Walcott Sebagai Solusi Lini Depan Arsenal

Taktik

by redaksi

Walcott Sebagai Solusi Lini Depan Arsenal

Ditulis oleh Dadan Resmana


Di bursa transfer musim panas kemarin, Arsenal diributkan dengan isu kedatangan salah satu dari Karim Benzema, Edison Cavani dan Gonzalo Higuain. Namun sampai penutupan bursa transfer, tak satu pun yang merapat ke Emirates Stadium.


Untuk kesekian kalinya nama-nama baru di lini depan cuma jadi desas-desus. Namun demikian, para gooeners tak perlu khawatir. Keputusan Arsene Wenger untuk tak merekrut penyerang baru bisa dibilang sebagai keputusan yang tepat. Lini depan yang diisi oleh Alexis Sanchez, Danny Welbeck, Oliver Giroud hingga Theo Walcott, mengindikasikan bahwa penyerang baru belum menjadi hal yang penting-penting amat buat Arsenal.


Pertanyaan seputar siapa penyerang baru Arsenal musim ini pun sudah dijawab oleh Arsene Wenger. Dan jawabannya adalah: Theo Walcott. Entah karena gagal merekrut penyerang pada bursa transfer atau ada motif lain, yang jelas, Wenger memainkan Walcott sebagai penyerang sejauh ini.


Akan tetapi, keputusan Wenger untuk memainkan Walcott sebagai seorang penyerang sudah dirasa tepat. Dua belas gol yang mampu diciptakannya dalam tiga belas laga terakhirnya di Premier League, untuk sementara, bisa membuktikan kebenaran keputusan tersebut.


Untuk urusan mengubah posisi pemain, Wenger memang ahlinya. Dulu, Thierry Henry yang tadinya berposisi sebagai sayap kiri mampu disulap Wenger menjadi pemain depan, dan hasilnya adalah 226 gol bagi Arsenal di semua ajang. Begitu pula dengan Bisan Etame Lauren Meyer, sempat ogah-ogahan dipindahkan dari posisi aslinya sebagai pemain tengah, Lauren pun menjadi sosok bek kanan yang tangguh.


Walcott pun seakan menemukan apa yang didambakannya selama ini. Mantan pemain Southampton tersebut sering berbicara pada Wenger bahwa dia bisa ditempatkan sebagai penyerang. Akan tetapi, Wenger membutuhkan waktu lama untuk memberikan kepecayaan tersebut pada Walcott. Untungnya, sampai sejauh ini, Walcott dinilai sanggup membayar kepercayaan Wenger lewat performanya.


Musim 2012-2013 adalah musim terbaik Walcott selama berseragam Arsenal. Meskipun di awal musim mengalami cedera dan melewatkan beberapa pertandingan, di akhir musim, Theo Walcott berhasil melesakkan 21 gol di semua kompetisi.


Memasuki musim 2013-2014, semuanya berubah menjadi mimpi buruk buat Walcott. Cedera memaksanya absen di sepanjang musim tersebut. Abdominal strain yang dideritanya mau tak mau membuatnya harus menepi selama beberapa bulan.


Baca juga: Walcott dan Sebuah Hikmah di Balik Cedera


                     Alexis Sanchez Saja Tidak Cukup


                    Mesut Ozil, Peran No. 10 dan Wenger yang Enggan Memberi Garansi



Puncaknya tentu terjadi pada Januari 2014. Ketika menghadapi Tottenham Hotspurs di Piala FA, Walcott menderita cedera ACL yang memaksanya mengakhiri musim lebih cepat dan mengkandaskan impiannya untuk bermain di Piala Dunia 2014.


Cedera menjadi hal laten bagi Walcott. Sejak bergabung bersama Arsenal di Januari 2006 silam, penyerang Inggris tersebut mengalami cedera sebanyak 16 kali. Ia harus kehilangan 119 pertandingan selama kariernya di Arsenal. Agaknya, gaya bermain Walcott yang mengandalkan kecepatan membuatnya menjadi sasaran tekel, sehingga kecenderungan Walcott mengalami cedera juga cukup tinggi.


Walcott sebenarnya hanya mengandalkan kecepatan, akan tetapi dia lemah di duel udara dan tidak bisa menjadi pemantul bola. Itulah alasan yang membuat Walcott tampil gemilang di pertandingan melawan Leicester, namun tidak mampu berbuat banyak ketika melawan Chelsea. Saat menghadapi Chelsea, perannya sebagai penyerang mampu direduksi oleh para pemain belakang Chelsea yang menerapkan garis pertahanan rendah.


Tercatat Walcott melepaskan delapan kali tendangan ke arah gawang, terbanyak di antara pemain Arsenal lainnya. Dan salah salah satunya menghasilkan gol. Berbeda ketika menghadapi Chelsea yang hanya mampu melesakan tiga kali percobaan tendangan, tanpa satu pun yang menghasilkan gol.


Di dua pertandingan tersebut, baik Chelsea maupun Leicester memainkan pola pertahanan yang berbeda. Chelsea yang memainkan garis pertahanan rendah menyulitkan pergerakan Walcott. Berbeda ketika bertemu dengan Leicester, mereka menggunakan garis pertahanan tinggi yang memudahkan Walcott dalam memaksimalkan kecepatannnya.


Dan hal itu pun sebenarnya menjadi ujian tersendiri bagi Walcott. Efektivitasnya sebagai penyerang seharusnya tidak hanya muncul ketika menghadapi tim-tim yang menggunakan garis pertahanan tinggi. Akan tetapi ketika menghadapi tim-tim dengan garis pertahanan rendah pun Walcott harus menunjukan performa yang prima dengan torehan golnya.


Hal itu pun mulai terlihat pada gelaran Liga Champions saat menghadapi Olympiakos. Meski tim asuhan Marco Silva tersebut bermain dengan garis pertahanan yang rendah, Walcott mampu mengatasinya dan bermain cemerlang dengan torehan satu gol dan satu assist. Sayangnya, kecemerlangan Walcott masih belum mampu memberikan kemenangan pertama bagi Arsenal di ajang Liga Champions.


Walau riwayat cederanya tetap harus mendapat perhatian khusus, Walcott tampil prima sampai sejauh ini. Ia semakin kuat dan penyelesaiannya membaik. Pergerakannya pun mampu menciptakan ruang bagi Sanchez, walaupun kemampuan menahan bolanya tak sebaik Giroud.


Pertandingan kontra United akhir pekan ini agaknya bakal menjadi ujian yang tak mudah buat Walcott. Yang menjadi pertanyaan, apakah kecepatan dan segala kelebihan Walcott sebagai penyerang baru bisa memberikan kemenangan buat Arsenal? Ya, cuma Walcott yang bisa menjawabnya.

Komentar