Perihal Striker Murni dan Anime Area no Kishi

Buku

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Perihal Striker Murni dan Anime Area no Kishi

Karya Muhamad Iqbal Tawakkal


Di tengah taktik dan strategi sepakbola yang semakin modern, kita sering dibingungkan dengan berbagai macam peran dan taktik di dalam sebuah kesebelasan. Sedangkan peran seorang pemain dalam taktik , sangat berpengaruh pada permainan sebuah kesebelasan yang di mana pada akhirnya bermain dengan sebuah tujuan: kemenangan.

Dalam pertandingan sepakbola, kesebelasan yang memenangi pertandingan adalah kesebelasan yang lebih banyak mencetak gol dibanding lawannya. Dan meski setiap pemain bisa saja mencetak gol, tugas utama mencetak gol yang sebenarnya diemban oleh pemain yang berposisi penyerang.

Inilah yang menjadi ide pokok cerita sebuah anime atau kartun sepakbola yang berjudul Area no Kishi. Anime yang dalam bahasa Inggris memiliki arti The Knight of The Area ini mengadaptasi manga atau komik karya Hiroaki dan diproduksi oleh Shin-Ei Animation.

Keunikan dalam anime ini menurut saya terlihat dari kemiripan peran yang dimainkan tokoh-tokohnya dengan pesepakbola Eropa. Oda Ryoma misalnya. Pengatur serangan SMA Enoshima ini mempunyai tipikal permainan layaknya Andrea Pirlo. Bermain sebagai deep-lying playmaker, Ryoma begitu handal dengan umpan-umpan panjang terukurnya.

Anime bertema sepakbola lainnya yang mengajarkan kita menjadi seorang pelatih hebat:

[Review] Giant Killing: Kartun Sepakbola Jepang yang Mengajarkan Kita Menjadi Pelatih



Tak hanya Ryoma, gaya permainan Aizawa Kakeru, tokoh utama dalam anime ini pun akan mengingatkan kita pada permainan Filippo Inzaghi. Kakeru merupakan penyerang oportunis yang tak terlalu pintar menggiring bola, tapi pergerakan dan penyelesaian akhirnya di dalam kotak penalti tak bisa dianggap remeh.

Kehidupan Kakeru-lah yang diangkat dalam anime ini. Meski hebat, Kakeru merupakan anak muda yang minder, di mana ia menganggap dirinya tak berbakat. Alasannya, ia memiliki seorang kakak bernama Aizawa Suguru, yang merupakan salah satu talenta berbakat timnas Jepang. Dari sinilah drama ini mengangkat sisi lain dari sepakbola; yaitu tentang hubungan adik dan kakak.

Tapi yang lebih menarik perhatian dalam anime ini adalah tentang tugas Kakeru sebagai penyerang bertipikal no. 9 klasik. Sementara di era sepakbola yang istilah sepakbola-nya semakin kaya ini, peran ini mulai jarang ditemukan di dunia nyata.

Sebagaimana para penyerang no.9 klasik di dunia nyata, permainan Kakeru pun cenderung malas dan seolah hanya mengandalkan keberuntungan saja untuk mencetak gol. Walaupun demikian, penyerang seperti akan cukup membahayakan dengan sejumlah strategi tertentu.

Taktik sepakbola modern menuntut pemain bisa bermain multifungsi. Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi fenomena unik dalam formasi beberapa kesebelasan top Eropa.  Beberapa kesebelasan besar mulai menghilangkan penyerang no.9 klasik ini atau yang biasa memerankan target man.

Sebut saja Barcelona yang disebut-sebut sebagai kesebelasan terbaik dunia. Trio lini depan mereka saat ini, Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar, tak ada satu pun pemain bertipe target man sebagaimana Inzaghi misalnya. Coba tengok peran ketiga pemain ini. Meski Ketiga pemain ini memiliki kemampuan penyelesai akhir di atas rata-rata, mereka kerap diplot melakukan tugas lebih dari sekadar mencetak gol. Suarez seringkali turun ke tengah bahkan ke belakang, sedangkan Messi sering bermain melebar ke sayap, begitu pun dengan Neymar .Tugas Messi, Neymar dan Suarez bukan sekedar menjadi pencetak gol, tapi juga menjadi pengumpan bagi rekan-rekannya.

Fenomena ini wajar saja terjadi di era sepak bola yang semakin modern ini. Banyaknya pemain-pemain non-target man ditempatkan pada posisi penyerang dilakukan para pelatih agar kesebelasan tersebut dapat bermain dengan mobilitas tinggi.

Para penyerang ini bisa bertukar posisi dan tak hanya bermain di satu area. Pemain-pemain seperti Messi, Neymar dan Suarez memiliki nilai plus karena dapat memainkan beberapa peran sekaligus di tim. Dengan memasang pemain-pemain berkarakteristik multifungsi, pelatih akan memiliki opsi lebih banyak dalam taktik.

Sementara itu, pemain yang bertipe target man mulai kesulitan mendapatkan tempat untuk unjuk gigi. Yang sangat fenomenal adalah Fernando Torres saat Ia berada di Chelsea. Turunnya permainan Torres di Chelsea bukan semata akibat dia sendiri. Saat bermain bagi Liveprool, Torres hanya memiliki satu tugas, yaitu berada di depan dan mencetak gol, dengan seorang Steven Gerrard bermain sebagai playmaker di belakangnya. Sementara di Chelsea, ia harus turun mencari bola, bahkan bergerak dari pos sayap. Sama halnya dengan Edin Dzeko dan Olivier Giroud, kedua pemain ini tak bermain maksimal karena tak diberikan peran sebagai target man murni di kesebelesan yang mereka bela.

Namun pada akhirnya kita tidak bisa memunafiki bahwa kemenangan adalah segalanya, apapun strategi maupun tipikal pemainnya. Bahkan mungkin hilangnya pemain bertipe striker murni tak jadi masalah selama ada pemain yang mampu mencetak gol dan mempersembahkan kemenangan.

Baca juga:

Captain Tsubasa Pemantik Kemajuan Sepakbola Jepang


Cerita Manis Torres, Gattuso dan Tsubasa


Pemain J-League Mempraktekkan Tendangan dari Komik Kapten Tsubasa



Seperti kata Teppei Iwaki, pelatih dalam anime Area no Kishi, "Kunci untuk menang ialah motivasi, dengan kata lain, semangat. Semuanya bergantung pada siapa yang lebih ingin untuk menang" . Saya mengambil kalimat “Siapa yang lebih ingin untuk menang”. Maka pemain bertipikal apapun dapat mencetak gol untuk kemenangan, yang artinya mencetak gol bukan hanya menjadi Kewajiban seorang striker.

Tapi bagaimana pun, kita atau khususnya saya, sangat merindukan pemain seperti Filippo Inzaghi, Oliver Bierhoff, Luiz Ronaldo, hingga Ruud Van Nistelrooy yang pernah menjadi penyerang handal di Eropa. Yang mereka lakukan hanya bermain di area kotak penalti dan memiliki tugas yang bisa mengantarkan kesebelasan yang ia bela meraih kemenangan: mencetak gol.

Penulis tinggal di Ternate, Maluku Utara. Penggemar anime dan sepakbola ini dapat dihubungi melalui akun twitter: @iiqbalTawakkal.

Komentar