaj yang langsung merebut bendera dari Mitrovic.

Aksi itu memancing kemarahan pemain Serbia dan pemain Albania lain yang mencoba melindungi Balaj. Sementara para suporter Serbia tidak kalah terpancing dan beberapa diantaranya berhasil masuk ke lapangan untuk melukai pemain-pemain Albania, atau melempari Lorik Cana dkk memakai suar (red flare), bom asap, atau berbagai macam benda dari tribun.

Bahkan Balaj mendapat pukulan telak memakai kursi plastik dari salah satu suporter Serbia yang berhasil menerobos ke dalam lapangan. Pertandingan pun dihentikan dan Shqiponjat dianggap menang 3-0 atas Serbia dan tuan rumah pun didenda sebesar 100 ribu euro.

223A6A3000000578-0-image-a-21_1444257461518

Pukulan telak suporter Serbia memakai kursi plastik kepada Bekim Balaj

Rupanya bendera yang diperebutkan para anak asuh De Biasi itu memiliki makna tersendiri. Bendera tersebut bewarna hitam dan terdapat gambar bagian dan simbol negara Albania itu sendiri. Gambar wilayah itu diapit dua orang bernama Isa Boletini di sebelah kanan yang merupakan seorang figur nasionalis pemberontak Albania di Kosovo pada 1910 silam dengan melawan Serbia pada perang pertama.

Sementara di sebelah kiri adalah Ismael Qemal. Dirinya adalah pendiri gerakan nasionalis Albania dan menjadi kepala negara pertama dalam era modern negara tersebut. Pada bendera itu juga terdapat kata "Autochthonous" yang menyinggung upaya Serbia notabene bukan orang etnis Albania ingin menguasai Kosovo.

Negara-negara Balkan memang telah lama berselisih atas wilayah mantan provinsi Serbia dengan mayoritas Albania-Kosovo menyatakan kemerdekaannya pada 2008. Hal itu bisa terjadi karena NATO, organisasi internasional untuk keamanan, turun berperang untuk menghentikan pembantaian dan pengusiran warga sipil selama perang Serbia melawan pemberontak Kosovo-Albania.

Ismail Morinaj

Lalu bagaimana caranya pesawat drone yang membawa pesan dari Albania itu bisa masuk ke Stadion Partizana? Padahal sudah jelas-jelas jika para suporter Shqiponjat dilarang datang pada pertandingan itu. Rupanya sedikit jawaban itu terungkap jelang pertemuan kedua Albania dengan Serbia dini hari nanti.

Seorang pria 33 tahun bernama Ismail Morinaj beserta tiga pria lainnya ditangkap di Tirana, Ibu Kota Albania. Dua pistol buatan Zastava Serbia dan Cina, beserta sejumlah peluru dan 36 tiket pertandingan ikut disita kepolisian. Rupanya Morinaj mengklaim jika dirinya merupakan orang yang mengendalikan drone pada pertandingan putaran pertama di Stadion Partizana.

Morinaj mengaku jika drone tersebut dikendalikan dari Gereja di seberang jalan Stadion Partizan, "Itu mudah. Tenang, dengan taman di sekitarnya. Tidak ada yang menghentikan saya," ungkapnya.

223E293A00000578-0-image-a-22_1444257469547

Stefan Mitrovic mengamankan bendera yang dibawa sebuah drone

Setelah drone ditarik dari langit kemudian Morinaj melarikan diri dengan menaiki mobil yang terparkir sekitar satu mil darinya. Pria berambut keriting ini sempat melihat dua polisi dan kemudian bersembunyi di bawah mobil sampai situasi benar-benar aman. Kemudian ia melarikan diri ka jalan raya arah selatan dan beberapa jam kemudian menyelamatkan diri ke Kosovo.

Sementara atas insiden tersebut pihak kepolisian Belgrade tetap menuding jika penerbangan drone itu adalah provokasi politik yang telah direncanakan. Klaim kepada Morinaj juga diduga merupakan teori konspirasi dari Edi Rama, Perdana Menteri Albania. Sebelumnya pelaku diduga merupakan saudara Edi Rama yang mengontrolnya di ruang ganti skuat Albania saat itu.

Tapi ketika digeledah kepolisian Serbia tidak ditemukan bukti di sana.Tapi pihak Albania menguatkan jika insiden drone itu terjadi setalah para suporter Serbia meneriakan berbagai macam umpatan seperti "Matilah Albania" dan "Bunuh Albania" serta pembakaran bendera NATO.

Selamat Datang di Albania

Tentu keributan di Stadion Partizana dikhawatirkan mengusung dendam para suporter Shqiponjat pada laga kualifikasi Euro dini hari nanti, walau para suporter Serbia dilarang datang ke Elbasan Arena, sama seperti yang diberlakukan pada putaran pertama terhadap para pendukung Albania.

Selain itu skuat Serbia sudah mendapatkan ucapan selamat datang dari lemparan batu yang mengenai kaca bus mereka ketika perjalanan dari bandara menuju hotel. Tidak ada yang terluka karena pelemparan batu itu namun kejadian tersebut menimbulkan keraguan atas keamanan pada pertandingan di Elbasan Arena nanti.

2D2E371600000578-0-image-a-24_1444258866474

Kaca bus pemain Serbia retak akibat lemparan ketika perjalanan dari bandara menuju  hotel di Albania

Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) Serbia telah menyiapkan nota protes atas insiden pelemparan tersebut. Mereka juga telah memanggil Kedutaan Besar Albania di Serbia, IIir Bocka, tapi dia menolak menerima protes Serbia.

Sebetulnya UEFA sering memisahkan kesebelasan negara yang memiliki masalah politik seperti Armenia dengan Azerbaijan atau Ukraina dengan Rusia. Tapi jelang kualifikasi Euro 2016 yang dibuat pada Februari 2014, Albania dan Serbia diizinkan ditempatkan pada grup yang sama karena seorang pejabat UEFA mengatakan jika mereka tidak berperang secara langsung saat ini.

Perang antara kedaulatan negara memang sedang tidak berlangsung, tapi perang dalam konteks sepakbola sepertinya akan terjadi di Stadion Elbasan Arena nanti.

Komentar