Tangisan Schelotto

Berita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Tangisan Schelotto

Internazionale Milan begitu perkasa pada bursa transfer musim panas 2015 ini. Selera dan standar pemain sang pelatih, Roberto Mancini, ini membuat skuat berjuluk nerazzurri tersebut layak dijadikan sebagai kandidat peraih scudetto musim 2015-2016.

Tapi dari sejumlah pembelian pemain anyar tersebut, Inter pun ternyata mengorbankan sejumlah pemainnya. Setelah menjual Xherdan Shaqiri dan Mateo Kovacic, pemain-pemain yang tak masuk dalam rencana Mancini dipinjamkan atau diputus kontrak.

Dari sejumlah nama yang diputus kontrak Inter, terdapat satu nama yang sebenarnya pernah menjadi pahlawan Inter pada Derby Milan dua musim yang lalu. Dan pemain atau pahlawan yang dimaksud adalah pemain sayap kanan oriundo bernama Ezequiel Schelotto.

Pahlawan Inter dan Stramaccioni

Pada Derby della Madonnina kedua musim 2012-2013, pelatih Internazionale Milan saat itu, Andrea Stramaccioni sedang berada di ujung tanduk. Kekalahan pada laga ini, bisa saja akan membulatkan niatan manajemen Inter untuk memecatnya.

Segalanya menjadi semakin menegangkan bagi Strama ketika hingga menit ke-65 pertandingan masih tertahan dengan skor 1-0 untuk AC Milan yang unggul lewat gol Stephan El Sharaawy pada babak pertama. Jika skor tersebut bertahan hingga 35 menit ke depan, bukan tak mungkin Strama disuruh angkat kaki setelah laga tersebut.

Tapi pada menit ke-68, Strama melakukan sebuah pergantian penting. Esteban Cambiasso yang tampil kurang maksimal saat itu ditarik keluar untuk digantikan Ezequiel Schelotto. Dan pemain kelahiran Argentina berpaspor Italia ini berhasil mencetak gol penyama kedudukan dua menit kemudian.

Strama tentunya bahagia atas gol tersebut. Tapi ternyata, sang pencetak gol lebih berbahagia lagi. Saat merayakan gol, Schelotto terlihat mengurai air matanya. Ya, Schelotto menangis bahagia atas gol pertama yang ia cetak untuk Inter ternyata datang saat menghadapi sang rival sekota.

“Ini seperti mimpi. Saya tak akan pernah melupakan perasaan yang luar biasa ini,” ujar Schelotto pada Sky Sport Italia pasca pertandingan yang berakhir 1-1 itu. “Saya menitikkan air mata karena menandai debut Derby dengan cara yang luar biasa seperti ini.”

Pada laga itu Schelotto memang masih berstatus pemain baru bagi Inter. Eks-winger Atalanta ini didatangkan Inter pada bursa transfer musim dingin 2013 dari Atalanta dengan nilai transfer 3,5 juta euro plus setengah kepemilikan Marko Livaja. Kontraknya sendiri berdurasi empat setengah musim.

Schelotto saat itu memang tengah menjadi incaran sejumlah kesebelasan papan atas Italia karena kemampuannya menyisir sisi kanan. Kecepatan, kemampuan melewati pemain lawan, dan akurasi umpan silangnya merupakan atribut kelebihan pemain kelahiran 23 Mei 1989 ini.

Sebelum diboyong Inter, namanya memang sempat menghiasi skuat timnas Italia U21 pada 2009-2010. Kemudian pada 2012, yang dianggap sebagai musim terbaiknya bersama Atalanta, pelatih timnas Italia saat itu, Cesare Prandelli, memberikan debutnya bersama timnas senior saat menghadapi timnas Inggris.

Tak Dibutuhkan Inter Sejak era Mazzarri

Stramaccioni cukup percaya akan kemampuan yang dimiliki Schelotto. Pelatih berlisensi UEFA A ini pun tercatat memberikan Schelotto kesempatan untuk menjalani 12 pertandingan pada sisa akhir musim 2012-2013 bersama Inter. Namun kepercayaan Strama pada Schelotto tak berakhir manis di mana pada akhir musim Inter harus puas menempati peringkat ke-9 dan gagal tampil di kompetisi Eropa untuk pertama kalinya dalam 15 tahun terakhir.

Strama kemudian dipecat dan digantikan Walter Mazzarri. Perpindahan tongkat kepelatihan ini pun berdampak besar pada karir Schelotto. Pada musim pertama Mazzarri menukangi Inter, Schelotto langsung dipinjamkan ke Sassuolo.

Penampilan Schelotto tak memuaskan Sassuolo, di mana kemudian ia dikembalikan pada Inter pada pertengahan musim. Mazzarri masih tak membutuhkannya sehingga ia kembali dipinjamkan, kali ini ke kesebelasan yang bermarkas di Ennio Tardini, AC Parma.

Dengan skema Mazzarri yang sering menerapkan formasi 3-4-1-2, artinya tak ada tempat bagi Schelotto yang handal bermain sebagai sayap kanan dalam formasi 4-4-2 atau 4-2-3-1. Maka saat kembali dari Parma pada akhir musim 2013-2014, Schelotto pun akhirnya masuk dalam daftar jual Mazzarri. Namun tawaran yang datang pada Inter untuk Schelotto hanya menghasilkan dipinjamkannya kembali Schelotto, kali ini ke Chievo Verona.

Di Chievo, Schelotto tampil cukup reguler dengan 29 penampilan di Serie A. Namun performa yang ia tunjukkan selama musim 2014-2015 tersebut belum cukup menarik perhatian Roberto Mancini yang menggantikan Mazzarri meski berencana menggunakan skema 4-2-3-1. Pemain berambut gondrong ini pun kembali masuk daftar jual.

Fiorentina dikabarkan tertarik untuk menggunakan jasa Schelotto terkait keinginan hengkangnya Joaquin Sanchez kembali Real Betis. Namun saat Joaquin dilepas ke Betis, Fiorentina malah meminjam winger milik Borussia Dortmund, Jakub Blaszczykowski, pada hari terakhir bursa transfer musim panas ini.

Sama halnya dengan Fiorentina, Palermo pun ternyata hanya memberikan harapan palsu pada Schelotto. Padahal awalnya kesebelasan asal pulau Sisilia itu sempat mengontaknya untuk membela skuat merah muda tersebut pada musim ini.

Kegagalan pindah dari Inter yang sudah tak menginginkan tenaganya lagi menjadi pil pahit yang harus ditelan Schelotto. Melihat kenyataan ini, ia pun memutuskan kontraknya yang masih tersisa dua tahun dengan Inter beberapa hari berselang. Tentunya hal ini dilakukan agar Schelotto bisa berpindah kesebelasan lain dengan lebih mudah.

“Bersama keluarga saya, saya memutuskan untuk mengakhiri kontrak dengan Inter, meskipun saya masih tersisa dua tahun,” ujar pemain berusia 26 tahun tersebut. “Saya tak masuk dalam rencana pelatih, dan saya tak mau selalu ditinggalkan (tak masuk skuat). Oleh karena itu, pemutusan kontrak ini akan membuat saya bisa bergabung dengan kesebelasan manapun di luar jendela transfer.”

Pada dua laga Inter musim 2015-2016 ini, Schelotto hanya sekali masuk ke daftar pemain yang menghuni bangku cadangan, yaitu saat menghadapi Atalanta. Namun saat bertandang ke kandang Carpi, pemain bertinggi 187cm itu tak dibawa oleh Mancini. Padahal saat itu Inter hanya membawa 10 pemain cadangan (maksimal 12 pemain cadangan).

“Saya benar-benar bermain di sana [Inter] hanya selama enam bulan. Kemudian saya melanjutkan karir di Sassuolo, Parma dan Chievo. Mungkin saya tak bermain sesuai yang mereka harapkan. Tapi dengan menit bermain yang sedikit, bagaimana bisa saya berguna untuk Inter?” papar Schelotto seperti yang tertulis di football-italia.net.

Saat ini, Schelotto masih berupaya untuk bermain di Italia. Tapi jika tak ada tawaran yang cocok, tak menutup kemungkinan ia akan mempertimbangkan untuk kembali berkarir di negara kelahirannya, Argentina.

“Saya masih ingin bermain di Italia, setidaknya hingga 28 Desember untuk mencari klub. Jika tidak, saya telah diminta untuk kembali ke Argentina dan saya akan mempertimbangkannya. Bagi siapapun yang ingin merekrut saya, langsung hubungi saya, tidak kepada siapapun,” lanjut Schelotto yang telah memecat agennya, Augusti Carpeggiani.

Tangisan Schelotto pada Derby della Madonnina 2013 ternyata menjadi satu-satunya momen terbaiknya bersama Inter, dan mungkin dalam karirnya. Karena saat ini nasibnya tengah terkatung-katung tanpa agen, bahkan tanpa klub di usianya yang masih cukup muda, 26 tahun. Nasib seseorang memang tak ada yang bisa mengira.

foto: football-please.com

Komentar