Rencana Dinasti "Megarinho"

Berita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Rencana Dinasti

Ketika Sir Alex Ferguson memutuskan pensiun melatih kesebelasan sepakbola, nama Jose Mourinho sempat mencuat untuk menggantikan posisi dirinya di kubu The Red Devils, julukan United. Mourinho diperkirakan bisa membangun dinasti layaknya Ferguson selama 27 tahun berkiprah di Stadion Old Trafford. Tapi pilihan Ferguson justru ditujukan kepada David Moyes, orang yang sama-samaberkebangsaan Skotlandia.

Mourinho sendiri kemudian memutuskan kembali menjadi manajer Chelsea. Ini menjadi episode kedua baginya bersama Chelsea. Sebelumnya ia pernah menjadi manajer Chelsea dari 2004 sampai 2007.

Kembalinya The Special One, julukan Mourinho, ke Kota London tidak langsung berjalan mulus. Pada musim 2013/2014 ia tidak mempersembahkan satu gelar pun bagi Chelsea. Baru pada 2014/2015 ini Mourinho memberikan dua gelar yakni juara Liga Primer Inggris dan Piala Liga.

Sebelum Mourinho kembali, The Blues cukup lama puasa gelar liga. Terakhir mereka memenangi Liga Primer Inggris pada 2009/2010, sedangkan Piala Liga dimenangi pada 2006/2007.

Atas keberhasilan Mourinho merebut dua gelar sekaligus maka pihak manajemen Chelsea bersiap menyodorkan kontrak baru untuknya. Dikabarkan jika nilai kontrak mencapai 30 juta poundsterling agar bisa mengikat The Special One sampai 2019. Dua asisten The Special One yakni Rui Faria dan Silvino Louro juga tidak luput dari ganjaran perpanjangan kontrak.

Berita dan cerita tentang Sir Alex Ferguson bisa disimak di sini sehingga membuat anda bernostalgia bersama kesuksesan jangka panjangnya bersama Manchester United.

Tentunya tawaran kontrak jangka panjang dengan harga mahal harus ditebus dengan keberhasilan yang semakin tinggi. Mourinho dibebani Roman Abramovich supaya bisa memberikan gelar Liga Champions yang kedua bagi kesebelasan asal London ini.

Mourinho memang sukses memberikan gelar domestik bagi John Terry dkk., namun ia masih belum sanggup meraih piala Liga Champions bagi Chelsea. Justru The Special One malah memberikan piala Liga Champions ketika masih membesut FC Porto pada 2003/2004 dan Internazionale Milan pada 2009/2010.

Satu-satunya gelar juara Liga Champions yang dimiliki The Blues justru diberikan Roberto Di Matteo pada 2011/2012. Padahal ia saat itu cuma menjabat sebagai caretaker meneruskan estafet kepelatihan dari Andre Villas-Boas yang dipecat sebagai manajer Chelsea.

Jadi transfer efektif menjadi salah satu siasat untuk meraih menjuarai Liga Champions musim depan. Mourinho tidak merahasiakan niatannya untuk menyegarkan skuat The Blues. Baru-baru ini dirinya berbicara tentang kesebelasannya membutuhkan setidaknya tiga pemain baru pada posisi bek, gelandang dan penyerang.

Dari tiga posisi tersebut The Special One paling menaruh perhatian di lini depan. Pasalnya ia membutuhkan penyerang pelapis Diego Costa setelah Didier Drogba memutuskan hengkang dari Stamford Bridge. Sehingga dirasa perlu menutupi penampilan gemilang Diego Costa yang sering bergelut dengan suspensi atau cedera.

Sebetulnya The Blues masih memiliki stok penyerang yakni Loic Remy, akan tetapi ia mulai ragu untuk bertahan di bawah asuhan Mourinho karena jarang mendapatkan kesempatan bermain. Penyerang asal Prancis tersebut cuma diberikan kesempatan 19 kali tampil di Liga Primer Inggris walau ketajamannya agak lumayan dengan tujuh gol.

Remy pun menjadi salah satu target utama Slaven Bilic, manajer baru Westham United. Sementara itu Chelsea terus dikaitkan dengan nama-nama penyerang lain seperti Gonzolo Higuain, Zlatan Ibrahimovic, Cristian Benteke, Charlie Austin, Stefan Jovetic dan tentu saja Radamel Falcao. Nama terakhir tersebut kian santer dikabarkan merapat dengan John Terry dkk. Apalagi secara terang-terangan Mourinho masih mengagumi Falcao kendati ia mengalami musim cukup buruk selama berseragam United satu musim belakangan ini.

"Dia adalah pemain yang saya ketahui, yang saya ikuti sejak bersama Atletico Madrid, dan jika saya bisa membantu Falcao mendapatkan levelnya, saya akan melakukan itu," ungkapnya seperti dikutip dari ESPN FC.

Transfer efektif untuk membagun kedalaman skuat berkualitas diyakini bakal memberikan keberhasilan Mourinho bersama Chelsea dalam jangka waktu ke depan. Kesuksesan tersebut merupan salah satu syarat agar ia bisa membangun dinastinya bersama The Blues, mungkin layaknya Ferguson bersama United.

Rencana pembangunan skuat lebih dalam secara efektif The Special One pun mendapatkan pujian dari mantan pemain sekaligus manajer Chelsea, Gianluca Vialli. Dirinya menganggap jika Mourinho merupakan manajer yang tepat untuk dijadikan pemimpin yang ditugaskan merealisasikan proyek jangka panjang Chelsea.

Mourinho telah membuktikan sebagai salah satu pelatih terbaik karena pernah sukses menjuarai empat liga berbeda yakni Portugal, Italia, Spanyol dan Inggris. Apalagi The Special One pernah mengaku sangat nyaman berada di Kota London.

"Dia mencintai London sehingga saya bisa melihat dia tinggal di Chelsea untuk waktu yang lama. mungkin tidak 27 tahun seperti Sir Alex Ferguson, tapi ia akan menetap untuk jangka panjang," ujar Vialli kepada Daily Mail.

Melihat kiprah serta kestabilan The Special One maka kontrak jangka panjang bisa memperpanjang kesuksesan karir Mourinho serta menambah kebanggaan para pendukung Chelsea. Tapi di sisi lain menjadi perpanjangan juga konflik (yang kadang menarik) dengan para manajer kesebelasan lain.

Perang urat syaraf merupakan hal biasa dilakukan dengan manajer Arsenal, Arsene Wenger. Akan tetapi bagaimana jika perdebatan Mourinho terlibat dengan Eddie Howe selaku manajer kesebelasan semenjana seperti Bournemouth?

Setidaknya untuk jangka waktu panjang Mourinho perlu mencermati masa lalu Dinasti Shang dari Cina yang berakhir dalam keadaan hina. Kendati mereka dianggap sebagai putra langit namun kedudukan terhormat malah dipakai untuk menggertak yang lemah, memubuat cap kejahatan tidak lepas ketika kepala mereka diarak pada bendera Taibai.

Perpanjangan kekuasaan Mou di Chelsea agaknya perlu ditindaklanjuti dengan tindak yang juga lebih menghormati manajer Liga Primer Inggris lainnya.

Lagi-lagi Fergie mungkin bisa dijadikan contoh. Setajam-tajamnya lidah Fergie, toh ia selalu menjamu manajer kesebelasan lawan dengan suguhan wine yang bagus dari koleksinya sendiri.

Komentar