Tugas van Persie di Old Trafford Memang Sudah Selesai

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Tugas van Persie di Old Trafford Memang Sudah Selesai

Karya Muchamad Anzar Ardiansyah


13 Juli 2015, Robin Van Persie resmi hijrah dari Old Trafford menuju Fenerbahce. Van persie hijrah dengan “mewariskan” satu buah trofi Premier League musim 2012-2013 untuk Manchester United. Dan ia memilih bergabung dengan mantan rekannya di United, Luis Nani, di Turki.

Manchester United United sendiri memilih menjual RVP ke Fenerbahce ditengarai karena penurunan performa yang dialami sang striker, seiring usianya yang semakin menua. Namun, jika diamati, penjualan RVP ini adalah suatu hal yang sudah tak terelakkan karena memang tugasnya di Manchester United telah sukses ditunaikan.

Manchester United mendatangkan RVP dari saingannya Arsenal menjelang musim 2012-2013 bergulir. Di musim sebelumnya, ia berhasil menjadi top skor Premier League dengan torehan 32 gol. Pembelian ini dinilai sebagai pembelian jeli bagi Manchester United. Namun, usianya saat itu sudah menjelang senja, yakni 29 tahun. Disamping itu riwayat cedera the Flying Dutchman juga cukup mengkhawatirkan. Ia bolak-balik ke ruang medis selama 8 tahun memperkuat The Gunners. Jadi pembelian ini bisa disebut sebagai perjudian dari Sir Alex Ferguson.

Namun, perjudian yang dilakukan Sir Alex Ferguson tidaklah sia-sia. Robin Van Persie berhasil mengantarkan Manchester United menjadi juara Premier League di musim pertamanya. Hal ini juga membuat rasa penasaran RVP terhadap gelar juara Premier League terbayar sudah. Titel top skor juga tak lupa ia pertahankan meskipun dengan torehan yang lebih sedikit dari musim sebelumnya, 26 gol.

Van Persie tentu sangat senang dengan hal itu. Karena gelar yang diimpikannya dan tak bisa ia raih selama memperkuat Arsenal, akhirnya datang hanya satu musim setelah kepindahannya ke Manchester United. Namun, yang paling lega dari gelar tersebut adalah Sir Alex Ferguson, manajer Manchester United yang pada akhir musim itu memutuskan untuk pensiun.

Sir Alex Ferguson adalah manajer terlama yang memegang sebuah klub. Ia menorehkan rekor bertahan selama 27 tahun di sebuah klub. Dan ia memilih pensiun ketika berada di atas. Ketika klub yang dilatihnya menjadi juara. Ketika klub yang dicintainya tersebut berhasil mengangkangi jumlah trofi kejuaraan yang sama atas rival utama klubnya, Liverpool. Dan ketika ia berhasil membalaskan dendamnya kepada sang tetangga berisik, Manchester City.

Ya. Manchester City adalah alasan lain di balik pensiunnya Sir Alex Ferguson. Jika saja di musim 2011-2012 City tak berhasil mengejar ketinggalan 8 poin menjelang akhir kompetisi dan kemudian menjadi juara di akhir musim tersebut, Sir Alex tentu tak perlu mengeluarkan 24 juta poundsterling untuk mendaratkan Van Persie ke Carrington. Dan Sir Alex juga mungkin akan pensiun di akhir musim itu juga.

Semua berawal dari kepindahan Carlos Tevez dari Manchester merah ke Manchester biru pada tahun 2009. Kepindahan tersebut lalu disambut dengan meriah dan sedikit berlebihan oleh Manchester City. Namun, benih-benih kebencian tersebut dapat diredam Fergie lantaran saat itu Manchester City belum mampu menggoyang keperkasaan United  di Premier League. Sehingga kepindahan tersebut terasa tak lebih besar dari kepindahan Ronaldo ke Madrid.

Dua tahun berselang, Manchester City berkunjung ke Old Trafford untuk menjalani partai lanjutan Premier League. Semua mengunggulkan United yang bertindak sebagai tuan rumah. Namun seperti kita tahu, gelontoran gol dari Mario Balotelli, David Silva, Sergio Aguerro, dan Edin Dzeko, hanya sukses dibalas satu oleh Darren Fletcher. Skor akhir adalah 1-6 untuk keunggulan Manchester biru. Sontak kekalahan ini membuat Fergie marah. Namun, tak sampai menjadi-jadi lantaran saat itu Manchester United tak serta merta keluar dari balapan menuju gelar juara.

Kesabaran Fergie pun terbalas ketika Manchester United sempat unggul 8 poin dari City menjelang akhir musim itu juga. Namun, Roberto Mancini, arsitek the citizen saat itu mencoba mengalihkan beban pasukannya ke kubu sebelah.

Mancio berujar, “Saya sendiri tak pernah memasang taruhan dalam hidup saya, tapi jika Anda bertanya, maka saya akan meletakkan uang saya ke United, 100 persen.” Upaya itu berhasil. Manchester United jumawa kala kompetisi masih berlangsung. Alhasil, MU gagal mengamankan puncak klasemen karena kembali kalah dari Manchester City dengan skor 1-0. Dan sisanya telah menjadi sejarah.

Kekalahan bertubi-tubi yang diakhiri dengan kegagalan mengamankan gelar Premier League inilah yang membuat Sir Alex Ferguson berani berjudi dengan mengamankan tanda tangan Robin Van Persie. Bagi Fergie sendiri, Van Persie adalah senjata idaman yang akan bisa menusuk jantung City sekaligus membalaskan dendamnya. Dan rencana itu pun berhasil. Fergie pun menyampaikan salam perpisahan terhadap dunia sepakbola setelahnya.

Sir Alex adalah orang yang paling lega karena semua berjalan sesuai rencananya. Namun, RVP adalah pemain yang paling menderita.

Kata Van Persie, “Ketika Sir Alex datang ke ruang ganti, ia berkata kepada para pemain bahwa dia akan pensiun. Ketika mendengarnya, saya menarik nafas dalam-dalam dan berusaha untuk tidak mempercayai perkataannya."

Bisa dimaklumi sebenarnya, karena RVP hadir ke Carrington untuk mendapatkan trofi. tak hanya satu, mungkin lebih. namun, hanya semusim diarsiteki, ia harus ikhlas ditinggalkan Sir Alex Ferguson.

Apa boleh buat memang. Kehadiran RVP yang diupayakan oleh Sir Alex Ferguson adalah sebagai senjata sekali pakai untuk memuluskan rencananya. Dan RVP berhasil melakukannya tanpa cela. Namun, RVP bukanlah rencana jangka panjang Fergie seperti ketika mendatangkan Cristiano Ronaldo atau Wayne Rooney. RVP didatangkan pada saat berusia 29 tahun. Berbeda jauh dengan Ronaldo atau Rooney ketika pertama kali menginjakkan kaki di Carrington.

Dan seperti kita tahu, selepas membawa United juara Premier League dan top skor di dalam satu musim, performa Van Persie semakin merosot. Hal ini sepertinya sudah diprediksi oleh Fergie. Dan Penjualan Van Persie oleh Manchester United ke Fenerbahce pada bursa transfer musim ini adalah jawaban dari semua itu. Alasan utama memang karena penurunan performa. Namun di sisi lain, tugas Robin di Old Trafford memang sudah berakhir, semenjak hattrick-nya ke gawang Aston Villa yang memastikan titel ke 20 Manchester United di kancah Premier League musim 2012-2013 lalu.

Ya begitulah Fergie. Seorang yang penuh rencana dan segudang cara untuk mewujudkannya. Bahkan walau itu menyakitkan bagi orang lain.

Penulis masih studi Ilmu Komunikasi di UNS. Sempat menimba ilmu di Harian Bola. Dapat dihubungi melalui akun twitter: @MuchamadAnzar.

Komentar