Mengenang Beberapa Momen Krusial Di María Bersama Man United

Cerita

by Redaksi 38

Redaksi 38

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Mengenang Beberapa Momen Krusial Di María Bersama Man United

Angel di Maria akhirnya resmi hijrah ke Paris Saint-Germain. Setelah lama sudah tersiar kabar soal kepergian pemain asal Argentina ini dari Manchester United, akhirnya pengumuman secara resmi telah dilakukan oleh PSG.

Sebagai salah satu pemain termahal yang didatangkan oleh (kesebelasan) Liga Primer Inggris, maka tak ada salahnya kita mengenang kiprah Angel di Maria bersama Manchester United di musim 2014-15 lalu dalam beberapa  momen penting yang akan kami jabarkan di bawah ini.

Perekrutan Fantastis dan pemilihan Nomer Keramat 7

Kesuksesannya menjadi pahlawan La Decima bagi Real Madrid cukup membuat Manchester United jatuh hati kepada pemain kelahiran Rosario, Argentina, 27 tahun yang lalu ini. Bahkan, kepindahannya ke Brittania Raya, memaksa Manchester United merogoh saku yang cukup dalam karena biaya mendatangkan Di Maria sangat mahal kala itu.

Pundi-pundi uang sebesar 59,7 juta pounds berhasil merayu Real Madrid untuk melepas pemain kuncinya. Ini juga menjadi menjadi rekor tersendiri bagi Manchester United karena perekrutan Di Maria adalah transfer termahal yang pernah dilakukan kesebelasan Inggris sampai saat ini.



Ia juga memulai takdirnya (yang mungkin singkat) bersama Manchester United dengan menunjuk nomer 7 sesuai arahan rekannya di real Madrid yaitu Cristiano Ronaldo -- salah satu empu tersukses “si nomer 7 Manchester United”. Di Maria juga mengaku ia diceritakan oleh Cristiano bagaimana sakralnya pemakai nomer 7 di Manchester United.

Dengan segala pertimbanganya, akhirnya ia mamakai nomer keramat tersebut walaupun (akhirnya) tidak secemrlang Cristiano, Beckham atau Cantona. Ia mungkin hanya setara Owen dan Valencia yang gagal mengemban beratnya nomer sakral tersebut. Anda boleh tidak setuju tentu saja dengan pernyataan ini.

Gol dan Gelar Pribadi pertama Angel di Maria bersama Manchester United

Ekspestasi besar di awal musim dari jutaan penggemarnya di Manchester United untuk langsung tune in dengan permainan United ternyata dijawab dengan lumayan cepat oleh Angel di Maria. Ia berhasil menjawab harga mahal itu, untuk sejenak dan sebentar, dengan permainan ciamik di awal musim 2014-2015 lalu.

Tak perlu menunggu lama, gol dan assist perdana dari kakinya hadir di pertandingan keduanya berseragam the Red Devils.  Lebih sempurna lagi karena ia melakukannya di depan puluhan ribu suporter yang memadati Old Trafford saat menjamu Queens Park Rangers pada 14 September 2014 lalu.



Lewat tendangan bebas melengkungnya di menit ke-24, Angel di Maria berhasil memecah kebuntuan dan menaklukkan Robert Green secara bersamaan. Tak cukup samapi di situ, di Maria juga memproduksi asist manis untuk gol Juan Mata. Hari itu, tiga poin untuk United. Lima bintang, atau setidaknya empat, untuk rating di Maria.

Performa Angel di Maria di bulan September semakin menjadi-jadi. Dengan dua gol dan dua asistnya sepanjang bulan September, ia dinobatkan sebagai pemain terbaik bulan September oleh Manchester United.

Setelah bulan September? Ah, kita tahu semua, kan? Tak ada lagi penampilan impressif dan konsisten dari si kidal dari Argentina ini.

Menjadi Kiper di Tengah Lapangan

Momen ini terjadi saat Manchester United bertandang ke Anfield, markas Liverpool. Saat itu Di Maria secara sengaja menangkap bola di tengah lapangan.

Di babak kedua, dalam salah satu momen di sisi kiri lapangan, Angel di Maria segera berlari saat tahu ada bola lambung yang datang ke area bermainnya, namun setelah berlari ia sepertinya sadar tak akan sanggup mengejarnya. Bola kemudian ditangkap olehnya karena mengira sudah melewati garis.

Tetapi… hap! Saat sudah berada di pelukannya seisi stadion langsung berteriak. Ternyata saat ditangkap bola tersebut belum benar-benar keluar dari lapangan.

Akan tetapi wasit tak memberikan kartu pada Di Maria meski menangkap bola secara sengaja. Hal ini pernah kami bahas dalam analisis khusus tentang aturan handball. Baca: Mempelajari Aturan Handball Lewat Kasus Di María



Hantu Cedera Angel di Maria

Kisah cedera Angel di Maria sebenarnya buakn hal yang baru. Yang paling diingat tentu cedera saat membela Argentina di perempat-final Piala Dunia lalu. Mimpinya bermain di final harus kandas dan hilang begitu saja ditelan cedera yang terus menghantuinya. Beberapa waktu lalu ia juga hanya sebentar mencicipi laga final Copa America 2015. Ia cedera di babak pertama dan harus menyaksikan rekan-rekannya bertarung dan akhirnya kalah dari tuan rumah Chile.



Begitupun saat berseragam Manchester United. Kemerosotan karirnya bersama The Red Devils dimulai saat ia ditarik keluar oleh Louis Van Gaal karena cedera hamstring saat menghadapi Hull City. Semenjak itu, ia absen dalam jangka waktu kurang dari sebulan. Absen sebulan jelas tidak mudah bagi pemain mana pun untuk langsung bermain seperti sedia kala. Dan itu terjadi kepada Di Maria.

Sejak itu ia sangat sulit untuk menembus starting line up Manchester United di pertandingan-pertandingan berikutnya. Faktor penempatan posisi dirinya saat bermain oleh Van Gaal pun sempat menjadi alasan melempemnya penampilan Angel di Maria di musim 2014-15.

Plus, tentu saja, performa Ashley Young yang terus membaik. Young dianggap cocok dengan kebutuhan Van Gaal kala memainkan formasi 3-5-2. Young punya kemampuan memerankan diri sebagai wing-back yang tidak hanya getol menyerang tapi juga rajin melakukan aksi bertahan kala United diserang. Di Maria, tentu saja, tidak punya kemampuan bertahan sebaik itu.

Kartu Merah dan Kelakuan Absurd Angel di Maria

Kekalahan Manchester United di ajang Piala FA oleh Arsenal bukan hanya karena mantan pemain United sendiri, Danny Welbeck, yang berhasil mencetak gol kemenangan bagi Arsenal. Namun juga menjadi panggung kebodohan Angel di Maria.

Saat timnya sedang membutuhkan gol penyama kedudukan, Angel di Maria malah melakukan hal yang sangat tidak perlu. Saat ia sudah mengantongi kartu kuning, ternyata ia masih tak bisa mengendalikan emosianya. Ia memprotes keputusan wasit. Namun protesnya dianggap berlebihan. Ia menarik baju sang wasit, Michael Oliver, dan tanpa basa basi wasit langsung mengahdiahi di Maria dengan kartu kuning kedua yang berujung pengusiran dirinya.



Louis van Gaal sampai berujar bahwa perlakuan Angel di Maria tersebut tidak pantas karena menyentuh wasit di negara manapun akan terkena sanksi. Ia juga tak lupa mengkritik perihal emosi meledak-ledak Di Maria yang sangat merugikan tim.

Ketinggalan Pesawat dan “Hallo Paris, Aku Kepadamu!”

Musim yang panjang bagi Angel di Maria telah usai. Awal musim yang cemerlang nyata-nyatanya tak membuat sisa musimnya menjadi lebih baik. Meski bermain baik di turnamen Copa America 2015 lalu, ternyata Angel di Maria terlihat kurang bernafsu untuk mengikuti tur pra-musim di Amerika Serikat.

Kabar menyebutkan jika Angel di Maria tertinggal pesawat saat seluruh skuat terbang ke Amerika Serikat beberapa waktu silam. Ketika Louis Van Gaal ditanya perihal absennya Di Maria, ia hanya menjawab "tidak tahu". Akan berbeda jika jawabannya, misalnya, memberikan waktu istirahat lebih panjang kepada di Maria karena bermain di Copa America. Namun jawaban Van Gaal itu menyiratkan sesuatu yang berbeda.


Angel di Maria saat berpelsir di Qatar. (sumber: telegraph)

Dengan demikian, rasa-rasanya seluruh penggemar Manchester United harus merelakan pemain termahalnya hijrah ke Paris dan membiarkannya bergumam :“Hello Paris!". Sembari, tentu saja, mengucapkan kata-kata klise perpisahan yang jamak diucapkan pemain yang baru pindah di zaman industri bola seperti sekarang: "Terimakasih bla bla... Saya berdoa bla bla bla..."

Sumber tulisan: ESPNFC, Metro, Sky Sport, daily Mail, Transfermarkt,  ManUtd.com,

Komentar