Bubur yang Basi di Hadapan Saido Berahino

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Bubur yang Basi di Hadapan Saido Berahino

Pada pagi di hari Rabu kemarin, Saido Berahino terbangun dari tidurnya dengan penuh penyesalan. Pasalnya ia baru saja melalui sebuah proses transfer yang buruk bagi dirinya sendiri sehingga membuat keadaan sekitarnya pun memburuk.

Semuanya berawal dari penampilan gemilangnya selama musim lalu bersama West Bromwich Albion. Dari 28 kali penampilannya di Liga Primer Inggris 2014/2015 ia berhasil membubuhkan 14 gol. Statistik menggambarkan Berahino punya akurasi tembakan ke gawang mencapai 54% dan akurasi operan 83% serta 28 umpan kunci yang satu di antaranya menjadi asist.

Berkat modal tersebutlah Berahino membantu Tony Pulis, manajer West Brom, menolong kesebelasannya terhindar dari zona degradasi. Penyerang andalan kesebelasan berjuluk The Baggies itu juga berhasil menambak lini serang yang sebelumnya telah kehilangan penyerang produktif semacam Romelu Lukaku pada musim 2012/2013.

Dan yang paling penting, atas modal itu jugalah ia merasa pantas memperkuat kesebelasan yang lebih besar ketimbang West Brom. Padahal The Baggies sudah menawarkan kontrak baru selama lima tahun dengan gaji yang naik menjadi 45 ribu poundsterling tiap pekan dari yang awalnya hanya 20 ribu poundsterling per pekan.

Pemain asal Inggris itu memang mengakui jika tawaran tersebut termasuk signifikan bagi kesebelasan dengan keuangan pas-pasan seperti West Brom. Tapi ia bersikukuh ingin membela kesebelasan yang punya ambisi menembus empat besar klasemen Liga Primer Inggris. Dirinya menungkapkan keinginannya itu ketika diwawancarai Sky Sports pada Februari lalu.

Salah satunya ia menganggap Tottenham Hotspurs bisa merealisasikan mimpinya berkiprah di kompetisi Eropa. Hal tersebut membuat Berahino berhenti bekerja sama dengan Aidy Ward, agennya, dan bergabung dengan agen yang lain, Stellar Group, yang dikenal memiliki hubungan dekat dengan Daniel Levy, pemilik Tottenham. Faktor tersebut yang diharapkannya bisa memuluskan kepindahannya ke London untuk bergabung bersama Hugo Lloris dkk.

Kesebelasan yang dibesut Mauricio Pochettino itu menjadi kesebelasan yang paling ngebet mendapatkan jasa Berahino. Selain Spurs, Berahino juga kabarnya diincar Newcastle United dan Manchester City. Kesebelasan berjuluk The Lily Whites ini pun terus berusaha menegosiasikan transfer Berahino sampai menjelang tenggat transfer musim panas 2015.

Harapan itu sudah dikonfirmasi Barnett dan Mannasseh, selaku perantara Stellar Group dan Levy. Mereka segera bertemu degnan Jeremy Peace, pemilik West Bromwich, untuk mempelajari proposal kepindahan Berahino.

Pada awalnya mereka sempat menawarkan harga 18 juta poundsterling. Tapi jumlah itu ditolak kubu The Baggies karena terlalu murah. Lalu klausul tambahan berupa "bonus" Erik Lamela untuk WBA pun ditambahkan dalam penawaran Spurs.

Negosiasi terus berlanjut sampai detik-detik terakhir tenggat transfer. Tawaran terakhir Tottenham senilai 25 juta poundsterling dengan uang muka 5 juta poundsterling dan selanjutnya dibayar secara bertahap. Namun itu juga masih ditolak West Brom.

Penolakan itu pun berujung frustasi bagi Berahino yang ingin segera meninggalkan kesebelasan dari Midlands Barat tersebut. Saking emosinya ia membuat mencuit omongan di akun twitter miliknya. Dan dari situlah Berahino justru semakin terpojok.

"Saya tidak bisa mengatakan dengan tepat bagaimana klub telah memperlakukan saya tapi saya resmi bisa mengatakan saya tidak akan pernah bermain (untuk) Jeremy Peace," kicau Berahino yang diposting satu jam sebelum batas waktu tengggat transfer hari Selasa lalu.

Siapakah Jeremy Peace? Dia pemilik West Brom yang berperan besar dalam kegagalan transfer pemain bernomor punggung 18 tersebut. Usut demi usut ia pernah berjanji akan melepaskan Berahino jika tampil bagus dan berhasil menghindarkan The Baggies dari zona degradasi dan akan melepaskannya jika ada kesebelasan yang berani menawar harga minimal 20 juta pounsterling.

Dan semuanya sudah terealisasi. Skuat besutan Pulis itu sudah dibantu Berahino mengakhiri klasemen Liga Primer Inggris di peringkat 13. Sementara penawaran Tottenham juga memenuhi janji Jeremy Peace, bahkan lebih, yaitu 25 juta poundsterling.

Tapi ketika bursa transfer musim panas mulai dibuka, tidak ada satu pun kesebelasan yang berhasil menggaet Berahino termasuk tawaran dari The Lily Whites. Peace menegaskan jika Berahino tidak dijual mengingat tenaganya masih dibutuhkan untuk kelangsungan West Brom di Liga Primer Inggris. Selain itu, Peace juga beralasan jika menjual Berahino ia hanya memiliki sedikit waktu untuk mencari pengganti sepadan.

Di sisi lain tersiar kabar jika Peace masih kesal kepada Berahino yang pernah mengatakan niatannya untuk pergi dari West Brom ketika diwawancara Sky Sports pada Februari lalu. Maka pernyataan Berahino pada Februari itu menjadi pemicu kekesalan Peace yang diperparah dengan cuitan Berahino di twitter.

Satu-satunya hal yang masih bisa disyukuri oleh Berahino adalah hubungannya dengan Pulis tetap baik-baik saja. Sang Manajer tidak mempermasalahkan jika ditinggal pemain andalannya tersebut. Akan tetapi tetap saja manajer yang dikenal dengan permainan kick and rush itu tidak bisa menolak instruksi manajemen yang ingin menghukum Berahino larangan bertanding selama tiga pertandingan. Sanksi tersebut belum termasuk ancaman denda kepada pemain 22 tahun tersebut.

Pulis juga dikabarkan kesal dengan Peace yang terus menahan kepergian Berahino karena dianggap dana hasil dari penjualannya bisa dipakai untuk memperbaiki skuat yang diasuhnya. Sebetulnya begitu banyak anggota senior klub dan staf pelatih berpendapat jika penjualan Berahino adalah kepeutusan terbaik dan bisa menginvestasikan uang penjualannya untuk meningkatkan kualitas tim.

Baca juga : Halo, saya agen pemain!

Sebetulnya, pemain asli didikan akademi West Brom ini bisa saja pindah, namun ia harus lebih bersabar dengan Aidy Ward, agennya yang lama. Ward memiliki hubungan yang baik dengan Peace. Tapi kini Berahino terlanjur bercerai dengannya dan akhirnya menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Padahal Ward bisa diandalkan untuk membantunya meninggalkan West Brom, setidaknya bisa meluluhkan hati Peace, mengingat Ward dan Peace memang punya hubungan yang baik.

Tetapi jika Berahino mencari seseorang untuk disalahakan, mungkin ia harus memulai dengan dirinya sendiri. Tidak ada gunanya Berahino bersumpah tak akan sudi lagi bermain untuk West Brom. Apalagi itu diucapkan di ruang publik seperti media sosial. Ini jelas menjadi bumerang baginya.

Dengan sendirinya ia menambah daftar musuh. Berahino tak hanya membuka konfrontasi dengan Peace, tapi pasti juga memicu kekesalan di kalangan suporter WBA.

Tapi blunder sudah terjadi. Nasi sudah menjadi bubur, dan bubur itu pun kini sudah telanjur basi. Berahino kini harus menghadapi hari demi hari di WBA dengan sedikit tegang. Sembari, barangkali, berharap ia masih bisa mendapatkan kesempatan bermain dan mencetak gol sebanyak musim yang lalu.

Jika menit bermain semakin berkurang dan gol yang dicetaknya juga kian sedikit, kesebelasan top mana lagi yang akan sudi meminangnya?

Komentar