Manchester United, Pelarian yang Tepat untuk Bale?

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Manchester United, Pelarian yang Tepat untuk Bale?

Oleh : Aun Rahman 

Tendangan voli Alvaro Morata menghujam keras tanpa bisa dihalau Iker Casillas. Bagi Juventus, gol tersebut teramat berarti karena bukan cuma menjadi penyama kedudukan, tapi memberi rasa frustasi bagi Real Madrid.

Los Blancos begitu kesulitan menembus pertahanan ketat Juventus. Rasa kesal itu kian memuncak setelah pemain termahal dunia, Gareth Bale, bermain tidak sesuai harapan. Pada leg pertama, Bale gagal menghadang gerak Andrea Pirlo. Sementara itu, pada leg kedua, Bale sukses membuat Cristiano Ronaldo gusar karena tidak mendapatkan umpan. Bale dianggap kerap menyianyiakan peluang yang semestinya diambil Ronaldo.

Bale seakan menghilang. Perannya tidak terlalu mencolok. Bahkan, ball boy yang berurusan dengan Patrice Evra pada pertengahan pertandingan muncul lebih lama di televisi dibanding dirinya.

Musim ini, Bale seperti menjadi pesakitan. Ia disiuli dan diteriaki oleh Madridista. Bukan hanya di dalam lapangan, tapi intimidasi pun sudah menjalar ke luar lapangan. Fans kerap memaki dan meneriaki Bale tiap kali meninggalkan stadion atau kamp latihan. Meski pelatih Madrid, Carlo Ancelotti, menegaskan Bale akan dipertahankan, tapi sikap fans seakan menjadi pertanda bahwa pintu keluar dari Santiago Bernabeu telah terbuka lebar.

Sejumlah kesebelasan mencoba merayu pemain termahal di dunia tersebut untuk bergabung. Kebanyakan dari mereka, berasal dari daratan Inggris, mulai dari Juara Liga Inggris musim ini Chelsea, hingga mantan klub Bale sebelum terbang ke Madrid, Tottenham Hotspur. Bahkan, manajer Spurs, Mauricio Pochettino, menyebutkan bahwa Bale akan kembali disambut hangat di White Hart Lane. Dan satu lagi yang disebut sebut berhasrat memakai jasa Bale yakni pemilik 20 gelar Liga Inggris, Manchester United.

(Andai) Bergabung ke United

Setelah berhasil memastikan diri kembali berlaga di kompetisi Eropa, Louis Van Gaal mempersiakan armadanya agar bisa berbuat banyak pada musim depan. Bahkan “Sang Meneer” menegaskan bahwa United akan kembali ke jalur yang benar dengan kembali meraih gelar pada musim keduanya. Untuk itu, Van Gaal sudah menyiapkan proyek pembelian pemain bernilai ratusan juta pounds. Nama-nama yang diincar mulai dari Ilkay Gundogan, Mats Hummels, Asmir Begovic, hingga Gareth Bale.

Pertanyaan besarnya adalah apakah dengan kondisi yang tidak mendukung di Madrid, Manchester United adalah jalan keluar yang tepat bagi Bale?

Andai Bale pindah ke Old Trafford, jelas hal tersebut akan menjadi de javu bagi penggemar di Theatre of Dreams. Bale jelas akan mengingatkan pendukung The Red Devils kepada legenda mereka yang kini menjadi asisten manajer, Ryan Giggs.

Selain itu, sudah bukan rahasia lagi jika Bale amat mengaggumi Giggs. Faktanya, Bale merupakan penerus Giggs di kesebelasan negara Wales. Selain menambah amunisi dan opsi taktik, United pun bisa memanfaatkan sisi komersial yang dimiliki Bale.

Kadatangan Bale belum tentu menjadi hal yang positif, banyak aspek lain yang mesti diperhatikan.

MU resmi menggaet top skorer Eredivise, Memphis Depay. Dengan usianya yang masih muda, Depay diprediksi akan berkembang menjadi pemain yang lebih baik lagi di masa mendatang. Depay akan menambah amunisi pemain sayap yang sudah ditempati Antonio Valencia, Ashley Young, Juan Mata, dan rekan setim Gareth Bale di Madrid, Angel Di Maria. Opsi pemain memang menjadi lebih banyak, tapi berpotensi menyingkirkan pemain lain.

Sisi komersial Bale diperkirakan mendatangkan keuntungan finansial dari penjualan kostum dan merchandise. Namun, gaji Bale yang selangit ditakutkan mengganggu struktur keuangan United. Pasalnya, terdapat sejumlah nama yang bergaji besar. Bek muda Luke Shaw sekalipun dibayar 160 ribu pounds tiap pekan.

Salah satu alasan menurunya penampilan Bale, disebut sebut dikarenakan dirinya tidak menjadi poros permainan tim, karena di Real Madrid sudah ada pemain terbaik dunia tiga kali Cristiano Ronaldo yang menjadi pemeran utama. Di Santiago Bernabeu, Bale menjadi sosok figuran, padahal di tim sebelumnya, Tottenham Hotspur Bale adalah bintang utama. Hijrah ke Manchester United belum tentu menjadi jaminan Bale akan mendapatkan peran utama karena di sana sudah ada Wayne Rooney yang menjadi sosok sentral bahkan kapten tim.

Kesulitan bahasa dan budaya jelas menjadi pemicu lain keinginan Bale kembali ke tanah Britania. Cemoohan dari fans Madrid jelas yang paling menjadi alasan Bale tidak betah di Spanyol. Akan tetapi bukankah pria sejati tidak akan meninggalkan perang tanpa bertarung terlebih dahulu? Akan lebih baik jika Bale pergi dengan terhormat, dengan membuktikan dirinya layak dihargai begitu mahal oleh Madrid.

Penulis bisa ditemui di twitter lewat akun @aunrrahman


Sumber gambar: dailymail.co.uk

Komentar