Memandang Jordon Ibe sebagai Pengganti Sterling yang Sepadan

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Memandang Jordon Ibe sebagai Pengganti Sterling yang Sepadan

Dikirim oleh: Jordiawan Billy Maramis*

Kepergian Raheem Sterling ke Manchester City nyatanya masih belum bisa dilupakan bagi sejumlah penggemar Liverpool. Bukan ingatan yang menyenangkan, melainkan sikap-sikap konyol Sterling kepada Liverpool. Buat penulis, Sterling tak ubahnya anak ayam yang ingin menjadi elang. Ia tak berkaca di mana level permainannya saat ini.

Namun, kepergian sterling tidak sepenuhnya menyebalkan. Dana yang 49 juta pounds yang ditebus City ke Etihad Stadium bisa menjadi modal berharga buat Liverpool untuk mendapatkan penggantinya. Tak ayal jika Kopites dibuat bermimpi akan kehadiran pemain bintang macam Marco Reus, Alexandre Lacazette, maupun Pedro Rodriguez (meskipun santer dikabarkan lebih dekat dengan Manchester United).

Baca juga:

Raheem Sterling Akhirnya Resmi Menjadi Pound Sterling



Di skuat Liverpool sebenarnya terdapat dua nama yang punya potensi untuk menggantikan Sterling, seperti Lazar Markovic dan Jordon Ibe. Khusus nama terakhir, penulis memiliki pandangan dan keyakinan jika pemuda kelahiran Bermondsey tersebut (bahkan) akan lebih menonjol ketimbang Sterling. Ia akan lebih bersinar sekaligus menjadi andalan baru The Reds musim depan.

Bersinar di Wycombe

Ibe memulai karirnya di akademi Charlton Athletic; akademi yang terbilang biasa-biasa saja dan tidak menjadi jaminan bisa tampil di EPL, seperti akademi lainnya. Namun, takdir berkata lain karena pada usia 12, ia dilepas The Valiants, julukan Charlton.

Ibe lalu dikontrak Wycombe Wanderers pada 2011. Tak sampai setahun, ia sukses mencatatkan rekor sebagai pemain termuda yang pernah tampil di Football League, kompetisi divisi dua hingga divisi empat Inggris. Saat itu, usianya baru menyentuh angka 15.

Gol pertama Ibe hadir seminggu setelah debutnya. Ia melakukannya dengan melakukan solo run dan melepaskan tendangan keras yang gagal dibendung kiper lawan. Gol itu menghadirkan mimpi baru yang barangkali tak pernah ia mimpikan sebelumnya, meskipun saat itu Wycome kalah 1-2 dari Sheffield Wednesday.

Pujian pun mengalir deras padanya, termasuk dari kapten Wycombe, Gareth Ainsworth, “Ia memiliki semuanya. Ia memiliki permainanku selama 22 tahun ini, membuatku mundur dan berkata ‘wow,” kata Gareth dikutip Talk Sport.

Tawaran besarpun tak dapat ia tolak. Bukan karena klub yang mengontraknya adalah Liverpool, tapi karena Liverpool saat itu ditangani Kenny Dalglish memang tengah serius-seriusnya mengembangkan pemain muda. Martin Kelly, Jon Flanagan, Jonjo Shelvey, serta Jack Robinson adalah bukti jika Dalglish senang mengorbitkan pemain didikan akademi The Reds. Artinya, Ibe memiliki kesempatan diorbitkan ketimbang bermain di kesebelasan lain.

Merebut Hati Rodgers

Di Liverpool, Ibe tidak langsung mendapatkan tempat di tim utama. Ia menempat pengalaman dan tekniknya dengan dipinjamkan ke kesebelasan lain. Musim lalu, Ibe sempat dipinjamkan ke Derby County. Baru setengah musim, Rodgers menariknya ke Anfield karena catatan impresif yang dimilikinya dengan mencetak lima gol dari 20 pertandingan.

Performa Ibe pada paruh kedua musim lalu membuat Rodgers bangga dengan perkembangannya. Meskipun tak mencetak satupun gol, tapi ada masa depan cerah yang tengah disongsong Ibe.

Musim ini adalah momen yang tepat bagi Ibe untuk unjuk diri. Kemungkinan besar Liverpool tak akan lagi menambah pemain di lini serang. Ibe bisa menjadi tokoh protagonis baru di skuat The Reds pada musim depan.

Dengan pola 4-4-2 diamond yang diterapkan Rodgers, Ibe bisa ditempatkan sebagai salah satu penyerang Liverpool. Saat uji coba menghadapi Malaysia XI, Ibe berduet dengan Divock Origi. Selain Daniel Sturridge yang masih cedera, penempatan Ibe di lini serang agaknya menjadi variasi taktik yang pas buat Liverpool.

Baca juga:

Faktor Benteke dan Cara Rodgers Menyiasati Berlimpahnya Stok Striker



Kesempatan Ibe untuk bermain bisa lebih besar andai Rodgers menerapkan pola 4-3-3 dengan syarat Philipe Coutinho dan Firminho tidak dijadikan sebagai penyerang sayap. Kemampuan serta kecepatan Ibe akan lebih terlihat dengan bermain menyisir sayap.

Tidak sedikit penggemar Liverpool yang menyebut kalau Ibe adalah versi terbaru dari Raheem Sterling: posturnya lebih kuat, dribbling yang lebih halus, dan sikapnya yang lebih dewasa.

Potensi Menjadi Bintang Baru Liverpool

Selepas kepergian Sterling kini murni hanya Ibe sebagai bagian dari Liverpool Reserve yang mampu unjuk gigi di skuat inti Liverpool. Joao Teixeira dan Andre Wisdom masih belum jelas statusnya apakah akan kembali dipinjamkan atau tidak. Sementara itu, Jon Flanagan lebih banyak berurusan dengan pemilihan cederanya.

Rodgers sendiri menjamin kalau Ibe akan menjadi bagian dari skuat inti pada musim depan. “Jordon adalah pemain dengan bakat yang sangat menarik dan kami akan menanganinya secara khusus, karena sesungguhnya itu tidak sama dengan orang lain. Dia bermain dengan gayanya sendiri dan kita perlu mengatur dirinya dan membuatnya mengerti apa yang terbaik untuk dia dan tim ini,” ucap Rodgers dikutip situs resmi klub.

Harapan besar Kopites diharapkan mampu membimbing Ibe lebih baik lagi. Fisik dan mentalnya pun akan terlatih dalam beberapa musim ke depan seiring dengan peluang bermain yang lebih banyak. Namun, Rodgers dan semua elemen di dalam tubuh Liverpool mesti jeli dalam melihat potensi Ibe. Akan sangat menyakitkan jika suatu saat nanti Ibe akan berkelakuan seperti Sterling yang “durhaka” pada Rodgers dan Liverpool.

Meski punya modal besar, agaknya Liverpool tak begitu perlu membeli Reus atau Lacazzete. Liverpool cukup memaksimalkan potensi ibe menjadi bintang baru.

Inilah waktunya bagi Kopites untuk pindah ke lain hati saat melihat gol-gol indah Luis Suarez saat berkostum The Reds. Kopites pun agaknya mesti melupakan memori kecepatan dan kegesitan Sterling dalam mengacak-acak pertahanan lawan.

Dukungan penggemar Liverpool merupakan faktor utama yang membuat Ibe bisa berkembang dengan baik. Pada akhirnya Kopites hanya bisa berharap Rodgers tak sering memainkan Ibe di pos Wing back. Atau lebih parah lagi, Rodgers justru membeli Yannick Bolaise sebagai pengganti Sterling.

So, sudahkah  Anda  mempersiapkan julukan untuk Ibe, Kops?

*Penulis merupakan mahasiswa jurusan IT berakun twitter @Jordi_maramiS

Foto: dailystar

Komentar