Nkoudou dan Sayap yang Hendak Melesat

Berita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Nkoudou dan Sayap yang Hendak Melesat

Pertama, empat pemain kunci pergi secara cuma-cuma. Kedua, beberapa pemain kunci lainnya ramai dihubung-hubungkan dengan kepindahan ke kesebelasan-kesebelasan di luar Perancis. Kemudian sang pelatih kepala, yang kontraknya habis akhir bulan ini, menyepakati perpanjangan masa bakti satu musim lagi. Kabar baik lain pun mengikuti: untuk Andre Ayew yang telah pergi, Olympique de Marseille mendapat seorang pengganti.

Georges-Kévin Nkoudou Mbida lahir di Versailles dua puluh tahun lalu. Pemain Tim Nasional Perancis U-21 ini sempat menimba ilmu di akademi sepakbola Paris Saint-Germain, namun tidak bertahan lama di sana. PSG melepas Nkoudou muda karena mereka merasa sang pemain tidak cukup baik. Padahal kegagalan Nkoudou untuk menunjukkan diri bukan sepenuhnya salah sang pemain.

PSG melihat bakat Nkoudou ketika sang pemain bermain untuk FC Solitaires. Nkoudou, yang juga diminati satu kesebelasan lain, memilih PSG walau ia tidak direkrut penuh; Nkoudou hanya berlatih dua kali sepekan bersama PSG. Selebihnya, ia berlatih secara mandiri. Tidak secara rutin berlatih bersama rekan-rekan satu kesebelasan membuat Nkoudou tidak tampil maksimal dalam pertandingan. Dan PSG tidak pernah menawarkan kontrak penuh kepada Nkoudou karenanya.

“Mereka tidak ingin saya berintegrasi di pusat latihan,” ujar Nkoudou berkisah. “Saya ditawari berlatih di kesebelasan amatir, namun saya tidak tertarik. Saya memiliki kualitas yang lebih baik namun mereka tidak percaya. Mungkin tidak berlatih setiap hari bersama rekan-rekan saya menjadi alasan di balik keputusan mereka. Saya tidak pernah mendapat penjelasan mengapa mereka tidak menawarkan kontrak penuh.”

Dilepas Le Parisiens tidak membuat karir Nkoudou berakhir sebelum dimulai. Kepercayaan diri Nkoudou terbukti bukan bualan belaka. Pada usia 16 tahun, ia menjadi rebutan. Lille Olympique Sporting Club dan Football Club de Nantes sama-sama meminatinya. Nkoudou memilih Nantes karena kesebelasan tersebut, menurutnya, percaya kepada pemain muda.

Nkoudou terbukti benar. Tak perlu lama-lama ia membela kesebelasan muda. Tahun 2013 Nkoudou naik ke kesebelasan utama. Di pertandingan pertama Ligue 1 2013/14, Nkoudou menjalani debutnya. Ia bermain di satu menit terakhir saat Nantes menjamu Sporting Club de Bastia. Sedikit demi sedikit Nkoudou mengumpulkan jam terbang divisi tertinggi.

Di musim keduanya, Nkoudou bermain jauh lebih banyak. Sepanjang musim 2014/15 ia tampil dalam dua puluh delapan pertandingan Ligue 1; dua puluh dua laga lebih banyak dari musim pertamanya. Secara keseluruhan pemain keturunan Kamerun ini bermain selama 1.608 menit. Jumlah golnya sedikit; hanya dua. Jumlah assist-nya malah hanya separuhnya. Namun Nkoudou tetap mampu menarik perhatian kesebelasan-kesebelasan besar.

“Dalam dua atau tiga meter pertama ia memiliki daya ledak luar biasa,” ujar Samuel Fenillat, direktur pusat latihan Nantes. “Lebih penting lagi ia dapat mempertahankan kecepatannya. Ia dapat melakukan lari intensitas tinggi ini berulang kali. Ini sangat langka.”

Kecepatan menjadi andalan utama Nkoudou yang gemar bermain dekat garis tepi. Namun bukan itu saja yang mampu dapat ia tawarkan. Kekuatan tubuh atasnya yang baik membuat Nkoudou tidak mudah kalah dalam kontak fisik. Dan karenanya ia mampu mempertahankan bola dengan baik. Keunggulan-keunggulan itulah yang membuat nama Nkoudou tetap bersinar walau sumbangan golnya kecil dan hanya mampu membawa Nantes mengakhiri musim delapan angka di atas zona merah.

Liverpool dan Arsenal sempat mengikuti perkembangan permainannya, namun Nkoudou, yang mengaku suka dengan Premier League dan mendukung Barcelona, memilih kota pelabuhan Marseille sebagai pelabuhan barunya. Nkoudou ingin berkembang di tempat yang lebih tinggi namun belum berani ke luar negeri.

“Fakta bahwa Olympique de Marseille adalah kesebelasan besar memainkan peran penting dalam keputusan saya,” ujarnya setelah resmi menjadi pemain Marseille. “Saya tidak ingin pergi ke luar negeri dan memaksakan jalan karir saya. Saran dari orang-orang yang dekat dengan saya juga memainkan peran, terutama pendapat dari Benjamin Mendy dan Michy Batshuayi. Saya banyak memikirkannya dan saya harap saya membuat keputusan tepat.”

Mengingat dirinya gemar bermain di sayap kiri walau kaki kanannya lebih dominan, sulit untuk tidak melihat Nkoudou sebagai pengganti Andre Ayew. Lebih dari itu, keberadaan Nkoudou memberi Marcelo Bielsa lebih banyak pilihan.

Setelah Ayew bergabung dengan Swansea City dan Lucas Ocampos pulang ke AS Monaco, Bielsa praktis hanya memiliki dua orang penyerang sayap: Florian Thauvin yang angin-anginan dan Romain Alessandrini yang lebih sering duduk di bangku cadangan. Cepat dan kuat, Nkoudou tidak akan kesulitan bersaing dengan keduanya.

Kualitas permainan Nkoudou juga akan membuat dirinya mudah mengerjakan hal-hal yang Bielsa perintahkan. Tahan atau tidaknya Nkoudou secara rutin bertanding dengan intensitas permainan Si Gila, bagaimanapun, belum akan terjawab dalam waktu dekat.

Komentar