Michy Batshuayi Jadi Mengerikan bersama Míchel

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Michy Batshuayi Jadi Mengerikan bersama Míchel

Salah satu alasan Florian Thauvin bergabung dengan Newcastle United adalah mundurnya Marcelo Bielsa dari jabatan pelatih kepala Olympique de Marseille. Para pemain yang bergabung dengan Marseille karena Bielsa seperti Lassana Diarra dan Abou Diaby merasa cemas. Pemain-pemain senior seperti Steve Mandanda dan Nicolas Nkouloou kabarnya mempertimbangkan pergi. Walau demikian, pergantian pelatih ternyata tidak membuat semau pemain berada dalam posisi tidak menyenangkan.

Ketika Marseille memperkenalkan pelatih baru mereka, bisa jadi tidak sedikit orang yang merasa pesimis. Míchel, sang pelatih terpilih, memang memiliki banyak pilihan formasi. Míchel juga pernah membawa Olympiacos meraih tiga gelar juara Superleague (Liga Yunani) dan satu Piala Yunani. Namun bersamaan dengan itu semua, Míchel juga memiliki rekam jejak yang tidak mengesankan.

Sebelum menjadi pelatih kepala Marseille, Míchel pernah menangani Rayo Vallecano, Real Madrid Castilla, Getafe, Sevilla, dan Olympiacos. Masa baktinya di kelima kesebelasan tersebut berakhir dengan cara yang sama: dipecat.

Karenanya mengherankan ketika Matt Spiro, pengamat sepakbola Perancis, menyebut Míchel “pelatih dengan CV bagus” dalam tulisannya. Benar, memang, semua kesebelasan yang Míchel tangani bukan kesebelasan kacangan. Tapi jika di semua kesebelasan tersebut ia diminta pergi secara sepihak, pasti ada sesuatu yang salah dengan caranya menangani kesebelasan.

Kemampuan Míchel membawa Marseille menjuarai Ligue 1 seperti Didier Deschamps patut dipertanyakan. Walau demikian, janjinya membuat Marseille menampilkan permainan menyerang dapat dipegang. Menu latihan dan pertandingan pertama mengonfirmasi hal tersebut.

Dalam video latihan yang diunggah Marseille, Míchel tampak berbagi tawa dengan para pemainnya dalam sesi permainan rondo (kucing-kucingan) yang digelar sebagai pemanasan. Namun ketika Míchel memberi instuksi dalam menu latihan utama, Míchel menjadi sosok yang serius. Ia meminta kesungguhan dari para pemainnya. Ia banyak bergerak dan memberi contoh. Satu kata yang paling banyak keluar dari mulutnya (Míchel memberi instruksi dalam bahasa Inggris sederhana) adalah “aggressive” dan gesture yang paling sering ia tunjukkan adalah meninju telapak tangan kirinya dengan kepalan tangan kanan.

Selain itu, Míchel banyak berkomunikasi satu lawan satu dengan para pemainnya. Ia tertangkap kamera berbicara dengan Romain Alessandrini, Karim Rekik, Abdelaziz Barrada, Mario Lemina, Nicolas Nkoulou, Dória, Stéphane Sparagna, Lassana Diarra, Brice Dja Djédjé, Benjamin Mendy, bahkan penjaga gawang, Steve Mandanda. Tidak terlihat Míchel berbicara dengan Michy Batshuayi, namun di hari pertandingan pemain asal Belgia tersebut ternyata menjadi aktor utama serangan Marseille.

Batshuayi bukan sosok asing. Ia sudah bergabung dengan Marseille sejak musim lalu. Di bawah asuhan Marcelo Bielsa, Batshuayi adalah senjata rahasia yang sangat berbahaya. Ketika André-Pierre Gignac, penyerang utama Marseille, tidak mampu menjalanjkan tugasnya dengan baik, Batshuayi akan masuk dan mencetak gol-gol yang tidak mampu Gignac persembahkan. Batshuayi dapat diandalkan untuk mengubah permainan. Sayangnya, jika dimainkan sejak menit pertama, Batshuayi seperti tak dapat melakukan apa-apa. Ini jelas bukan kabar baik bagi Marseille karena setelah Gignac pergi, hanya Batshuayi yang cukup pantas naik kelas menjadi penyerang utama.

Kekhawatiran Marseille terbukti nyata di awal musim ini. Dalam dua pertandingan pertama, ketika posisi pelatih kepala Marseille masih dipegang Marcelo Bielsa (di pekan pertama) dan Franck Passi (asisten pelatih Bielsa yang mengambil alih tugasnya di pekan kedua), Batshuayi mandul. Tak sekali pun ia mencetak gol. Bersama Míchel, pemain berusia 21 tahun ini menjadi sosok mengerikan bagi lini pertahanan lawan.

Secara langsung Batshuayi terlibat dalam empat gol ketika Marseille mengalahkan Espérance Sportive Troyes Aube Champagne enam gol tanpa balas di Stade Vélodrome, Minggu (23/8).

Sundulan Batshuayi di menit ke-19 membentur tiang gawang dan memantul ke hadapan Barrada; pemain berkebangsaan Maroko tersebut kemudian menyundul masuk bola ke gawang Troyes tanpa gangguan berarti. Di menit ke-56, Batshuayi menggiring bola nyaris sepanjang setengah lapangan dan melewati dua pemain untuk mencetak gol pertamanya musim ini. Dua menit sebelum waktu normal habis, Batshuayi berusaha melewati Denis Petri?. Penjaga gawang Troyes tersebut menjatuhkan diri dalam usahanya merebut bola, dan membuat Batshuayi tersandung karenanya. Bola liar disambar Alessandrini sehingga terciptalah gol kelima Marseille. Dua menit setelahnya, Batshuayi membelokkan arah umpan trivela Alessandrini ke gawang Troyes.

Dalam formasi 4-3-3, Batshuayi tidak kehilangan gaya mainnya yang gemar turun jauh menjemput bola. Namun ia juga sanggup dengan baik memerankan peran penyerang tunggal, ujung tombak serangan Marseille di bawah Míchel.

Satu pertandingan memang tidak bisa begitu saja menjadi acuan. Walau demikian, ini adalah kabar baik bagi Marseille: di bawah asuhan Míchel, Batshuayi dapat diandalkan sejak menit pertama.

Komentar