Pekan Terakhir Serie A yang Menentukan Nasib Internazionale Milan

Berita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Pekan Terakhir Serie A yang Menentukan Nasib Internazionale Milan

Setelah lima musim beruntun menjuarai Serie A pada musim 2005 hingga 2010, Internazionale Milan belum lagi mengangkat trofi Serie A hingga saat ini. Sempat menjadi runner-up pada musim 2010/2011, empat musim berikutnya Inter terlempar dari persaingan juara.

Sejak musim 2011/2012, Inter selalu menyudahi liga di luar peringkat tiga teratas. Dan musim ini, Inter kembali terlempar dari kandidat juara setelah tampil tak sesuai harapan sepanjang musim. Padahal sejumlah pemain anyar telah didatangkan pada awal musim dan pertengahan musim. Kursi kepelatihan pun telah berpindah tangan dari Walter Mazzari ke Roberto Mancini.

Bahkan musim ini Inter terancam tak bisa berlaga di Europa League musim depan. Hal ini dikarenakan saat ini, Inter tertahan di peringkat delapan klasemen. Jika Sampdoria yang tiga poin berada di atasnya berhasil mencuri poin saat menghadapi Parma pada pekan terakhir Serie A, dapat dipastikan Inter tak bisa berlaga di Europa League musim depan.

Namun lain cerita jika Sampdoria ditaklukkan Parma pada pekan terakhir, dan Inter berhasil menumbangkan Empoli. Meskipun poin keduanya akan berakhir sama, 55 poin, Inter lebih unggul perihal head-to-head. Dalam dua pertemuan dengan Sampdoria, Inter dua kali menaklukkan kesebelasan yang bermarkas di Stadion Luigi Ferarris tersebut.

Sebenarnya, satu tiket Europa League ini milik Genoa FC jika melihat klasemen. Namun Genoa tak bisa mendapatkan tiket tersebut lantaran Genoa tak dinyatakan lolos dalam verifikasi untuk mendapatkan lisensi UEFA. Karena itulah tiket ini masih akan diperebutkan oleh Sampdoria dan Inter yang berebut peringkat tujuh.

Kembali pada Inter, berjuang untuk mendapatkan tiket Europa League hingga detik terakhir tentunya menjadi kemunduran bagi prestasi Inter Milan. Apalagi melihat skuat Inter saat ini yang sebenarnya cukup mumpuni untuk bersaing di papan atas Serie A.

Pada awal musim, sembilan pemain anyar didatangkan untuk menambah kekuatan kesebelasan yang dipresideni oleh pengusaha asal Indonesia, Erick Thohir, ini. Dari sembilan pemain tersebut, di antaranya adalah eks bek Manchester United, Nemanja Vidic.

Tak sampai di situ, bursa transfer musim dingin pun digunakan manajemen Inter untuk meningkatkan kualitas tim. Setelah mendatangkan Mancini, pelatih yang memberikan mereka tiga trofi Serie A, empat pemain baru direkrut di mana salah satunya adalah Xherdan Shaqiri yang dijuluki Messi dari Pegunungan Alpen.

Namun sejak awal kedatangannya, Mancini memang tak terlalu mempedulikan posisi di liga. Eks penyerang Lazio tersebut lebih mengincar tiket Liga Champions lewat menjuarai Europa League. Namun nyatanya, hal tersebut tak bisa mereka wujudkan setelah pada babak perdelapan final ditumbangkan wakil Jerman, Wolfsburg.

Maka tak heran penampilan Inter di liga melempem. Hingga 37 pertandingan, Inter hanya meraih 13 kemenangan. 13 hasil seri melengkapi 11 kekalahan yang dialami Inter sepanjang musim ini. Dan melihat situasi saat ini, Mancini patut menyesal.

Ketika target ke Champions League via Europa League tak tercapai, bermain di Europa League pada musim depan tentunya bisa sedikit menjadi pelipur lara Mancini dan Inter Milan. Namun untuk mewujudkan hal tersebut, Inter harus berharap pada hasil pertandingan di Stadion Luigi Ferraris kandang Sampdoria.

Lantas, akankah Inter meraih tiket Europa League di detik-detik terakhir Serie A? Semuanya akan terjawab pada pekan terakhir Serie A yang akan digelar pada Minggu, 31 Mei 2015, besok.

foto: forzaitalianfootball.com

Komentar