Ulang Tahun FIFA dan Kesehatan Mas Blatter....

Cerita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Ulang Tahun FIFA dan Kesehatan Mas Blatter....

FIFA adalah organisasi non-profit yang memiliki “cadangan dana” di bank sebesar 22 miliar dollar. FIFA adalah kuasa yang jauh lebih besar dari eksistensi hukum sebuah negara. FIFA adalah tentang kerajaan yang dibangun oleh seseorang yang dengan sabar, sejak 1975, menunggu tibanya saat ketika ia bisa menjadi raja: Joseph Blatter.

Tepat hari ini, 111 tahun yang lalu, delapan negara—Belgia, Denmark, Prancis, Jerman, Belanda, Spanyol, Swedia, dan Swiss—mendirikan badan sepakbola. Tujuan awalnya adalah mengawasi kompetisi atau pertandingan internasional antar federasi negara. Badan tersebut disingkat “FIFA” yang merupakan kepanjangan dari Federation Internationale de Football Association. Nama dalam bahasa Prancis, bukan Inggris.

Anda tahu, bukan, saat itu, hingga bertahuhn-tahun kemuudian, Inggris masih kelewat congkak untuk ikut-ikutan bergabung?

Badan Terbesar di Dunia

FIFA berbeda dengan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB/United Nations) di mana masih ada negara yang berpikir untuk tidak bergabung dengan PBB. Apa untungnya bergabung dengan PBB, toh jika tak ingin bersosialisasi dengan negara lain, Anda bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan PBB. Namun, hal berbeda terjadi pada FIFA, di mana negara-negara sulit melepaskan diri dari FIFA karena pengaruh besarnya.

Pengaruh yang dimaksud bukan karena FIFA memberi bantuan besar pada negara, melainkan FIFA merupakan satu-satunya badan yang mengurusi sepakbola dan diakui oleh 209 anggotanya. Hal ini sesuai dengan sifat sepakbola sebagai olahraga yang menganut prinsip pertandingan yang kompetitif. Tanpa FIFA, tidak ada yang bisa mengklaim siapa yang pantas menjadi juara dunia. Tanpa restu FIFA, orang paling kaya sepanjang sejarah sekali pun tak bisa bikin Piala Dunia.

Dari jumlah anggota, FIFA jauh lebih unggul dari PBB. Terdapat 209 federasi negara yang terdaftar sebagai anggota FIFA, bandingkan dengan hanya 193 negara yang terdaftar sebagai anggota PBB. Kalau boleh dibilang, FIFA jauh lebih “terpuji” karena memasukan Palestina sebagai federasi negara anggota. Dalam hal hubungan internasional, Palestina mendapatkan pengakuan dari negara lain yang juga anggota FIFA.

Berdasarkan worldmeters, terdapat 54 negara atau wilayah yang tidak tergabung dengan PBB. Negara atau wilayah tersebut umumnya negara persemakmuran seperti Puerto Rico, Gibraltar, Macau, dan Faroe Island. Sementara negara-negara tersebut malah tergabung sebagai anggota FIFA. Ini yang membuat jumlah anggota FIFA terlihat lebih banyak, karena mereka turut memasukkan wilayah yang dikuasai negara lain, macam Faroe Island yang berada dalam wilayah otonomi Denmark.

Punya Pengadilan Sendiri

WC

Pada Piala Dunia 2010 yang dihelat di Afrika Selatan, FIFA mensyaratkan negara penyelenggara untuk membentuk pengadilan khusus selama Piala Dunia. Tugas pengadilan khusus dengan nama “FIFA World Cup Court” ini untuk menangani kejahatan selama Piala Dunia 2010 dengan cepat, efisien, dan “siap memberi contoh untuk sistem peradilan yang lamban”.

Soal pengadilan ini kemudian dicibir John Oliver dalam Last Week Tonight yang disiarkan HBO. John yang kala itu tengah membahas FIFA dan Sepp Blatter, mencontohkan sebuah peristiwa di mana dua warga Zimbabwe yang merampok wartawan asing, dihukum 15 tahun penjara. “Mereka mencuri pada Rabu, ditahan pada Kamis, dan hukuman 15 tahun penjara (diumumkan) pada keesokan harinya. Itu benar-benar cepat,” kata Oliver.

Ia melanjutkan, “Ini seperti Anda memesan chinese food, lalu tiba-tiba diantarkan lima menit kemudian. Terimakasih banyak, tapi itu terlalu cepat. Anda tidak punya waktu untuk membuat ini sebagaimana mestinya.”

Terdapat 56 pengadilan khusus yang berdiri selama Piala Dunia 2010. Memang, tujuan FIFA adalah memberikan kenyamanan terutama bagi turis asing. Lagipula tidak ada yang salah dengan pembuatan pengadilan ini. Hal yang menjadi masalah adalah cara FIFA yang seolah membedakan masyarakat Afrika Selatan, atau Afrika pada umumnya, dengan turis asing Eropa atau Amerika yang menjadi penonton di Piala Dunia 2010. Karena, tentu saja, tujuan pengadilan tersebut untuk mengadili mereka yang “mengganggu” ketertiban Piala Dunia itu sendiri.

Menjual Bir Sesuka Hati


Agaknya Indonesia tidak akan pernah bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia. Haram! (Sumber gambar: lacpress.com)

FIFA menganggap dirinya sebagai organisasi independen yang tidak mendapatkan bantuan dana dari manapun, kecuali dari hasil sponsoship dan komersial. Dengan hidup yang ditunjang oleh dana dari sponsor, mau tidak mau FIFA mesti mendahulukan kepentingan sponsor.

Salah satu contohnya saat Piala Dunia 2014 di mana mereka melangkahi aturan nasional soal alkohol di Brasil. Pada 2003, pemerintah Brasil melarang kehadiran alkohol di stadion. Pasalnya, terdapat jumlah kematian yang tinggi karena suporter yang berada dalam pengaruh alkohol.

Namun, FIFA melangkahi aturan tersebut karena ngotot menjual alkohol. Pasalnya, Budweiser, produsen alkohol, kadung menjadi sponsor utama FIFA di Piala Dunia 2014.

“FIFA terlihat gelisah dan berusaha melindungi Budweiser dari aturan yang berusaha melindungi masyarakat. Ini sebabnya Jerome Valcke datang ke Brasil dengan pesan sederhana: Maaf, mungkin aku terlihat arogan, tapi hal itu (penjualan alkohol) bukanlah sesuatu yang kami negosiasikan,” kata Oliver sembari meniru gaya bicara Valcke, “Peduli amat dengan aturan kesehatan di negara mu. Mungkin itu yang mau diungkapkan Valcke.”

Dengan gaya bercanda, Oliver mengatakan bahwa alkohol masih bisa diterima akal sehat. Namun, bagaimana, misalnya, jika FIFA bekerjasama dengan perusahaan kokain dan gergaji mesin?

Untuk diketahui, FIFA sama sekali tidak mau mundur soal penjualan bir di stadion ini. Mereka ngotot sengotot-ngototnya, dan memaksa pemerintah Brazil untuk membuat pengecualian, atau bahkan amandemen, agar pasal dalam hukum Brasil yang melarang penjualan alkohol di sekitar stadion bisa dihapus, atau ditunda, atau dikecualika, selama gelaran Piala Dunia 2014. Pokoke kudu!

Brazil tak berdaya. Karena FIFA ngotot luar biasa, Brasil akhirnya mempertimbangkan hal itu. Dan melalui proses yang lumayan alot, akhirnya Presiden Dilma Roussef menandatangani aturan yang mengizinkan penjualan bir di Piala Dunia 2014.

Semua demi FIFA yang Maha Besar dan Budweiser yang Mulia nan Agung!

Blatter Presiden Selamanya

Joseph Blatter sudah ada di FIFA sejak 1975, bahkan Ronaldinho saat itu belum lahir. Jika tahun ini terpilih lagi, Blatter akan mengikuti jejak Jules Rimet dan Joao Havelange yang memimpin FIFA lebih dari 15 tahun.

Sejak 1974, hanya ada dua pria yang meminpin FIFA: Havelange dan Blatter. Kuasa Havelange begitu besar dalam memimpin FIFA selama 24 tahun, sebuah hal yang bukan tidak mungkin diulangi Blatter.

Banyak yang menentang naiknya kembali Blatter dalam pemilihan presiden yang kelimanya ini. Salah satunya Diego Maradona. Bintang Argentina tersebut menyatakan bahwa Blatter telah membuat kerusakan pada sepakbola. “Saatnya bagi dia untuk mundur, dan biarkan kami memperbaiki sepakbola,” seru Maradona.

Blatter sepertinya akan melenggang mulus pada pemilihan presiden dalam kongres FIFA ke-65 yang dilangsungkan akhir bulan ini di Zurich. Sejumlah konfederasi seperti AFC beserta anggotanya, termasuk PSSI, menyatakan diri bahwa mereka mendukung Blatter. Selain itu, calon lawan Blatter macam Luis Figo, Pangeran Ali, dan Michael van Praag kurang begitu terdengar. Sepertinya sukar untuk menandingi kuasa lelaki berusia 79 tahun ini.

Penulis berharap Blatter meletakan jabatannya, sebelum ia “diturunkan paksa” oleh kekuatan lain di luar dirinya, termasuk mungkin oleh FBI yang menyelidiki soal Piala Dunia 2022.

Hati-hati, mas Blatter. Kesehatanmu itu loh, mz....



Komentar