Masak, Sih, Harus Bergantung kepada Ketajaman Fellaini Lagi?

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Masak, Sih, Harus Bergantung kepada Ketajaman Fellaini Lagi?

Oleh: Luthfi Anshori

Jika ada yang berdiri diantara kegemilangan Memphis Depay dan kesunyian Wayne Rooney, orang itu adalah Marouane Fellaini. Masuk pada menit ke-84 pada pertandingan play off  Liga Champions Rabu (19/8) dini hari lalu, sang pria Belgia menambah keunggulan skuat Setan Merah pada masa injury time. Gol Fellaini membuat skor berubah menjadi 3-1, dan makin menipiskan peluang Club Brugge untuk mentas di ajang Liga Champions Eropa.

“Kami sudah tahu dia (Fellaini) sangat bagus, anda butuh banyak pemain untuk menghentikan dia. Dengan kehilangan satu pemain, menghentikan ia menjadi sulit,” ujar pelatih Club Brugge, Michel Preud’Homme.

Fellaini menjadi pemain keempat skuat asuhan Louis Van Gaal yang mencetak gol di musim ini. Berturut-turut ada nama Adnan Januzaj, Depay, dan tentunya Michael Carrick yang baru saja “menghadiahi” gol pertama ke gawang rekannya sendiri, Sergio Romero.

Skuat Setan Merah memang sedang disorot banyak pihak. Klub yang bermarkas di Old Trafford ini dianggap belum mencapai performa terbaik. Indikator itu bisa dilihat dari minimnya tembakan tepat sasaran dan gol yang dibukukan. Striker andalan mereka—Wayne Rooney—bahkan belum membuka rekening golnya di tiga laga kompetitif yang United jalani.

Pemain berjuluk Wazza itu majal. Dari dua laga pembuka Premier League ia hanya mampu menciptakan empat peluang. Padahal ia bermain di posisi yang konon disukainya.

Hengkangnya Robin Van Persie dan Radamel Falcao membuat Van Gaal hanya memiliki sedikit opsi di lini depan. Memang masih ada Javier Hernandez dan James Wilson, namun kedua nama tersebut dianggap belum mampu memberikan efek deterrent ketimbang, misalnya, jika United memiliki Edinson Cavani atau Thomas Muller sebagai ujung tombak serangan.

Melihat perkembangan bursa transfer yang tampaknya tidak mendukung bergabungnya kedua nama tersebut ke Carrington (ditambah membelotnya buruan utama United, Pedro Rodriguez, ke Chelsea) maka tampak bijak jika Meneer Van Gaal memasukkan nama Marouane Fellaini sebagai opsi striker sembari menanti kembalinya ketajaman Rooney.

Gelandang kelahiran Brussels, Belgia, di musim perdananya bersama United memang tampil mengecewakan. Mesk ia dilatih oleh orang David Moyes—manajer yang juga menanganinya saat bermain untuk Everton—Fellaini hanya tampil sebanyak 16 kali. Selama itu ia hanya mencitpakan lima peluang, dan akurasi tembakannya hanya 44%.

Catatan itu perlahan diperbaiki pada musim selanjutnya (2014/2015). Sempat diisukan hengkang menyusul kedatangan Van Gaal, gelandang kribo yang ditebus Ed Woodward senilai 27,5 juta pound sterling ini justru tampil apik.

Seperti dilansir situs squawka.com, Fellaini tampil dalam 27 pertandingan. Ia juga menciptakan 21 peluang dengan akurasi tembakan 57%. Ditambah lagi, enam golnya membuat para pendukung United merasa pembeliannya tidak sia-sia.

Fellaini memang tidak memiliki skill istimewa sebagai seorang penyerang; namun ketangguhan fisiknya sangat bisa diandalkan untuk mengarungi kompetisi di negeri Ratu Elizabeth.

“Saya tipe pelatih yang menyukai pemain dengan kreatifitas tinggi. Namun, di Inggris Anda memerlukan pemain yang memiliki kemampuan fisik yang baik dalam tim Anda, dan Fellaini adalah salah satunya,” ujar Van Gaal suatu ketika.

Dengan nilai lebih pada kemampuan fisiknya, pemain bergaya rambut afro ini unggul pada duel-duel udara. Ia juga bisa menunaikan tugas sebagai pemantul bola serta bisa menahan bola lebih lama.

Di musim lalu, duetnya bersama Wayne Rooney kala bersua Tottenham Hostpurs mampu mengacak-acak barisan pertahanan The Lilywhites yang digalang Jan Vertonghen. Di laga yang berkesudahan 3-0 itu, kombinasi keduanya menjadi senjata mematikan Van Gaal yang ingin menuntaskan perlawanan armada Pochettino sejak awal.

Seperti pernah diulas Pandit Football dalam tulisan “Kejeniusan Van Gaal Melalui Duet Rooney-Fellaini,” keduanya mampu menjalankan skema pelatih secara meyakinkan. Ketika Rooney bertugas sebagai penjemput dan distributor bola yang baik, maka Fellaini berperan sebagai penyelesai akhir yang apik di kotak penalti lawan.

Tak hanya itu, atribut Fellaini yang tidak segarang sergio Aguero atau Luis Suarez, justru menjadi berkah tersendiri. Kemampuannya yang “sederhana” bisa mengelabui barisan pertahanan lawan. Rambutnya yang “rimbun” juga bisa menghalangi pandangan lawan. Dengan modal itulah Marouane Fellaini menciptakan gol-gol sederhana namun tampak mewah. Dengan semua itu pula Fellaini mampu menjadi solusi masalah ketajaman United.

Tapi, justru di situlah soalnya. Mosok, sih, Man United masih harus bergantung lagi kepada ketajaman Fellaini? Tak ada yang salah bergantung kepada Fellaini jika ia ternyata memang tajam. Tapi bukankah itu berarti ada yang -- bisa dibilang-- mampet di lini serang United jika hal itu terjadi?

Penulis adalah pekerja media. Tinggal di Bekasi. Dapat dihubungi melalui akun facebook: Luthfi Anshori.

Komentar