Kerugian-kerugian Real Madrid Jika Sergio Ramos Hengkang

Taktik

by Redaksi 38

Redaksi 38

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Kerugian-kerugian Real Madrid Jika Sergio Ramos Hengkang

Salah satu rumor paling panas dalam bursa transfer kali ini adalah soal Sergio Ramos. Bek andalan Real Madrid dan Spanyol ini dikabarkan akan dilepas.

Media sempat mendapati perwakilan Real Madrid terbang ke Inggris untuk menegoisasikan kepindahan David De Gea, kiper Manchester United. Hal ini ternyata direspons pihak United dengan memberi syarat tambahan, selain uang transfer tentu saja, yaitu Sergio Ramos dimasukan dalam deal transfer De Gea - demikian seperti dilansir dari laman Guardian. Rupanya, United tak mau merugi. Alih-alih mereka mendapatkan dana besar yang nantinya (mungkin) akan terbuang tak karuan, lebih baik mereka mendapatkan servis bek berpengalaman tim nasional Spanyol tersebut.

Situasi ini nampaknya akan memuluskan negoisasi transfer De Gea. Karena kabar terbaru dari Spanyol, Sergio Ramos pun sedang mengalami deadlock dalam masalah perpanjangan kontrak dan urusan gaji dengan Real Madrid. Tak ayal, situasi ini kian memperpanas rumor seputar Ramos.

Real Madrid sendiri memang terkenal gigih mengejar pemain yang diinginkannya. Sangat biasa mereka mengejar pemain dengan cara-cara yang menjengkelkan kesebelasan lainnya. Iming-iming uang itu sudah pasti. Dan seringkali terjadi, jika sudah ngebet betul dengan seorang pemain, kesebelasan dari ibukota Spanyol itu bahkan kerap rela membuang pemain penting mereka sendiri yang sudah banyak berjasa. (Baca juga: Saatnya Untuk Menjual David De Gea)

Tapi kepergian Ramos ini, jika terjadi, agak sedikit berbeda. Dalam sejumkah faktor, Ramos adalah sosok penting, salah satu yang terpenting, di Santiago Bernabeu. Real Madrid harus siap menghadapi sejumlah kerugian jika nekat melepas Ramos.

Apa saja kerugian yang ada di depan mata jika Ramos dilepas?

Meskipun bukanlah asli didikan La Fabrica Real Madrid seperti Iker Casillas, tetap saja Sergio Ramos adalah salah satu dedengkot dan orang yang paling berpengaruh di ruang ganti. Perannya sebagai wakil kapten bisa diterjemahkan ketika mengawal barisan lini belakang Real Madrid di lapangan.

Namun, dengan rumor kedatangan De Gea dan Ramos sebagai "salah satu mahar” di dalamnya, ini akan seperti menembak dua burung dengan satu peluru. Manchester United secara tidak langsung berhasil mengenyahkan dua figur penting Real Madrid di ruang ganti dengan dijualnya De Gea ke Real Madrid. Lagipula, jika De Gea datang dan Ramos hengkang, kemungkinan kecil Casillas akan bertahan karena De Gea akan diprioritaskan sebagai kiper utama Real Madrid Musim depan. (Baca juga: Menanti Trio Casillas, De Gea dan Navas di Bernabeu)

Kecuali, Casillas dengan lapang dada dan seikhlas-ikhlasnya berada di bench Real Madrid atau bahkan hanya menonton di tribun stadion saja. Dan jangan sampai lupa, Keylor Navas pun masih terdaftar dalam skuat Real Madrid sampai saat ini.

Dengan kemungkinan hengkangnya dua nama tersebut yang juga menjabat kapten dan wakil kapten, maka Marcelo yang menjabat sebagi wakil kapten kedua, bisa jadi langsung menjabat kapten utama Real Madrid. Namun, pantaskah Marcelo memimpin kesebelasan sebesar Real Madrid?

Marcelo bukan pemain jelek. Ia salah satu bek kiri terbaik dunia saat ini. Namun Marcelo bukankah orang Spanyol. Ia ada dalam posisi rentan jika harus menjadi pemimpin dalam skuat yang dipenuhi nama-nama besar dengan ego yang juga besar.

Seperti yang sudah dipaparkan di paragraf sebelumnya akan pentingnya senioritas dan kepemimpinan Ramos dan Casillas di ruang ganti, maka kita tak boleh melupakan bahwa Casillas dan Ramos adalah dua pemain asli Spanyol yang paling senior dan paling lama di klub. Mungkin masih ada sosok Arbeloa yang secara umur sudah memasuki fase senior, akan tetapi peran Arbeloa tidak seperti Ramos dan Iker. Toh, ketika di lapangan, posisi Arbeloa kini sudah dikudeta oleh Dani Carvajal yang lebih muda.

Real Madrid sebagai kesebelasan ikonik dan merepresentasikan Spanyol di Eropa dan dunia maka sudah seharusnya dipimpin oleh didikan asli La Fabrica atau -setidaknya- asli dari Spanyol. Maka jika keduanya pindah, Real Madrid secara tidak langsung akan menghilangkan jati dirinya, paling tidak sebagiannya.

Belum lagi jika kita berbicara hitung-hitungan secara taktikal.

Siapapun tahu jika Sergio Ramos adalah salah salah satu palang pintu terbaik yang Real Madrid miliki saat ini. Sempat bermain di awal karirnya di posisi bek kanan, kini ia piawai memainkan peran sebagai bek tengah. Bahkan kerap kali diturunkan sebagai gelandang bertahan, baik oleh Ancelotti ataupun oleh Jose Mourinho.

Catatan statistiknya pun tidak main-main. Berdasarkan perbandingan pada laman Squawka, Sergo Ramos adalah bek terbaik di Real Madrid dengan memimpin dalam hal mencetak gol, operan sukses, membuat tekel sukses, potongan (interception), dan urusan memblok bola. Ia sendiri hanya kalah tipis dalam urusan sapuan (cleareance) oleh Varane yang digadang-gadang akan menjadi bek masa depan Real Madrid.

Klik dua kali untuk memperbesar gambar

Grafis perbandingan di atas sudah jelas mendeskripsikan peran sentral Ramos di Real Madrid. Tentu, kita jangan pernah melupakan perannya ketika merobek jala Coutois di Lisbon saat injury time di laga final Liga Champions 2014 lalu. Sejujurnya, jika tak ada gol sundulan Ramos, maka tak ada La Decima.

La Decima, sebagai salah satu impian sang presiden Florentino Perez selama bertahun-tahun dengan upaya menghambur-hamburkan ratusan juta euro demi mendaratkan pemain bintang, mustahil diraih tanpa gol penyama kedudukan dari Ramos di injury time dalam final Liga Champions 2014. Akan menjadi aib tersendiri bagi kepemimpinannya sebagai presiden di Los Merengues jika Perez tetap nekat menjual Ramos dan Iker.

Namun, sikap Perez yang acuh tak acuh nampaknya akan memuluskan langkahnya mendaratkan De Gea, melego Ramos dan membiarkan Iker pergi. Dulu ia pernah menjual Makelele demi mendapatkan Beckham, juga di Maria demi James. Jadi, menjual pemain penting demi mendapatkan pemain incaran adalah hal yang rutin baginya.

Hal tersebut mengingatkan kita kepada hijrahnya Angel di Maria dan Xabi Alonso yang merupakan elemen penting skuat La Decima saat awal musim 2014-15 lalu. Kemudian, apa para madridista akan mencoba ikhlas (kembali) jika kapten, wakil kapten sekaligus pahlawan La Decima mereka dilego untuk mendaratkan pemain bintang lainnya?

Tentu banyak yang menawab tidak rela, namun tidak sedikit juga yang merelakannya.

Tulisan diolah dari berbagai sumber

Komentar