Orang Italia Paling Berjasa di Inggris: Dario Gradi

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Orang Italia Paling Berjasa di Inggris: Dario Gradi

Dunia mungkin lebih mengenal Josep Guardiola ketimbang Dario Gradi. Namun apa yang baru Pep sadari justru sudah lama menjadi kenikmatan bagi Gradi.

"Saya baru memegang surat kabar dan membaca bahwa Guardiola berkata ia sangat ingin melatih para pemain muda suatu hari nanti dan saya berpikir, Ã?â??baguslahÃ?â??," ujar Gradi suatu ketika. "Itulah aktivitas yang saya nikmati, melatih pemain-pemain muda dan melihat mereka berkembang."

Dario Gradi juga tidak lebih populer dari para pesohor sepakbola asal Italia yang berkarir di Inggris seperti Gianfranco Zola, Paolo Di Canio, atau Gianluca Vialli. Namun ia bukan sosok sembarangan. Gradi yang pernah menolak tawaran melatih Benfica juga sempat ditawari posisi direktur teknik FA. Ia menolaknya demi tetap bersama kesebelasan kecil Crewe Alexandra, tempatnya menjadi legenda.

Memandang Gradi sebagai seorang Italia sebenarnya tidak terlalu tepat. Ia memang lahir di Milan dan putra seorang Italia. Namun sosok yang melahirkannya berkebangsaan Inggris dan sejak berusia empat tahun Gradi sudah menetap di London. Ia juga menimba ilmu hingga tingkat perguruan tinggi di Inggris.

Gradi tidak pernah menjalani karir sebagai pemain profesional. Ia menghabiskan masa mudanya sebagai pemain amatir bersama Sutton United, Tooting & Mitcham United, dan Wycombe Wanderers. Di saat yang bersamaan ia menempuh pendidikan guru olah raga di Loughborough University. Saat itulah ia bertemu dan bermain bersama dengan Bob Wilson yang kemudian menjadi penjaga gawang Arsenal dan Barry Hines, penulis novel A Kestrel for a Knave, di kesebelasan universitas. Setelah menyelesaikan pendidikannya Gradi bekerja sebagai tenaga pendidik di sekolahnya dahulu, Glyn Grammar School.

Menjadi guru sekolah tidak membuat Gradi meninggalkan dunia sepakbola. Ia malah semakin dikenal sebagai penggiat sepakbola. Malah, justru keputusan FA menjadikannya tenaga profesional yang membuat Gradi tidak lagi bermain sepakbola. Ditunjuk menjadi salah satu FA Regional Coach membuat Gradi tidak dapat lagi membela kesebelasan manapun walau statusnya amatir. Perjalanan yang kemudian menjadikannya legenda pun dimulai.

Pada 1971 Gradi sempat menjadi asisten pelatih di Chelsea. Setelahnya ia melatih di Sutton United, Derby County, dan Wimbledon. Pernah pula Gradi menjabat posisi pelatih kesebelasan muda Leyton Orient selama dua setengah tahun. Menurut keterangan yang terdapat di situs resmi League Managers Association, Milton Kenyes Dons adalah kesebelasan pertama yang Gradi tangani sebagai manajer. Gradi menangani MK Dons selama empat musim, tepatnya dari 5 Januari 1977 hingga hari pertama di tahun 1981. Februari hingga November 1981 ia jalani sebagai manajer Crystal Palace, tempatnya merasakan sakit hati karena janji yang tak dipenuhi.

"Di Crystal Palace saya bertanya kepada chairman (Ron Noades) apa yang ia harapkan," ujar Gradi. "Ia berkata kepada saya bahwa Palace akan terdegradasi, bahwa ia akan menjual beberapa pemain, dan ia ingin kesebelasan berada di papan tengah di musim berikutnya. Palace berada di peringkat kesembilan namun ia mendepak saya."

Pengalaman tidak menyenangkan di Palace, menariknya, adalah alasan Gradi menerima tawaran Crewe Alexandra nyaris dua tahun setelah meninggalkan Palace. Saat itu Crewe adalah langganan papan bawah Fourth Division namun Gradi bersedia menjadi manajer mereka karena kesebelasan itu tidak memiliki target muluk dan mampu menyediakan ruang bagi Gradi untuk melakukan apa yang ia nikmati: mengembangkan pemain muda.

Dan memang karena ketekunannya melatih para calon bintanglah Gradi kemudian akhirnya dikenal sebagai salah satu pelatih ternama di Inggris, bukan piala yang banyak jumlahnya atau empat promosi Ã?â??" ke Division Three pada 1989, Division Two (1993), Division One (1996), dan Championship (2002) Ã?â??" yang diraihnya bersama Crewe.

"Berkat Dario dan para stafnya kini Crewe Alexandra memiliki akademi pemain muda yang membuat banyak pihak merasa iri dan menaruh hormat," puji League Managers Association. "Ia selalu siap memberi kesempatan kepada pemain muda cerdas dalam menilai karakter."

Salah satu pemain muda binaan Gradi yang pada akhirnya menjadi bintang adalah David Platt, eks pemain Arsenal dan kapten tim nasional Inggris. Selain Platt, nama-nama lain yang berhasil menjadi pemain tim nasional adalah Geoff Thomas, Neil Lennon, Rob Jones, Robbie Savage, Danny Murphy, Seth Johnson, David Vaughan dan Dean Ashton.

Para pemain di atas dan pujian LMA menjadi bukti tersendiri akan kehebatan Gradi. Dan selain kehebatan, ada hal lain yang mampu Gradi buktikan: kesetiaan. Bukan Sir Alex Ferguson yang menyandang status pelatih dengan masa bakti terlama di sepakbola Inggris, namun Gradi yang sudah menangani Crewe Alexandra sejak 1983.

Gradi yang tidak menikah dan sangat gila kerja Ã?â??" "dua setengah hari di bawah mentari membuatku bosan," ujarnya Ã?â??" sudah menangani Crewe selama 24 tahun ketika meninggalkan jabatan manajer pada 2007, untuk pindah posisi ke pos direktur sepakbola. Namun para manajer pengganti tidak bertahan lama sehingga Gradi harus menjadi caretaker selama beberapa lama dan kembali menjabat posisi manajer pada 2009. Pada 2011 ia kembali melepas jabatannya sebagai manajer demi Crewe yang lebih baik.

"FA dan Premier League telah mengumumkan rencana yang bertujuan memperbaiki program pengembangan pemain muda di kesebelasan-kesebelasan," tulis Crewe Alexandra di situs resmi mereka. "Rencana ini akan menimbulkan dampak signifikan pada kesebelasan baik secara finansial maupun organisasional. Dewan direksi Crewe Alexandra percaya bahwa pengembangan pemain muda harus tetap menjadi investasi besar bagi kesebelasan dan kesebelasan berencana memanfaatkan semua kesempatan yang muncul dari perubahan ini, terlepas dari tantangan yang juga dihadirkannya. Kaenanya, Dario Gradi akan menyerahkan tanggung jawab manajer kesebelasna utama kepada Steve Davis, dan berkonsentrasi pada masa depan pengembangan dan tujuan akademi."

Ketika benar-benar melepas jabatannya, Gradi sudah menjalani 1.404 pertandingan bersama Crewe dan karenanya mendapat tempat istimewa bersama Sir Alex Ferguson dan Sir Matt Busby di LMA Hall of Fame sebagai tiga orang yang pernah menjalani seribu pertandingan bersama satu kesebelasan. Ferguson pun tak kuasa menyembunyikan rasa kagumnya terhadap Gradi yang hanya berusia lima bulan lebih tua darinya.

"Pekerjaan saya cukup mudah karena saya memiliki motivasi bertahan di kesebelasan besar dengan pertandingan besar setiap pekan namun Dario harus bertahan selama lebih dari 20 tahun mencetak dan menjual pemain-pemain dari gudang produksi pemain mudanya," ujar Fergie. "Mereka harus mengandalkan stabilitas finansial namun mereka terus menjual pemain dan Gradi selalu bekerja setiap pagi dan terus membangun. Pekerjaannya hebat, bahkan luar biasa. Saya yakin ia bisa saja meninggalkan Crewe pada banyak kesempatan namun saya terkesan akan betapa beruntungnya Crewe memiliki manajer sepertinya. Ia menikmati tantangan mencetak pemain muda dan saya rasa itulah motivasi utamanya."

Dan memang mencetak pemain mudalah yang menjadi motivasi Gradi. Selain itu, memang hasil penjualan pemain muda yang menjaga Crewe Alexandra tetap hidup dan mampu membayar gaji Gradi. Kebanyakan keuntungan penjualan pemain digunakan untuk meningkatkan kualitas markas latihan, namun Crewe dan Gradi sendiri tidak menyembunyikan kesepakatan bagi hasil antara keduanya. Gradi mendapat bagian dari keuntungan transfer. "Komisi akhir tahun," katanya. "Hanya dengan cara itu kesebelasan mampu membayar saya."

Hanya dengan cara itu kesebelasan mampu membayar Gradi namun ia tetap bertahan. Tak mengherankan jika kemudian Gradi mendapat gelar doktor kehormatan di Loughborough University. Namanya juga diabadikan sebagai nama piala kejuaraan U-13, nama jalan di Crewe, dan nama sebuah grup musik dan tari yang beranggotakan (awalnya) Paul Spencer, Scott Rosser, Stephen Spencer: Dario G.

Latar belakang negara kelahiran tidak membuat Gradi enggan berbuat banyak untuk pengembangan pemain muda Inggris. Gradi adalah, mengutip Barney Ronay, seorang coaching guru di negara yang tidak cukup memberi penghargaan kepada pelatihan.

Komentar