Pratinjau der Klassiker: Jangan Berharap pada Reus

Analisis

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pratinjau der Klassiker: Jangan Berharap pada Reus

Matthias Ginter tidak bisa terus berada di area pertahanan Borussia Dortmund. Sebagai bek sayap, adalah tugasnya untuk merepotkan Arturo Vidal dan David Alaba dalam perjalanan mengirim umpan silang ke kotak penalti Bayern München. Namun Ginter harus sangat penuh perhitungan.

Ginter harus yakin benar bahwa ketika ia melakukan overlap, Julian Weigl dapat mengisi kekosongan yang ditimbulkannya. Jika serangan sayap Dortmund gagal, ia tidak boleh terlambat pulang. Penyebabnya: pemain yang menjadi lawan langsungnya di pertandingan ini adalah Douglas Costa.

Keharusan menampilkan permainan terbaik bukan hanya tugas Ginter. Semua pemain Dortmund harus memaksa diri meningat lawan yang mereka hadapi adalah Bayern München. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada Dortmund (dan dengan kesadaran penuh terhadap kegemilangan Dortmund musim ini), Bayern yang sekarang bukan kesebelasan yang mudah dikalahkan.

Di lini belakang saja, masalah Dortmund bukan hanya meredam kecepatan Costa dengan tidak memberinya ruang. Marcel Schmelzer harus terus memperhatikan Thomas Müller ketika Bayern sedang menguasai bola; ia cerdas dan bisa berada di mana saja. Melawan Sokratis Papastathopoulos dan Mats Hummels secara bersamaan bukan perkara sulit bagi Robert Lewandowski; ia tidak membutuhkan banyak ruang dan peluang bersih untuk mencetak gol. Sepuluh gol dalam tiga pertandingan terakhirnya menjadi bukti.

Bayern - Dortmund

Dortmund memiliki tiga gelandang di lini tengah. Dua di antaranya – ?lkay Gündo?an dan Shinji Kagawa – berkarakter menyerang. Keduanya dapat menekan tiga gelandang Bayern (Arturo Vidal, Xabi Alonso, dan Thiago Alcântara). Namun tidak akan selalu demikian. Jika gelandang bayangan Bayern bekerja, trio Weigl-Gündo?an-Kagawa akan kalah jumlah. Javi Martínez, setelah sembuh dari cedera, siap kembali menjadi anak emas Pep Guardiola. Tidak ada yang dapat menerjemahkan peran ganda bek tengah dan gelandang sebaik Javi Martínez.

Sayangnya, menang jumlah di lini tengah bisa saja menjadi awal terciptanya gol Dortmund. Jika Bayern kehilangan bola saat Martínez sedang meninggalkan lini belakang, permainan direct Dortmund akan mengantar bola kepada Pierre-Emerick Aubameyang yang sedang tajam-tajamnya. Mengalahkan Jérôme Boateng dalam duel satu lawan satu jelas bukan perkara sulit bagi Aubameyang.

Jika Anda menyaksikan pertandingan ini dengan harapan melihat Marco Reus bermain gemilang, sebaiknya tidak usah. Ada alasan mengapa Vidal sangat mungkin dimainkan di sisi kiri lini tengah: untuk menetralisir ancaman Marco Reus. Sangat mungkin tugas Alaba tidak terlalu berat di pertandingan ini karena yang sampai kepadanya hanyalah sisa-sisa hasil kerja Vidal.

Walau demikian, matinya pergerakan Reus bukan kabar buruk bagi Dortmund. Mereka masih memiliki Henrikh Mkhitaryan yang, di bawah asuhan Thomas Tuchel, sedang menjalani musim terbaiknya. Walau lawan yang harus ia hadapi adalah Philipp Lahm, Mkhitaryan akan baik-baik saja.

Selain aksi-aksi dari pemain kelas satu, der Klassiker kali ini patut ditunggu karena akan menandai pertemuan pertama dari dua kesebelasan berbeda yang semakin mirip satu sama lain. Bayern, kesebelasan yang sangat mengandalkan penguasaan bola, mulai banyak memainkan umpan langsung ke daeran pertahanan lawan. Dortmund yang terkenal agresif dan direct, sementara itu, mulai nyaman memainkan banyak bola menyusur tanah.

Komentar