Cara Fiorentina Menghabisi Inter Milan dalam 30 Menit

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Cara Fiorentina Menghabisi Inter Milan dalam 30 Menit

Pekan keenam Serie-A 2015/2016 menjadi pil pahit bagi dua kesebelasan dari Kota Milan. AC Milan dikalahkan Genoa dengan skor tipis 1-0 tapi Internazionale Milan lebih tragis. Kesebelasan besutan Roberto Mancini ini menelan kekalahan besar dari Fiorentina dengan skor 1-4 di hadapan suporternya sendiri di Stadion Giusseppe Meazza, Senin (28/9) dini hari.

Kekalahan Inter tersebut diperparah dengan kehilangan dua pemainnya yakni Stevan Jovetic mendapatkan cedera ketika pemanasan dan kartu merah Joao Miranda pada menit ke-31 karena melanggar Nikola Kalinic.

Pemain yang dijegal Miranda tersebut boleh disebut sebagai bintang pada laga kali ini karena tiga golnya pada menit ke-18, ke-23 dan ke-76, setelah keunggulan pertama dicetak Josep Ilicic lewat titik putih. Sementara itu Fiorentina memiliki cara lain atas kemenangan yang cuma bisa diperkecil Inter melalui gol Mauro Icardi pada menit ke-60 tersebut.

Fiorentina memiliki kunci kemenangan dalam pertandingan tersebut atas sistem pressing yang diterapkan skuat besutan Paulo Sousa tersebut. Seperti apa yang dikatakan Ilicic jika intruksi permainan yang diarahkan pelatih asal Portugal itu menjadi kunci kemenangan Viola, julukan Fiorentina.

"Kami memenangi ini atas semua pressing, seolah-olah mereka (Inter) tidak bisa memainkan itu memudahkan untuk kita. Kita mencetak gol cepat, yang penting untuk membuka ruang," ujarnya. "Di bawah Paulo Sousa kita menekan banyak dan itu menyulitkan lawan untuk mendapatkannya (poin) dari kami," sambung Ilicic.

Permainan agresif memang diusung Fiorentina sejak peluit pertandingan dimulai. Tekanan tinggi untuk merebut bola dilakukan bahkan saat kiper dan para bek Nerazzurri, julukan Inter, sedang menguasai si kulit bundar di kotak penalti sendiri.

Kalinic sebagai ujung tombak formasi 3-4-2-1 ala Sousa pun sering membayang-bayangi pertahanan lawan ketika sedang mengolah bola. Hasilnya pun tertuai begitu cepat ketika pertandingan baru menginjak tiga menit Viola sudah mencetak gol melalui titik putih.

Hadiah penalti untuk Fiorentina itu didapatkan karena Kalinic yang sedang memburu bola di kaki Handanovic melibatkan adu fisik yang membuat penyerang tunggal Viola itu terjatuh di dalam kotak terlarang. Bola yang sedang diolah Handanovic juga merupakan andil Ilicic yang menekan Gary Medel, bek tengah Inter, ketika sedang menguasai bola dan diberikan kepada Handanovic karena tertekan.

Tapi paling penting adalah bagaimana strategi pressing ketat tersebut membuat trio lini tengah Inter yang diperani Geoffrey Kondogbia, Felipe Melo dan Fredy Guarin pada formasi 3-5-2 tidak berkutik. Ketiganya sering kehilangan bola baik ketika pada sentuhan pertama maupun mengoper bola.

Pelanggaran Fiorentina
Tekel Fiorentina

Grafis pelanggaran (atas) dan aktivitas tekel (bawah)  Fiorentina di lini tengah. Sumber : Squawka.

Sentuhan pertama mereka kerap dibayang-bayangi lini tengah Viola yang di isi duet Milan Badelj dan Matias Vecino tidak kalah melakukan penjagaan ketat dengan jarak sangat dekat. Pemain Inter yang berusaha lolos untuk mendapatkan ruang gerak seperti Ivan Perisic, wing-back kanan, maupun Alex Telles, wing-back kiri, pun gagal mendapatkan si kulit bundar karena para pemain Fiorentina mampu mengintersepsinya. Jalur aliran bola menuju dua pemain sayap itu kerap dibayang-bayangi Marcos Alonso di area Perisic dan Jakub B?aszczykowski di kekuasaan Telles.

Penjagaan ketat seperti itu membuat Telles dan Perisic sebagai penerima suplai bola di sayap dari tengah sering dalam posisi yang tidak tepat, terkadang terlambat mundur atau maju ketika melancarkan serangan. Bahkan Perisic sering kalah berduel dengan Alonso. Sementara trio lini tengah Inter terkurung di area depan kotak penalti sendiri. Penguasan bola mereka pun kalah jauh dari Fiorentina yakni sebanyak 31 persen melawan 69 persen.

Tentu saja dengan keadaan menyulitkan bagi Icardi di lini depan karena jarang mendapatkan pelayanan yang baik dari rekan-rekannya. Begitu juga Rodrigo Palacio sering turung sampa tengah lapangan agar bisa mendapatkan bola untuk membangun serangan. Apalagi situasi semakin terpuruk ketika kesebelasan besutan Mancini itu terpaksa bermain dengan 10 orang karena diusirnya Miranda.

Kesalahan di Pertahanan Sendiri

Diusirnya Miranda merupakan bagian kecil dari kekeliruan lini belakang Nerazzurri ketika sedang membangun serangan. Tiga bek yang diperani Miranda, Medel dan Davide Santon kerap berada sedikit lebih jauh ketika sedang membantu serangan mengingat ingin mengejar ketertinggalan dengan mengurung wilayah Fiorentina.

Akan tetapi sistem seperti itu menyulitkan tiga bek tersebut ketika berbalik badan menyambut kecepatan pemain depan Viola yang menerima bola untuk melancarkan serangan balik. Kalinic sebagai pemain terakhir Fiorentina di lini depan dan tinggal berhadapan dengan Handanovic walau dalam jarak cukup jauh pun harus dijegal Miranda sehingga bek Inter itu diganjar kartu merah.

Tidak cuma soal Miranda, Medel yang merasa ditekan Ilicic terburu-buru memberikan bola kepada Handanovic yang berjarak jauh dengannya. Sehingga laju bola bisa dikejar Kalinic dan menyebabkan adu fisik yang membuahkan tendangan penalti untuk skuat arahan Sousa tersebut.

Begitu juga kesalahan elementar lainnya yang dilakukan para pemain belakang Inter kendati tidak berbuah gol lain bagi Fiorentina. Tapi beberapa kesalahan operan dan ketika mendribel bola sering menjadi ancaman ke jantung pertahanan Nerazzurri oleh para pemain Viola.

Semua kesalahan itu terjadi karena adanya tekanan ketat dari Gonzolo Rodriguez dkk. Bahkan walau tekel mereka berbuah pelanggaran pun dijadikan manfaat tersendiri untuk merapihkan posisi bertahan mereka, mengingat jarak penjagaan antara pemain Fiorentina dengan Inter diapit sangat dekat.

Nampaknya kemenangan atas AC Milan pada pekan ke-tiga Serie-A 2015/2016 itu terlalu membawa Inter jumawa. Padahal pada kemenangan dengan skor 1-0 saat itu barisan pertahanan Nerazzurri pun cukup sering melakukan kesalahan-kesalahan elementer di lini belakang.

Komentar