Sepotong Ingatan Tentang Robin van Persie

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Sepotong Ingatan Tentang Robin van Persie

Ditulis Oleh Abdul Wahid*


Booom!!!

Berawal dari serangan balik cepat, Shinji Kagawa membawa bola dari belakang, lalu mengumpan kepada Wayne Rooney di sisi kanan. Rooney yang saat itu berdiri bebas di dekat garis tengah lapangan dengan sigap mengawasi keadaan sekitar dan ketika ia melihat rekannya yang berlari ke depan, ia melepas umpan panjang dari lini tengah. Bola kiriman Rooney mengarah kepada Robin van Persie persis sebelum garis batas kotak penalti. Tanpa menunggu bola menyentuh tanah, Van Persie menyambar bola dengan sepakan kaki kiri yang keras sehingga bola menghunjam keras di sisi kiri gawang Aston Villa. Brad Guzan sang penjaga gawang tidak dapat berbuat apa-apa. Sebuah gol – gol kedua di pertandingan tersebut – tercipta.

Luapan perayaan The Flying Dutchman saat merayakan gol itu begitu bergelora, ia berlari jauh dengan senyum lebar sembari menengadahkan tangan kanan keatas dan tangan kiri menyamping secara bergantian. Wajah penuh kebanggaan tersebut menggambarkan sebuah kegembiraan yang luar biasa dalam. Sebelum babak pertama berakhir, Van Persie mencetak gol ketiganya di malam bersejarah tersebut.

Pasca memenangi laga melawan Aston Villa, dalam wawancaranya bersama MUTV, Van Persie bercerita ihwal proses terjadinya gol itu.

“Itu sungguh sulit,” ujarnya. “Mungkin jika Anda melihat situasinya dan betapa pentingnya gol itu, maka itu adalah salah satu gol terbaik saya. Operan dari Wayne sungguh luar biasa. Dia harus menebak pergerakan saya karena ketika itu saya berlari menghindari Ron Vlaar.”

“Bolanya jatuh tepat di jalur saya,” lanjut Van Persie. “Saya kemudian menghitung langkah. Yang perlu saya lakukan selanjutnya adalah mengatur ketepatan dan menjaga badan saya tetap lurus, sejajar dengan bola. Anda butuh sedikit keberuntungan karena biasanya tendangan seperti itu melambung atau melenceng.Untungnya yang satu itu tidak, dan saya sangat lega”.

vab

Tidak banyak debat tercipta ketika gol itu menjadi salah satu gol terbaik dalam satu dekade terakhir. Kualitas gol tersebut tidak saja hadir dari teknik yang Van Persie gunakan, namun juga dari sebuah proses yang indah. Di akhir musim, gol tersebut menjadi salah satu nominasi dalam Puskas Award 2013; penghargaan tahunan untuk kategori gol terbaik. Jika pada akhirnya gol tersebut gagal meraih penghargaan, itu karena ia tercipta pada tahun yang sama dengan gol spektakuler Zlatan Ibrahimovic kala Swedia berhadapan dengan Inggris.

Memang Van Persie terkenal sering menciptakan gol indah. Ia sudah terkenal demikian sejak masih membela Arsenal. Tendangan voli kaki kiri yang keras dan akurat adalah ciri khas Van Persie. Pada musim terakhirnya bersama Arsenal, Van Persie mencetak gol spektakuler ke gawang Everton, yang mirip dengan gol indahnya untuk United ke gawang Aston Villa.

Van Persie, toh, bukan melulu soal gol indah.

Setelah gagal juara karena kalah selisih gol dari Manchester City, musim 2012/13 menjadi masa krusial bagi United. Beruntung mereka memiliki Van Persie yang sangat berambisi menjadi juara setelah delapan tahun gagal bersama Arsenal. United menjadi juara dengan mencetak 86 gol, dan 41 di antaranya adalah sumbangan langsung Van Persie. Rinciannya: 26 gol dan 15 assist. Nyaris separuh – tepatnya 47,67% – dari seluruh gol United tercipta berkat Van Persie.

Kini ia sudah pergi, meninggalkan sedikit goresan sejarah yang akan terus diingat dan dikenang oleh seluruh penggemar Manchester United. Ia bergabung ke Fenerbahce, kesebelasan asal Turki yang sudah lebih dulu mendatangkan Luis Nani.

Namun apa yang diucapkan pasca kepindahannya ke Fenerbahce merupakan suatu indikasi bahwa Van Persie tidak pergi secara baik-baik. Memang dalam akun instagramnya ia sampaikan rasa terimakasih kepada para fans yang mendukungnya. Ia juga berterimakasih kepada Arsenal dan Manchester United, bahkan kala diwawancara saat diperkenalkan oleh Fenerbahce ia juga berterimakasih secara khusus kepada Chief Executive Manchester United Ed Woodward dalam membantu transfernya dengan cara berkelas. Namun ia sama sekali tak berbicara tentang Louis van Gaal.

The Mirror mengklaim bahwa terjadi suatu insiden di hari kedua latihan setelah kembalinya para pemain dari libur musim panas. Jika memang rumor ini benar, mungkin hal ini yang membuat Van Persie memutuskan untuk hengkang dari United.

Mirror mengklaim bahwa Van Persie merasa dikhianati oleh Van Gaal. Van Gaal memberinya perintah untuk berlatih terpisah. Beberapa jam setelah insiden itu Van Persie mengatakan kepada agennya untuk menerima tawaran dari Fenerbahce. Masih menurut Mirror, Van Persie yang di hari pertama masih berlatih bersama para pemain lainnya menerima perintah Van Gaal di hadapan para pemain lain.

Jika memang benar itu yang terjadi, tak mengherankan jika Van Persie merasa sakit hati dan memilih hengkang. Pendekatan yang salah dari Van Gaal membuat Van Persie yang sejak kecil terkenal memiliki temperamen tinggi meledak. Van Persie tidak mau repot-repot mengurung amarah dan menyembunyikan rasa kesal.

Ketika United bertandang ke markas Swansea City, Liberty Stadium, pada 2012/13, ia bersitegang dengan Ashley Williams yang tampak secara sengaja menendang bola mengenai bagian belakang kepala Van Persie ketika ia terjatuh. Jika saja para pemain lain tidak melerai, perkelahian pasti sudah terjadi.

Selepas pertandingan, dalam konferensi pers, Sir Alex Ferguson selaku manajer Manchester United saat itu menegaskan betapa berbahayanya tindakan Williams. Malah, insiden tersebut menurut Fergie adalah yang paling berbahaya yang pernah dilihatnya sepanjang karirnya. Dan patut diingat bahwa Fergie sudah malang melintang di dunia sepakbola sejak 1957.

“Robin van Persie beruntung masih hidup,” ujar Ferguson. “Tindakan tersebut memalukan dan Williams pantas mendapat hukuman dari FA. Leher Robin bisa saja patah. Itu adalah salah satu tindakan paling berbahaya yang pernah saya lihat di lapangan sepakbola selama bertahun-tahun. Tindakan tersebut sangat jelas dan terjadi di depan wasit.”

Namun Williams tidak tinggal diam. “Aku hanya menyapu bola dengan frustrasi dan sayangnya bola membenturnya di kepala dan ia sedikit marah karenanya,” ujar Williams. Tetap saja, Van Persie berhak marah.

Sebenarnya sifat meledak-ledak inilah yang membuat Fergie urung membeli Van Persie ketika sang pemain masih membela Feynoord. Ketika itu Fergie sedang mengamati seorang pemain muda Feyenoord yang disebut-sebut memiliki bakat besar. Namun di pertandingan yang ia hadiri, Fergie melihat pemain incarannya mendapat kartu merah karena tidak kuasa menahan amarah. Fergie batal merekrut Van Persie dan sang pemain dengan mudah hijrah ke Arsenal. Alasannya: Van Persie terlibat pertengkaran dengan pelatih kepala Feyenoord, Bert van Maarwijk.

Bertahun-tahun berlalu dan insiden pertengkaran dengan juru taktik utama kembali menimpa dirinya. Bisa jadi Van Persie memang salah. Namun bisa saja ini sepenuhnya terjadi karena Van Gaal. Apapun itu, United telah kehilangan seorang penyerang kelas satu.

United merugi. Dan mungkin mereka akan kembali merugi di masa depan karena Van Gaal memang sering terlibat pertengkaran.

Wartawan-wartawan Spanyol banyak menyimpan rasa tidak suka kepada eks pelatih kepala Barcelona ini. Berselisih dengan para petinggi Bayern pun ia pernah. Mengenai rekam jejak perselisihan dengan pemain, Van Gaal pernah tidak akur dengan Patrick Kluivert ketika menangani Ajax dan Mark van Bommel di Bayern.

Sebagai manajer yang berani, kepercayaan diri Van Gaal kadang terlalu tinggi. Dan dalam artian positif, Van Gaal adalah orang gila yang jujur dan blak-blakan mengenai filosofi sepakbolanya. Ia tidak ragu menyingkirkan pemain yang tidak sesuai dengan filosofi sepakbolanya. Termasuk di antaranya, barangkali, adalah Van Persie.

Bersama Arsene Wenger, Van Persie tidak akan pernah menerima perlakuan seperti ini. Manajer Perancis tersebut begitu sabar merawat dan membela Van Persie setiap kali sang pemain menderita cedera. Wenger selalu berada di belakang Van Persie kala ia mengalami musim yang buruk, dan menemaninya agar bisa menampilkan kembali performa terbaiknya.

Kala berseragam United pun ia diberi kepercayaan yang sangat besar semenjak hari pertama. Bahkan Fergie terus mendorong pemain lainnya untuk memberikan banyak suplai bola kepada Van Persie. Dan disaat terjadi paceklik gol, Van Persie masih memiliki kepercayaan itu.

Van Gaal, sementara itu, berbeda. Ia mengasingkan Van Persie.

Namun selain hubungan yang tak baik dengan Van Gaal, ada teori lain mengenai kepergian Van Persie. Alasan lain yang cukup masuk akal adalah kurangnya motivasi bermain setelah Sir Alex pensiun. Dan tulisan dari Rio Ferdinand ini cukup untuk membuktikan bahwa Van Persie adalah orang yang paling hancur dan terpukul atas pensiunnya Sir Alex Ferguson diantara semua pemain yang ada saat itu.

“Ketike Sir Alex Ferguson memberi tahu kami di ruang ganti Carrington bahwa ia akan pensiun,” tulis Ferdinand, “aku menoleh ke kiri dan sekitar enam loker aku melihat RvP yang tampak begitu hancur ... ia menggeleng-gelengkan kepalanya karena terkejut dan tampak begitu terpukul. Robin paling sulit menerima hal ini di antara para pemain lainnya. Aku, seperti para pemain lain, cukup beruntung karena bermain di bawah asuhan Fergie selama bertahun-tahun namun Robin baru tiba dan salah satu alasannya bergabung adalah untuk bermain di bawah asuhan Sir Alex.”

***

Dan pada akhirnya saya sampaikan terima kasih kepada Robin atas tiga musim berseragam Manchester United. Terima kasih atas 50 gol yang telah kau persembahkan selama tiga musim itu. Mengutip kata Rio, jangan kau memulai pembahasan tentang gol tendangan bebas yang menghujam gawang Joe Hart di tanggal 9 Desember 2012 saat Derby Manchester di Etihad Stadium. Gol itu membuat pecah seluruh stadion, dan membungkam semua fans Man. City yang duduk di tribun penonton, karena gol itu terjadi di menit-menit akhir usai City menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Dan kekesalan mereka akan gol itu berakhir dengan insiden pelemparan koin kepada Rio Ferdinand yang mengenai pelipis mata kirinya. Saya tak pernah lupa akan peristiwa itu.

Jika kelak suatu hari kau pensiun sebagai pemain sepakbola, jangan khawatir dengan sejarah dan masa lalu. Percayalah, akan ada jutaan orang penggemar United yang akan mengenang dan mengingatmu. Sampai entah kelak di kemudian hari.

Good Luck Van Perfect !!!

Dikirim oleh Abdul Wahid. Penulis adalah mahasiswa jurusan hukum keluarga Islam di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Biasa beredar di twitter dengan akun @ahidforz

Komentar